Administrasi Pendidikan

Preview:

Citation preview

Kelompok Kelompok 55Kelompok Kelompok 55Arvina Frida Karela

(12030090) Andri Riyanto (120300 Dewi Haryanti (12030082) Lailiyah (12030085)

Windy Meilani Putri (12030087) Sindy Fadilah (12030083) Thyko Sapawijaya (12030084) Tiya Liana Riski (12030086)

Moral Kerja dan Moral Kerja dan Produktivitas Produktivitas

KerjaKerja

Moral Kerja dan Moral Kerja dan Produktivitas Produktivitas

KerjaKerja

• Perkataan moral berasal dan bahasa Inggris morale yang kerap kali dipertentangkan dengan perkataan “amoral” dan “immoral”. Amoral berarti buruk sedangkan immoral berarti baik.

• Pengertian moral kerja menurut beberapa ahli:

1. Drafke & Kossen (1998;295)

mengatakan bahwa moral kerja mengacu pada sikap-sikap karyawan baik terhadap organisasi-organisasi yang mempekerjakan mereka, maupun terhadap faktor-faktor pekerjaan yang khas, seperti supervisi, sesama karyawan, dan rangsangan-rangsangan keuangan. Ini dapat dianggap berasal baik dari individu maupun kelompok yang merupakan bagian dimana karyawan berada.

Pengertian Moral Kerja Pengertian Moral Kerja

2. Judith R.Gordon (1991:754)

Menurutnya moral kerja adalah suatu predisposisi dari anggota organisasi untuk berupaya keras dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Moral meliputi komitmen terhadap tujuan itu. Moral adalah suatu fenomena kelompok yang meliputi upaya keras, adanya tujuan bersama dan perasaan memiliki.

3. William B. & Keith Davis (1993:541-549)

Menurutnya, moral kerja bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan yang erat kaitannya dengan usaha membina relasi antar karyawan, komunikasi informal dan formal, pembentukan disiplin serta konseling.

• Jadi kesimpulannya “Moral adalah suasana batin yang mempengaruhi tujuan individu dan tujuan organisasi”.Suasana batin itu terwujud di dalam aktivitas individu pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.Suasana batin dimaksud berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan bersemangat atau tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.

• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya moral kerja seseorang, yaitu:

• Faktor minat.

Bilamana seseorang merasa bahwa minatnya sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka akan memiliki moral kerja yang tinggi.

• Faktor upah atau gaji

Upah atau gaji yang tinggi dipandang sebagai faktor yang dapat mempertinggi moral kerja.

• Faktor status social

Pekerjaan yang dapat memberikan status social atau posisi yang tinggi (misalnya, sebagai kepala, staf pimpinan, kepala bagian dan sebagainya) akan mempertinggi moral kerja.

• Faktor yang memandag tujuan yang mulai atau pekerjaan yang mengandung pengabdian. Tujuan dan sifat pengabdian diri dalam suatu pekerjaan mengakibatkan seseorang bersedia menderita, berkorban harta benda dan bahkan jiwanya demi terwujudnya pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

• Faktor suasana kerja dan hubungan kemanusiaan yang baik, sehingga setiap orang merasa diterima dan dihargai dalam kelompoknya dapat mempertinggi moral kerja.

• Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang diperoleh (out-put) dengan jumlah sumber kerja yang dipergunakan sebagai       in-put. Tingkat produktivitas kerja itu dalam bidang perekonomian dapat dinyatakan secara eksak berupa angka-angka yang menunjukkan perbandingan antara modal dan produksi.

• Produktivitas kerja itu dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain berkenaan dengan metode/ cara kerja, alat-alat, ketrampilan/ keahlian personal, termasuk di dalamnya fakor moral kerja dari personal yang dijalankan pekerjaan itu.

Pengertian Produktivitas Pengertian Produktivitas KerjaKerja

Hubungan Hubungan Moral Kerja dan Moral Kerja dan

MotivMotiv

Hubungan Hubungan Moral Kerja dan Moral Kerja dan

MotivMotiv

• Dalam melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan yang bersifat sadar, seseorang selalu didorong oleh motif tertentu, baik yang obyektif maupun subyektif.Motif atau dorongan dalam melakukan sesuatu pekerjaan itu sangat besar pengaruhnya terhadap moral kerja.

• Dalam hubungan ini mka dapat dibedakan dua jenis motif, yakni:

1. Motif intrinsik

2. Motif ekstrinsik

• Motif intrinsik dan ekstrinsik bersumber dari tiga teori motif, sebagai berikut:

1. Teori psikoanalisa

yakni teori yang menekankan pada pengalaman masa kanak-kanak sebagai motif yang dapat dan selalu mendorong seseorang melakukan sesuatu perbuatan.

2. Teori Gestalt Lewin

yakni teori yang menekankan pada pengaruh kekuatan situasi yang sedang dihadapi oleh seseorang.

3. Teori Allport

yakni teori yang menekankan pentingnya kekuasaan “AKU” dalam melakukan suatu pekerjaan.

Membina Moral Membina Moral Kerja Karyawan dan Kerja Karyawan dan

PendidikPendidik

Membina Moral Membina Moral Kerja Karyawan dan Kerja Karyawan dan

PendidikPendidik

• Ada beberapa tahap dalam membina moral kerja

karyawan atau pendidik, antara lain:

1. Pembinaan Disiplin

adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan disiplin pegawai. Pentingnya pembinaan

atau pengembangan disiplin pegawai dalam konteks

manajemen sumber daya manusia (MSDM).

2. Pembinaan Karier PNS

Pegawai yang tidak disiplin, dapat juga dikarenakan

lemahnya pembinaan karir pegawai. Pegawai yang

karirnya tidak berkembang akhirnya tidak disiplin

terhadap peraturan-peraturan yang ada, dalam hal ini

dibutuhkan inisiatif dari pimpinan untuk

memperhatikakondisi para bawahannya. Karir adalah

urutan posisi yang terkait dengan pekerjaan yang

diduduki seseorang sepanjang hidupnya.

3. Pembinaan Etika Profesi PNS

adalah semacam rancangan (design) yang menjelaskan

tentang berbagai komponen yang perlu ada dalam

pembinaan etika profesi PNS, sehingga dapat dipakai

sebagai pola acuan/pedoman oleh pimpinan instansi

pemerintah pada setiap jenjang dalam melakukan

pembinaan kode etik PNS di lingkungan instansi/unit

kerja masing-masing.

TerimakasiTerimakasihh

TerimakasiTerimakasihh