View
13
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
17
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
1. Teori Sinyal
Menurut Brigham dan Hauston, isyarat atau sinyal merupakan
suatu tindakan yang diambil bank syariah untuk memberi petunjuk
bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
bank syariah. sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
informasi yang dikeluarkan oleh bank syariah merupakan hal yang
penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar
bank. informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakikatnya menyajikan catatan atau gambaran serta
keterangan, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang
akan datang bagi kelangsungan hidup bank syariah dan bagaimana
efeknya pada bank syariah tersebut.1
Teori sinyal ini membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal
keberhasilan atau kegagalan managemen (agent) disampaikan kepada
pemilik modal (principle). Penyampaian laporan keuangan dapat
dianggap sebagai sinyal, yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat
sesuai dengan kontrak atau belum. Teori sinyal juga memprediksikan
1 Eungene F Brigman dan Joel F Houaton, “Manajemen Keuangan”, (Jakarta: Erlangga,
2001), , hlm. 36.
18
bahwa pengumuman efek pada harga saham dan kenaikan deviden
adalah positif.2
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang dapat
menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan
lain. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi
privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati investor dan
pemegang saham khususnya jika informasi tersebut merupakan berita
baik (good news). Manajemen juga berminat menyampaikan informasi
yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan
meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan. Beberapa penelitian
akademik menunjukkan semakin besar perusahaan makin banyak
informasi sukarela yang disampaikan. Pengungkapan yang bersifat
sukarela merupakan sinyal positif bagi perusahaan.3
Berbanding lurus dengan penelitian ini, teori sinyal berguna
agar menampilkan rasio keuangan pada laporan keuangan agar
pengguna laporan keuangan tertarik berinvestasi. Rasio keuangan
2 Yeye Susilowati, “Reaksi Signal Rasio Profitabilitas Dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Return Saham Perusahaan Profitability And Solvability Ratio Reaction Signal Toward Stock
Return Company”, Vol. 3, No. 1, (Mei 2011), hlm 21. 3 Cahyani Nuswandari, ”Pengungkapan Pelaporan Keuangan Dalam Perspektif
Signalling Theory”, Vol. 1 No. 1, (2009), hlm 55-56.
19
ROA pada suatu bank umum syariah yang tinggi menunjukan kinerja
bank itu baik dan profitabilitas bank tersebut tinggi,4 sehingga dengan
profitabilitas tinggi itu memperbesar nisbah bagi hasil deposito
mudharabah. Pengguna laporan keuangan akan tertarik untuk
melakukan investasi apabila suatu bank umum syariah memiliki rasio
keuangan yang tinggi atau besar di laporan keuangannya.
2. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan
bank konvensional. Bank syariah memberikan layanan bebas bunga
kepada para nasabahnya. Dalam sistem operasional bank syariah,
pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk
transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang
diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang dibayar
kepada penyimpan dana di bank syariah.
Bank syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak
investor yang mengivestasikan dananya di bank kemudian selanjutnya
bank syariah menyalurkan dananya kepada pihak lain yang
membutuhkan dana. Investor yang menempatkian dananya akan
mendapatkan imbalan dari pihak bank dalam bentuk bagi hasil atau
bentuk lainnya yang disahkan dalam syariah Islam. Bank syariah
menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan pada
umumnya dalam akad jual beli dan kerja sama usaha. Imbalan yang
4 Ayukha Asna Levia dan Sri Sulasmiyati, “Analisis Komparasi Kinerja Perbankan
Terbesar Di Indonesia Dan Malaysia”, Vol. 51, No. 2, (Oktober 2017), hlm 43.
