Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PROGRAMA PENYULUHAN KABUPATEN MAGELANG
THE ANALYSIS OF EXTENSION PROGRAMME IN MAGELANG REGENCY
ASEP RAHMAT
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2013
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
ii
ANALISIS PROGRAMA PENYULUHAN KABUPATEN MAGELANG
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Perencanaan Pengembangan Wilayah
Disusun dan diajukan oleh
ASEP RAHMAT
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2013
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
iii
TESIS
ANALISIS PROGRAMA PENYULUHAN KABUPATEN MAGELANG
Disusun dan diajukan oleh :
ASEP RAHMAT
Nomor Pokok 0204211514
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
pada tanggal 7 Pebruari 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui :
Komisi Penasehat
Dr. Suryadi Lambali, MA Ketua
Dr. Muh. Hatta Jamil, SP. MS Anggota
Ketua Program Studi
Perencanaan Pengembangan Wilayah
Dr. Ir. Roland A. Barkey
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin
Prof. Dr. Ir. Mursalim
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ASEP RAHMAT
Nomor Pokok : P 0204211514
Program Studi : Perencanaan Pengembangan Wilayah
Konsentrasi Studi Manajemen Perencanaan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Makassar, Pebruari 2013
Yang Menyatakan,
ASEP RAHMAT
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya dengan selesainya tesis ini.
Gagasan yang melatari dalam penulisan tesis ini adalah hasil dari
pengamatan penulis terhadap petani yang ada di Kabupaten Magelang.
Meskipun dengan lahan sempit yang mereka kuasai sampai saat ini masih
mampu memberikan kontribusi yang besar pada PDRB Kabupaten
Magelang dengan berbagai kendala yang mereka hadapi. Dibutuhkan
langkah tepat penyuluh sebagai pendamping petani dalam membantu
menyelesaikan masalah tersebut melalui sistem perencanaan
penyuluhan. Melalui tulisan ini penulis berusaha untuk menggambarkan
mekanisme penyusunan programa penyuluhan dan penjabarannya di
Kabupaten Magelang.
Banyak kendala yang dihadapi dalam penulisan ini tapi dengan
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak maka pada akhirnya tesis ini
bisa selesai. Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan
terima kasih kepada Komisi Penasehat Bapak Dr. Suryadi Lambali, MA
dan Bapak Dr. Muh. Hatta Jamil,SP,MS. yang telah memberikan motivasi,
bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari penyusunan proposal
sampai dengan penulisan tesis. Ungkapan terima kasih ini pula kami
sampaikan kepada Bapak Prof.Dr.Ir.Ambo Tuwo,DEA, Bapak Prof. Dr. Ir
Rahim Darma,MS dan Bapak Dr. Muhammad Yunus, MA. selaku tim
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
vi
penguji yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan penelitian
Tesis ini.
Penulis juga sampaikan ucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada Bupati Magelang Bapak Singgih Sanyoto, Kepala BKD
beserta staf, Kepala BPPKP serta staf tempat penulis melaksanakan
tugas, atas perkenan dan dukungan kepada penulis untuk melanjutkan
pendidikan. Juga kepada Rektor Universitas Hasanuddin, Direktur
Program Pascasarjana serta pembantu-pembantunya, Direktur PSKMP
Universitas Hasanuddin beserta staf fungsional dan Staf Administrasi atas
kerjasama dan pelayanan yang diberikan selama penulis menyelesaikan
studi, Ketua Program Studi Perencanaan dan pengembangan Wilayah,
Penanggung jawab Konsentrasi Manajemen Perencanaan beserta semua
Dosen.
Terimakasih pula kami sampaikan kepada rekan-rekan di BPPKP,
koordinator serta penyuluh Kabupaten Magelang, Koordinator dan
penyuluh kec. Pakis, Secang dan Tempuran serta rekan-rekan petani
yang telah membantu memberikan data dan informasi yang mendukung
penulisan tesis ini.
Salam bakti dan hormat kepada Ibunda tercinta Hj. Oon Ronasih
dan Ayahanda Bapak H. Karno Suwandi, Bapak dan Ibu Mertua H. Noto
Suwito dan Hj. Siti Khotijah beserta seluruh keluarga yang telah
memberikan do’a dan restu selama Penulis menempuh tugas belajar.
Kepada istriku Zaetun dan kedua anaku Julia Nur Azizah dan Ismail Nur
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
vii
Alam yang selalu menyayangiku dengan sepenuh hati dan senantiasa
memberi semangat, motivasi dan pengharapan untuk menyelesaikan
pendidikan ini.