20
diperoleh dalam margin keuntungan, bentuk bagi hasil, atau bentuk
lainnya sesuai dengan syariah Islam5
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 21 tahun 2008
menjelaskan bahwa perbankan syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya
dan telah menetapkan dua jenis bank syariah di Indonesia, yaitu BUS
dan BPRS.6
Tabel 2.1
Produk dan Jasa Bank Syariah
PENGHIMPUN PENYALURAN JASA
KEUANGAN
Prinsip Wadiah
1. Giro
2. Tabungan
Prinsip Jual Beli
1. Murabahah
2. Istishna
3. Salam
4. Ijarah
Jasa Keuangan
1. Wakalah
2. Kafalah
3. Hiwalah
4. Rahn
5. Qardh
6. Sharf
Prinsip
Mudharabah
1. Deposito
2. Tabungan
Prinsip Bagi Hasil
1. Mudharabah
2. Musyarakah
Sumber : Umam dan Utomo. 2017. (Diolah oleh peneliti)
5 Ismail, “Perbankan Syariah”, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2011), hal 31-32. 6 Bambang Rianto Rustam, “Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia”,
(Jakarta : Salemba Empat, 2013), hlm 30.
21
3. Investasi Dalam Perspektif Islam
Investasi dalam bahasa Inggris di sebut invest, dalam kamus
ekonomi dan bisnis disebut dengan investment, dalam bahasa arab
disebut dengan ra’sul mall. Investasi menurut Suparmoko adalah
pengeluaran yang ditujukan untuk mempertahankan persediaan
(capital risk). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan
di masa mendatang.7
Menurut Kasmir dan Jakfar investasi dapat diartikan sebagai
penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu
relatif panjang dalam berbagai bidang usaha atau proyek yang
membutuhkan dana dengan tujuan memperoleh keuntungan. Menurut
Maharani investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang-barang
modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk
mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam
perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang-
barang dan jasa di masa depan.8
Dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi secara umum
memiliki arti bahwa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
keuangan dan ekonomi dengan suatu harapan dapat mendapatkan
keuntungan pada masa yang akan datang.
7Lidia Desiana dan Aryanti, “Manajemen Keuangan Bank Syariah (Teori dan Evaluasi)”,
(Palembang : Noer Fikri, 2017) hlm 265. 8Elif Pardiansyah, “Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis dan
Empiris”, Volume 8, Nomor 2, (2017), hlm 340.
22
Pengertian investasi dalam Islam, pada dasarnya ialah aktivitas
aktif ekonomi syariah. Karena dalam Islam setiap harta ada batasannya
atau mencapai batasan (nishab) ada zakatnya, paling tidak harta
tersebut disedekahkan, karena anjuran Al-Quran “setiap hartamu ada
juga terdapat bagian orang lain yang berhak menerimanya”. Maka
jika harta tersebut didiamkan maka lambat laun akan termakan oleh
zakat.
Ada beberapa faktor yang menjadi dominasi investasi dalam
Islam. Pertama akibat implementasi mekanisme zakat maka asset
produktif dimiliki seseorang dalam jumlah tertentu akan selalu
dikenakan zakat, sehingga akan mendorong pemiliknya melakukan
investasi. Sejalan dengan pemahaman ini sebenarnya perbedaan
mendasar investasi dalam Islam dalam membahas perilaku simpanan
dan investasi, dalam investasi lebih bersumber dari harta kekayaan
yang dalam investasi dibatasi oleh defenisi bagian dari sisa pendapatan
setelah dikurangi konsumsi. Kedua, aktivitas investasi dilakukan lebih
bedasarkan motif social yaitu membantu sebagian masyarakat yang
memiliki modal namun tidak memiliki kemampuan dalam mengelola
modal tersebut atau menjalankan usahanya. Jadi investasi dalam Islam
bukan hanya dilakukan oleh faktor materil saja tapi dipengaruhi oleh
23
faktor syariah/syariah compliant dan faktor social/kemaslahatan
ummat.9
Prinsip-prinsip umum investasi syariah antara lain10 :
a. Pembiayaan dan ivestasi hanya dapat dilakukan pada asset atau
kegiatan usaha yang halal, tayyib, tidak membahayakan,
bermanfaat dan merupakan kegiatan usaha yang spesifik dan dapat
dilakukan bagi hasil dari manfaat yang timbul.
b. Prinsip transparansi guna menghindari kondisi yang ghrar (sesuatu
yang tidak diketahui pasti akan kebenarannya) dan berbabu maisir.
c. Prinsip keadilan dan persamaan kebijakan pengambilan
keuntungan senantiasa diarahkan pada suatu kegiatan bisnis yang
berorientasi pada pendekatan proses dan cara yang benar dalam
memperoleh keuntungan, bukan pendekatan yang semata
mengedepankan besarab nominal hasil keuntungan yang diperoleh.
d. Dari segi penawaran (supply) maupun permintaan (demand),
pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) maupun bursa
self regulating organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal
yang menyebabkan gangguan yang disengaja atasa mekanisme
pasar.
9 Ar Royyan Ramly, “Prinsip Dan Strategi Ukuran Investasi”, Volume IX, No. 2, (Juli –
Desember 2017), hlm 139-140. 10 Lidia Desiana dan Aryanti, Op.cit., hlm 187-188.
24
4. Bagi Hasil
Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah di
lakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak
nasabah dan pihak bank syariah. Dalam hal terdapat dua pihak yang
melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yang dilakukan
oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi
masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian. Pembagian
hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan
nisbah.11
Menurut Ascarya bagi hasil adalah sistem pembagian hasil
usaha dimana pemilik modal bekerjasama dengan pemilik modal untuk
melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan
keuntungan maka dibagi berdua dan ketika mengalami kerugian
ditanggung bersama pula. Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan
dan tidak ada pihak yang tereksploitasi.12
Metode perhitungan bagi hasil akan berbeda tergantung pada
dasar perhitungan bagi hasil, yaitu bagi hasil yang dihitung
menggunakan konsep revenue sharing dan bagi hasil dengan
menggunakan profit/loss sharing.13
11 Ismail, “Perbankan Syariah”, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2011) hlm 95-96. 12 Evi Natalia, Moch. Dzulkirom Ar Dan Sri Mangesti Rahayu, “Pengaruh Tingkat Bagi
Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan
Deposito Mudharabah (Studi Pada Pt. Bank Syariah Mandiri Periode 2009-2012)”, Vol. 9 No. 1,
(April 2014), hlm 3. 13 Ismail, Op.cit., hlm 98.
25
a. Revenue Sharing
Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan revenue
sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas
penjualan atau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi
dengan biaya. Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung dengan
mengalihkan nisbah yang telah di setujui dengan pendapatan bruto.
b. profit/loss sharing
Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan
profit/loss sharing adalah perhitugan bagi hasil yang didasarkan
kepada hasil bersih total pendapatan setelah dikurangi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Sistem profit/loss sharing dalam pelaksanaannya
merupakan bentuk perjanjian kerja sama antara pemodal (investor)
dan pengelola modal dalam menjalankan kegiatan usaha diantara
keduangan akan terikat kontrak. Jika mendapat keuntungan akan
dibagi sesuai nisbah yang telah di tetapkan sesuai perjanjian
diawal.
Adapun nisbah bagi hasil merupakan presentase tertentu
yang disebutkan dalam akad kerja sama usaha (mudharabah dan
musyarakah) yang telah disepakati antara bank dan nasabah
investor. Karakterisktik nisbah akan berbeda-beda dilihat dari
beberapa segi antara lain14:
14 Ibid., hlm 97.
26
a. Presentasi nisbah antar bank syariah akan berbeda, hal ini
tergantung pada kebijakan masing-masing bank syariah.
b. Presentase nisbah akan berbeda sesuai dengan jenis dana yang
dihimpun. Misalnya, nisbah antara tabungan dan deposito akan
berbeda.
c. Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh pada
besarnya persentase nisbah bagi hasil. Misalnya, nisbah untuk
deposito berjangka dengan jangka waktu satu bulan akan
berbeda dengan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga
bulan dan seterusnya.
5. Deposito Mudharabah
Deposito menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
adalah simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah
penyimpanan dengan bank.15
Deposito menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara
nasabah penyimpan dan banj syariah atau Unit-Unit Syariah (UUS).