Tak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan angkatan IX di MKSMP atas bantuan dan kerjasama yang
baik serta kebersamaan selama mengikuti pendidikan. Semoga
persaudaraan yang sudah terjalin ini kita bisa tetap terjaga selamanya
Kepada semua pihak yang telah penulis sebutkan dan yang tidak
bisa disebutkan satu persatu, semoga amal kebaikan yang telah diberikan
mendapat ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, ammiin.
Akhirnya penulis menyadari, bahwa tesis ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik
dan saran yang konstruktif dari para pembaca masih sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi
pembaca.
Makassar, Pebruari 2013
ASEP RAHMAT
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
viii
ABSTRAK
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
ix
ABSTRACT
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
x
DAFTAR ISI
halaman
PRAKATA .................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Kegunaan Penelitian 8
E. Batasan Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Tinjauan Hasil Penelitian 10
B. Tinjauan Teori dan Konsep 15
1. Teori Sistem 15
2. Konsep Perencanaan 18
3. Penyuluhan dan Dinamika Perkembangannya 26
4. Programa Sistem Perencana Dalam Penyuluhan 33
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
xi
C. Kerangka Pemikiran 47
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 52
A. Pendekatan Penelitian 52
B. Lokasi Penelitian 52
C. Sumber Data 53
D. Teknik Pengumpulan Data 55
E. Teknik Analisis Data 56
F. Pengecekan Temuan/ Kesimpulan 57
G. Definisi Opersional 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 62
A. Keadaan Umum Wilayah Kabupaten Magelang 62
1. Posisi Geografis dan Pembagian Wilayah Administratif 62
2. Karakteristik Lahan 65
3. Potensi Ekonomi Wilayah 68
4. Sumberdaya Manusia 81
5. Profil Lembaga Penyuluhan Magelang 83
B. Alur Penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten
Magelang dan Keterkaitannya dengan Programa
penyuluhan Provinsi Jateng 88
1. Penyusunan Programa Penyuluhan Desa 94
2. Penyusunan Programa Penyuluhan Kecamatan 102
3. Penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten 121
4. Penyusunan Programa Penyuluhan Provinsi Jawa Tengah 128
5. Keterkaitan Programa Penyuluhan Kecamatan dan Kabupaten Tahun 2010 131
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
xii
6. Keterkaitan Programa Penyuluhan Kecamatan dan Kabupaten Tahun 2011 140
7. Keterkaitan Programa Penyuluhan Kecamatan dan Kabupaten Tahun 2012 151
8. Keterkaitan Penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012 164
C. Penjabaran Programa Penyuluhan Oleh Penyuluh
Lapangan di Kabupaten Magelang 166
1. Penjabaran Programa Penyuluhan Menjadi RKTP 168
2. Penjabaran RKTP menjadi Rencana Harian Penyuluh 173
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Realisasi
Programa Penyuluhan 180
1. Faktor Pendukung 181
2. Fakor penghambat 190
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 201
A. Kesimpulan 201
B. Saran-saran 202
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 204
Buku ....................................................................................................... 204
Peraturan-Peraturan .............................................................................. 206
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Keadaan kelompok tani berdasarkan kelas kelompok di Kabupaten Magelang ............................................................................. 5
2. Tipologi partisipasi masyarakat ............................................................ 23
3. Langkah penyusunan programa penyuluhan berdasarkan peraturan dari Kementerian Pertanian, Kehutanan serta Kelautan dan Perikanan ....................................................................... 46
4. Luas wilayah, jumlah desa/ kelurahan per kecamata Pemkab. Magelang Tahun 2011.......................................................................... 64
5. Perkembangan fungsi lahan Kabupaten Magelang .............................. 65
6. Data perkembangan penduduk Kabupaten Magelang ......................... 81
7. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam programa penyuluhan Kecamatan Pakis (2010-2012) ........................................................... 114
8. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam programa penyuluhan Kecamatan Secang (2010-2012) ........................................................ 117
9. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam programa penyuluhan Kecamatan Tempuran (2010-2012) ................................................... 120
10. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Pakis dan Kabupaten Magelang Tahun 2010 .............................................. 132
11. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Secang dan Kabupaten Magelang Tahun 2010 ................................. 135
12. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Tempuran dan Kabupaten Magelang Tahun 2010 ............................. 137
13. Kriteria keterkaitan programa penyuluhan Kab. Magelang dan Programa penyuluhan Kec. Pakis, Secang dan Tempuran Tahun 2010 ........................................................................................ 140
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
xiv
14. Keterkaitan Dokumen Programa Penyuluhan Kecamatan Pakis dan Kabupaten Magelang Tahun 2011 .............................................. 141
15. Keterkaitan Dokumen Programa Penyuluhan Kecamatan Secang dan Kabupaten Magelang Tahun 2011 ................................. 144
16. Keterkaitan Dokumen Programa Penyuluhan Kecamatan Tempuran dan Kabupaten Magelang Tahun 2011 ............................. 147
17. Kriteria keterkaitan programa penyuluhan kab. Magelang dan programa penyuluhan kec. Pakis, secang dan tempuran tahun 2011 ................................................................................................... 150
18. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Pakis dan Kabupaten Magelang Tahun 2012 .............................................. 151
19. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Secang dan Kabupaten Magelang Tahun 2012 ................................. 155
20. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Tempuran dan Kabupaten Magelang Tahun 2012 ............................. 160
21. Kriteria keterkaitan programa penyuluhan Kab. Magelang dan programa penyuluhan Kec. Pakis, Secang dan Tempuran Tahun 2012 ........................................................................................ 162
22. Keterkaitan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dengan programa penyuluhan Kecamatan Secang Tahun 2012 .................... 169
23. Keterkaitan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dengan programa penyuluhan Kec. Pakis Thun 2012 ..................................... 171
24. Penjabaran Dokumen Programa Penyuluhan Kec. Secang dalam RKTP Tahun 2012 ................................................................... 171
25. Penjabaran dokumen programa penyuluhan Kec. Pakis dalam RKTP Tahun 2012 .............................................................................. 173
26. Penjabaran RKTP penyuluh dalam rencana kegiatan harian penyuluh lapangan BPPK Kec. Secang Tahun 2012 ......................... 174
27. Penjabaran RKTP penyuluh dalam rencana kegiatan harian penyuluh lapangan BPPK Kec. Pakis Tahun 2012 ............................. 175
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
xv
28. Programa Penyuluhan, Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dan rencana harian penyuluh BPPK Kec. Secang Tahun 2012 ........................................................................................ 177
29. Programa Penyuluhan, Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dan rencana harian penyuluh BPPK Kec. Pakis Tahun 2012 ................................................................................................... 178
30. Anggaran untuk Biaya Operasional Penyuluh (BOP) Kabupaten Magelang............................................................................................ 188
31. Panjang jalan menurut keadaannya di Kabupaten Magelang Tahun 2011 ........................................................................................ 189
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
xvi
DAFTAR GRAFIK
Nomor Halaman
1. PDRB Kabupaten Magelang menurut sektor lapangan usaha berdasarkan harga konstan (2007 – 2011) ......................... 69
2. PDRB Kabupaten Magelang sektor pertanian berdasarkan harga konstan (2007-2011) ........................................................... 70
3. Perkembangan produksi tanaman bahan makanan utama Kab. Magelang (2007 – 2011) ....................................................... 72
4. Perkembangan produksi sayuran Kab. Magelang (2008 - 2011) ............................................................................................. 73
5. Perkembangan produksi buah-buahan Kab. Magelang (2007 -2011) .................................................................................. 75
6. Perkembangan produksi tanaman perkebunan Kabupaten Magelang (2008 - 2011) ................................................................ 77
7. Perkembangan populasi ternak Kab. Magelang (2008 -2011) ............................................................................................. 78
8. Perkembangan populasi unggas Kab. Magelang (2008 - 2011) ............................................................................................. 80
9. Jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Magelang Tahun 2011 .............................................................................................. 82
10. Tujuan yang ingin dicapai dalam programa penyuluhan Kab.Magelang (2011 – 2012) ...................................................... 125
11. Keterkaitan programa penyuluhan Kab. Magelang dengan programa penyuluhan Prov. Jateng Tahun 2011 dan 2012......... 164
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Syarat tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat ............................................................................ 25
2. Perubahan peranan penyuluh dalam hubungannya dengan pelaku utama ............................................................ 30
3. Alur penyusunan programa penyuluhan dan keterpaduan dengan program pembangunan pertanian ............................................................................... 44
4. Alur Penyusunan Programa Penyuluhan dan Keterpaduan dengan Program Pembangunan Perikanan dan kelautan......................................................... 45
5. Kerangka pikir penelitian ....................................................... 51
6. Posisi wilayah Kabupaten Magelang di Provinsi Jawa Tengah .................................................................................. 62
7. Peta Wilayah Kabupaten Magelang dengan Pembagian 21 Kecamatan .................................................... 63
8. Alur penyusunan programa penyuluhan di Kabupaten Magelang dan keterkaitannya dengan programa Provinsi Jateng ...................................................................... 89
9. Alur proses penjabaran programa penyuluhan oleh penyuluh lapangan di Kabupaten Magelang ....................... 166
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang didominasi oleh Industrialisasi di
Indonesia dan adanya laju pertumbuhan penduduk banyak berperan
dalam alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, akibatnya penyusutan
lahan pertanian menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari. Usaha untuk
pencetakan lahan pertanian baru yang selama ini dilakukan pemerintah
belum mampu untuk mengimbangi kecepatan penyusutan luas lahan
pertanian. Hal ini bisa berakibat pada kapasitas produksi komoditas
pertanian terganggu.