Aplikasi akad mudharabah secara teknis dalam deposito dapat
kitaa baca dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Ni. 10/14/DPbS
15 Ismail, “Akuntansi Bank (Teori dan Aplikasi dalam Rupiah)”, (Jakarta : Prenadamedia
Group, 2010), hlm 66.
27
tertanggal 17 Maret 2008, yang merupakan ketentuan pelaksana dari
PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan dana serta pelayanan jasa
bank syariah, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.
10/16/PBI/2008.
Dalam kegiatan penghimpunan dana dalam deposito atas dasar
akad mudharabah berlaku persyaratan sebagai berikut16 :
a. Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah
bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal).
b. Pengelola dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-batasan
yang ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah muqayyadah) atau
dilakukan dengan tanpa batasan-batasan dari pemilik dana
(mudharabah mutlaqah).
c. Bank wajib menjelasakan kepada nasabah mengenai karakteristik
produk, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi
produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah.
d. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan atas pembukaan
dan penggunaan produk tabungan dan deposito atas dasar akad
mudharabah dalam bentuk perjanjian tertulis.
e. Dalam akad mudharabah muqqayyadah harus dinyatakan secara
jelas syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh
nasabah.
16 Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, “Perbankan Syariah”, (Jakarta : Rajawali
Pers, 2017), hlm 95.
28
f. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati.
g. Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu
yang disepakati.
h. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya
pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan
transaksi dan saldo rekening pembukaan dan pentupan rekening.
i. Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah
tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.
Berikut ini adalah skema deposito mudharabah 17
Gambar 2.1
Skema Deposito Mudharabah
3
4
Sumber : Ismail. 2011.
17 Ismail, “Perbankan Syariah”, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2011) hlm 94.
BANK
SYARIAH
PEMBIAYAAN
NOMINAL
DEPOSITO
NASABAH
PENDAPATAN
NOMINAL
DEPOSITO
Akad Deposito Mudharabah
% Nisbah Bagi Hasil
% Nisbah Bagi Hasil
1 2
6
5
3
29
Keterangan :
a. Nasabah investor menempatkan dananya dalam bentuk deposito
mudharabah.
b. Bank Syariah menyalurkan dana nasabahn investor dalam bentuk
pembiayaan.
c. Bank syariah akan menghitung bagi hasil atas dasar revenue
sharing, yaitu pembagian bagi hasil atas dasar pendapatan sebelum
dikurangi biaya.
d. Pada tanggal valuta, yaitu tanggal penempatan deposito, nasabah
akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah
diperjanjikan.
e. Pada saat jatuh tempo, maka dana nasabah akan dikembalikan
seluruhnya.
6. Suku Bunga
Bunga adalah balas jasa yang diberikan oleh pihak bank
(konvensional) untuk nasabah yang memiliki simpanan dan dibayarkan
nasabah yang memiliki pinjaman kepada bank. Bunga sendiri adalah
pengambilan tambahan sebagai syarat yang harus dibayarkan oleh
peminjam kepada pemberi pinjaman diluar biaya pokok.18
Miller menyatakan bahwa bunga adalah sejumlah dana, dinilai
dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur), sedangkan
suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Harga
18 Lidia Desiana dan Aryanti, “Manajemen Keuangan Bank Syariah (Teori dan
Evaluasi)”, (Palembang : Noer Fikri, 2017) hlm 23.
30
sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya
dinyatakan sebagai presentase tahunan sari jumlah nominal yang
dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk
menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan salah satu variable
dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena
dampaknya yang luas.
Bunga mempengaruhi secara langsung hehidupan masyarakat
keseharain dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan
perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta
tabungan. Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan
suku bunga yaitu :
a. State ratea dalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah
pokok pinjaman untuk menghitung beban bunga.
b. Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan
menyesuaikan stated rate untuk jumlah periode pertahun dan
jumlah pokok yang benar-benar dipinjam.
c. Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak
keuangan yang memenuhi tiga syarat : jumlah seluruhnya yang
benar-benar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar kembali
pada akhir tahun beserta bunga. Definisi pertama, stated rate,
mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak. Definisi
kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka waktu kontrak
untuk menghitung ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi
31
ketiga, yield, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk
menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang
ditentukan secara jelas.19
Beberapa istilah bunga yang biasa diterapkan antara lain :
a. Sistem Bunga Flat (Flat Interest)
Bunga Flat adalah bunga yang istem pembayaran utang
pokok dan bunga kredit jumlahnya akan sama setiap bulannya.
Perhitungan ini berdasarkan presentase bunga dikalikan pokok
pinjaman awal. Bunga flat biasanya digunalkan untuk pinjaman
jangka pendek dan kredit kendaraan
b. Sistem Bunga Efektif (Sliding Interest)
Sistem bunga efektif adalah besar bunga dihitung
berdasarkan nilai pokok yang belum dibayar dan dilakukan
setiap akhir periode angsuran. Nilai bunga yang dibayar akan
semakin mengecil sehingga angsuran perbulan juga semakin
menurun. Namun tidak berarti bunga efektif akan lebih rendah
dari bunga flat. Bunga efektif biasanya diberlakukan untuk
kredit jangka panjang sehingga jumlahnya biasanya lebih besar
dari bunga flat.20
19 Cecep Taufiqurrochman, “Seluk Beluk Tentang konsep Bunga Kredit Bank”, Jurnal
Kebangsaan, Vol.2, No.3, (Januari 2013), Hlm 13. 20 Lidia Desiana dan Aryanti, Op.cit., hlm 24.
32
7. Return On Asset (ROA)
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan
bersih yang di peroleh dari pengguna aktiva. Dengan kata lain ,
semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam
memperoleh keuntungan bersih. Hal iniselanjutnya akan meningkatkan
daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik
perushaan menjadikan perusahaan terebut makin diminati investor,
karena tingkat pengambilan akan semakin besar.21
Kemampuan bank syariah dalam memperoleh laba tercermin
dalam laporan keuangan bank syariah itu sendiri. ROA memfokuskan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas dalam
kegiatan operasinya. Pada penelitian ini rasio profitabilitas yang
digunakan adalah ROA.
Salah satu faktor dipilihnya rasio ini mengingat keuntungan
yang diperoleh dari penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat
efisiensi usaha suatu bank syariah. Semakin besar ROA suatu bank
syariah, maka semakin besar pula keuntungan yang dicapai oleh bank
syariah tersebut, serta semakin baik posisi penggunaan aset di dalam
suatu bank.
21 Lidia Desiana dan Fernando Africano, “Analisis Laporan Keuangan (Teori dan
Pemahaman Materi)”, (Palembang : Noer Fikri, 2017), hlm 216.
33
Profitabilitas diukur dengan menggunakan indikator rasio
ROA, dengan rumus :
ROA = Laba Sebelum Pajak X 100%
Total Aktiva
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/ DPNP tanggal 31 Mei
2004 membagi kriteria Return on Asset (ROA) dalam 5 interval
peringkat sebagai berikut :22
Tabel 2.2
Kriteria Penilaian Peringkat ROA
TINGKAT KETERANGAN
ROA ≥ 1,5% Sangat Sehat
1,25% ≤ ROA < 1,5% Sehat
0,5% ≤ ROA < 1,25% Cukup Sehat
0 % ≤ ROA < 0,5% Kurang Sehat
ROA ≤ 0% Tidak Sehat
Sumber : Musyarofatun. 2013.
Sehingga peneliti menggunakan rasio ROA sebagai variabel
intervening dalam melakukan penelitian ini karena diharapkan rasio
ROA dapat mempengaruhi secara tidak langsung variabel suku bunga
dengan variabel bagi hasil deposito mudharabah.
22 Lia Dwi Musyarofatun, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas
Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Magelang”, (2013), hlm 61.
34
B. PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa hasil dari penelitian terdahulu yang digunakan sebagai
bahan perbandingan dalam melakukan penelitian sebagai berikut :
Tabel 2.3
Penelitian terdahulu
No Nama dan Judul
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
1 Andryani Isna K
dan Kunti Sunaryo,
(2012) ,“Analisis
Pengaruh Return
On Asset, BOPO,
Dan Suku Bunga
terhadap Tingkat
Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah Pada
Bank Umum
Syariah”.23
Return on Asset
(ROA), BOPO,
dan suku bunga
secara bersama-
sama
berpengaruh
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
mudharabah.
1. Variabel
Dependen :
Tingkat Bagi
hasil Deposito
Mudharabah.
2. Objek penelitian
adalah Bank
Umum Syariah.
3. Data yang di
kelola
menggunakan
aplikasi program
SPSS.
1. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Variabel
Intervening.
2. Peneliti
terdahulu
menambahkan
Variabel
Independen :
BOPO.
3. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Metode Analisis
Jalur.
2 Wulandari Nur
Cahyani, Syaikhul
Falah, dan Ratna
Yulia Wijayanti
ROA, ROE,
Suku Bunga
secara bersama-
sama tidak
1. Variabel
Dependen :
Tingkat Bagi
hasil Deposito
1. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Variabel
23 Andryani Isna K dan Kunti Sunaryo, “Analisis Pengaruh Return On Asset, BOPO, Dan
Suku Bungaterhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah”
Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta, urnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 11, (2012).
35
(2017), “Analisis
Pengaruh ROA,
ROE, Bopo Dan
Suku Bunga
Terhadap Tingkat
Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah Pada
Perbankan
Syariah”.24
berpengaruh
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
mudharabah
dan BOPO
berpengaruh
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
mudharabah.
Mudharabah.
2. Objek
penelitian
adalah Bank
Umum Syariah.
3. Data yang
dikelola
menggunakan
aplikasi
program SPSS.
Intervening.
2. Peneliti
terdahulu
menambahkan
Variabel
Independen :
ROE dan
BOPO.
3. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Metode
Analisis Jalur.
3 Glenda
Kalengkongan
(2013), “Tingkat
Suku Bunga Dan
Inflasi
Pengaruhnya
Terhadap Return
On Asset (ROA)
Pada Industri
Perbankan Yang
Go Public Di Bursa
Efek Indonesia”.25
Tingkat suku
bunga dan
inflasi secara
simultan
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
profitabilitas
yang diukur
dengan ROA.
1. Variabel
Independen :
Suku Bunga
Variabel
Dependen :
ROA.
2. Data yang
dikelola
menggunakan
aplikasi
program SPSS.
1. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Variabel.
Intervening.
2. Peneliti
terdahulu
menambahkan
Variabel
Independen :
inflasi.
3. Objek penelitian
adalah Bank
24 Wulandari Nur Cahyani, Syaikhul Falah, dan Ratna Yulia Wijayanti, “Analisis
Pengaruh ROA,ROE,BOPO,Dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Pada Perbankan Syariah”, Vol. 1, (2017). 25 Glenda Kalengkongan, “Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Pengaruhnya Terhadap
Return On Asset (Roa) Pada Industri Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi, Manado, Vol.1
No.4, (2013).
36
Konvensional.
4. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Metode Analisis
Jalur.
4 Edhi Satriyo
Wibowo dan
Muhammad
Syaichu (2013),
“Analisis Pengaruh
Suku Bunga,
Inflasi, CAR,
BOPO, NPF
Terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah”.26
BOPO
berpengaruh
signifikan
negative
terhadap ROA
sedangkan
variable CAR,
NPF, Inflasi dan
Suku Bunga
tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
1. Variabel
Dependen :
ROA.
2. Objek
penelitian
adalah Bank
Umum
Syariah.
3. Data yang
dikelola
menggunakan
aplikasi
program SPSS.
1. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Variabel
Intervening.
2. Peneliti
terdahulu
menambahkan
Variabel
Independen :
inflasi, CAR,
BOPO, dan
NPF.
3. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Metode Analisis
Jalur.
26 Edhi Satriyo Wibowo, Muhammad Syaichu, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,
Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”, Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro, Vol. 2, No. 2, (2013).
37
5 Zulfikar Faza dan
Ummiy Fauziyah
Laily (2018),
“Pengaruh Return
On Asset , Return
On Equity Dan
Financing To
Deposit Ratio
Terhadap Tingkat
Bagi Hasil
Deposito
MudhaRabah”.27
Variabel
ROA
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
Mudharabah,
Variabel
Financing to
Deposit Ratio
memiliki
pengaruh positif
signifikan
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
Mudharabah..
1. Variabel
Dependen :
Tingkat Bagi
hasil Deposito
Mudharabah.
2. Objek
penelitian
adalah Bank
Umum
Syariah.
3. Data yang
dikelola
menggunakan
aplikasi
program SPSS.
1. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Variabel
Intervening.
2. Peneliti
terdahulu
menambahkan
Variabel
Independen :
ROE dan FDR.
3. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Metode Analisis
Jalur.
6 Moh. Iskandar Nur
dan M. Nasir
(2014), “Pengaruh
Kinerja Keuangan
Terhadap Tingkat
Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah Dan
Tingkat
Pengembalian
ROA, financing
to deposit ratio,
dan biaya
operasional atas
pendapatan
operasional
bersama-sama
memberikan
pengaruh yang
signifikan dan
1. Variabel
Dependen :
Tingkat Bagi
hasil Deposito
Mudharabah.
2. Objek
penelitian
adalah Bank
Umum
Syariah.
1. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Variabel
Intervening.
2. Peneliti
terdahulu
menambahkan
Variabel
Dependen :
27 Zulfikar Faza, “Pengaruh Return On Asset , Return On Equity , Dan Financing To
Deposit Ratio Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito MudhaRabah”, Vol. 08, No. 01, (2018).
38
Ekuitas Pada Bank
Umum Syariah Di
Indonesia”.28
positif terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
mudharabah.
3. Data yang
dikelola
menggunakan
aplikasi
program SPSS.
Tingkat
Pengembalian
Ekuitas.
3. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Metode Analisis
Jalur.
7 Agus Farianto,
(2014), “Analisis
Pengaruh Return
On Asset (ROA),
BOPO Dan Bi-Rate
Terhadap Tingkat
Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah Pada
Bank Umum
Syariah Di
Indonesia Tahun
2012 – 2013”.29
ROA dan BI-
rate
berpengaruh
signifikan
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
mudharabah
sedangkan
BOPO Tidak
terdapat
pengaruh yang
signifikan
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
mudharabah.
1. Variabel
Dependen :
Tingkat Bagi
hasil Deposito
Mudharabah.
2. Objek
penelitian
adalah Bank
Umum
Syariah.
3. Data yang
dikelola
menggunakan
aplikasi
program SPSS.
1. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Variabel
Intervening.
2. Peneliti
terdahulu
menambahkan
Variabel
Independen :
BOPO.
3. Peneliti
terdahulu tidak
menggunakan
Metode Analisis
Jalur.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber. 2020
28 Moh. Iskandar Nur dan M. Nasir, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah Dan Tingkat Pengembalian Ekuitas Pada Bank Umum Syariah
Di Indonesia” Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,
Volume 3, Nomor 4, (2014). 29 Agus Farianto, “Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO Dan Bi-Rate
Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
Tahun 2012 – 2013” Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, Vol. 2, (2014).
39
C. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Pengaruh Suku Bunga terhadap Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
Berdasarkan teori sinyal bahwa laporan keuangan yang baik
akan memberikan sinyal atau memberikan kode kepada pengguna
laporan keuangan untuk berinvestasi pada perusahaan.
Kaitannya dengan teori sinyal bahwa nilai suku bunga yang
mengalami kenaikan akan berpengaruh terhadap nisbah bagi hasil
deposito mudharabah yang ikut naik karena agar dapat bersaing
dengan bank umum konvensional dan dapat menjaga eksistensi dengan
bank umum syariah.
Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh
Agus Farianto (2018) menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap bagi hasil deposito mudharabah karena
suku bunga masih menjadi bayang–bayang bank umum syariah di
Indonesia dan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan tingkat bagi
hasil deposito mudharabah.
Andryani Isna K dan Kunti Sunaryo (2012) juga menyatakan
bahwa suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap bagi
hasil deposito mudharabah. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
adalah :
H1 : Suku Bunga berpengaruh positif terhadap Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
40
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Return On Asset (ROA)
Berdasarkan teori sinyal bahwa perusahaan memberikan sebuah
informasi berupa laporan keuangan kepada pengguna laporan
keuangan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusaan lainnya
sehingga memberikan sebuah kode atau sinyal yang baik untuk
mengajak berinvestasi.
Suku bunga yang mengalami kenaikan akan berpengaruh
negatif pada ROA di bank umum syariah karena ketika suku bunga
mengalami kenaikan maka nasabah bank umum syariah akan beralih
ke bank umum konvensional yang lebih menguntungkan sehingga akan
membuat ROA bank umum syariah berkurang dengan adanya
peralihan nasabah ke bank umum konvensional.
Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang di lakukan
oleh Syahirul Alim (2014) menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Oktavia
Rosana Dewi (2018) juga menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Dengan
demikian hipotesis yang diajukan adalah :
H2 : Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap Return On Asset
(ROA).
41
3. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
Mengenai pengaruh ROA terhadap bagi hasil deposito
mudharabah ada beberapa penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh
Zulfikar Faza dan Ummiy Fauziyah Laily (2018) menyatakan bahwa
ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bagi hasil deposito
mudharabah. Ridhatullah Indrajati dan Septyana Prasetyaningrum
(2017) juga menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap bagi hasil deposito mudharabah. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan adalah :
H3 : Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap Bagi Hasil
Deposito Mudharabah.
4. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Dengan Return On Asset (ROA) Sebagai Variabel Mediasi.
Adapun penelitian sebelumnya oleh Akhris Fuadatis Sholikha
(2018) mengenai Pengaruh Suku Bunga terhadap bagi hasil deposito
mudharabah yang menunjukan suku bunga berpengaruh negatif
terhadap bagi hasil deposito Mudharabah dan penelitian sebelumnya
oleh Muhammad syukur (2017) mengenai pengaruh ROA terhadap
bagi hasil deposito mudharabah yang menunjukan ROA berpengaruh
positif terhadap bagi hasil deposito mudharabah.
Dengan demikian bahwa suku bunga terhadap bagi hasil
deposito mudharabah yang semula berpengaruh negatif diharapkan
42
dengan ROA sebagai variabel mediasi dapat berpengaruh positif
terhadap bagi hasil deposito mudharabah. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan adalah :
H4 : Suku Bunga berpengaruh positif terhadap Bagi Hasil Deposito
Mudharabah dengan Return On Asset (ROA) sebagai variabel
mediasi.
D. KERANGKA PEMIKIRIAN TEORITIS
Berdasarkan penelitian ini, maka untuk melengkapinya disajikan
pula hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan dan menjadi bahan
masukan dan kajian bagi penelitian yang mempunyai kaitan dengan
penelitian ini. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
didefinisikan sebagai hal penting.30 Model konseptual didasarkan pada
kajian pustaka dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Sumber : Diolah Oleh Peneliti, 2020.
30 Sugiono, “Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)”, (Bandung Alfabeta,
2018), hlm 60.
Suku Bunga
(X)
Return On Asset
(ROA)
(M)
Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
(Y)
43
Keterangan :
X = Suku Bunga
M = Return On Asset (ROA)
Y = Bagi Hasil Deposito Mudharabagh.
E. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan kepada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik.31
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dan
uraian identifikasi masalah, maka penelitian ini mengambil hipotestis atau
dugaan sementara, yaitu :
H1 = Diduga Suku Bunga berpengaruh positif terhadap Bagi Hasil
Deposito Mudharabah.
H2 = Diduga Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap Return On Asset
(ROA).
H3 = Diduga Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap Bagi
Hasil Deposito Mudharabah.
31 Ibid.,hlm 63.
44
H4 = Diduga Suku Bunga berpengaruh positif terhadap Bagi Hasil
Deposito Mudharabah dengan Return On Asset (ROA) sebagai variabel
mediasi.
Recommended