Dampak lain dari makin menyusutnya luas lahan pertanian tersebut
adalah makin sempit lahan pertanian yang dikuasai oleh petani. Sampai
saat ini luas lahan pertanian yang dikuasai petani di pulau Jawa rata-rata
hanya 0,3 ha sedangkan menurut Mubyarto (1996) bahwa untuk bisa
hidup sejahtera, maka keluarga tani sedikitnya harus menguasai 2 Ha
sawah untuk pulau Jawa.
Magelang merupakan satu kabupaten yang berada di wilayah
Provinsi Jawa Tengah, dengan luas wilayah sekitar 108.573 Ha sebesar
71,7% merupakan persawahan dan tegalan. Dengan kondisi seperti ini
maka Kabupaten Magelang merupakan daerah dengan karakter agraris.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
2
Hal ini didukung juga dengan jumlah penduduk Kabupaten Magelang yang
sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian yaitu 41,56%
(Magelang Dalam Angka 2011) sehingga pertanian sudah menjadi corak
kultur masayarakat Magelang.
Potensi pertanian yang cukup besar, menjadikan sektor ini
penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Magelang. Menurut analisi data statistik selama 5 tahun (2007
– 2011), kontribusi Lapangan usaha pertanian dalam PDRB rata – rata
29,4%, merupakan kontribusi terbesar dari 9 sektor lapangan usaha yang
ada. Sedangkan sektor lapangan usaha lainnya setelah pertanian adalah
sektor jasa dengan rata-rata kontribusinya terhadap PDRB mencapai
18,39%.
Besarnya jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai
petani berakibat sempitnya rata-rata lahan yang dikuasai petani. Petani di
Kabupaten Magelang rata-rata hanya menguasai 0,3 Ha. Dengan
penguasaan lahan yang sempit sangat sulit diharapkan petani sejahtera
hanya dengan mengandalkan sektor usaha pertanian. Sektor informal
banyak ditempuh petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kondisi ini pun menyebabkan bargaining position petani menjadi
lemah dalam transaksi perdagangan. Petani biasanya hanya menerima
harga jual yang ditentukan sendiri oleh pembeli. Akibat lain dari rendahnya
kapasitas produksi adalah rantai perdagangan bisa menjadi lebih panjang,
biaya distribusi menjadi semakin tinggi sehingga harga yang harus dibayar
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
3
konsumen semakin mahal tapi pendapatan yang diperoleh petani tetap
rendah.
Peningkatan produksi perluas lahan yang sama atau produktivitas
pertanian dengan menggunakan teknologi produksi tidak lagi menjadi
jaminan akan memberikan keuntungan layak bagi keluarga tani. Sampai
saat ini produktivitas padi di Kabupaten Magelang di atas rata-rata
nasional yaitu 5,97 ton/ha pada tahun 2011(data BPS 2012) sedangkan
produktivitas padi tingkat nasional hanya mencapai 5,1 ton/ha.
Produktivitas tinggi pertanian di Magelang tidak begitu banyak membantu
meningkatkan pendapatan petani karena kecilnya penguasaan lahan
pertanian.
Akibat lain dari sempitnya lahan pertanian adalah usahatani
menjadi tidak efisien. Dengan lahan sempit akibatnya penggunaan sarana
produksi (Saprodi) pertanian seperti pupuk dan pestisida yang diberikan
petani menjadi tidak efisen, petani sering tidak mengukur dengan baik
proporsi penggunaan pupuk dibanding dengan luas lahan. Selain itu
pembelian saprodi ini pun akan jauh lebih mahal karena pembelian dalam
jumlah kecil.
Petani pun akan mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan
modal untuk usahataninya apabila memiliki luas lahan yang sempit.
Usahatani kecil tidak akan mampu mengakses pinjaman modal dengan
bunga untuk usaha komersial karena nilai keuntungan dari sektor ini yang
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
4
rendah juga petani umumnya tidak memiliki jaminan asset untuk pinjaman
modal.
Kenyataan ini berakibat pada suatu kondisi dimana petani tidak
mampu hidup secara layak apabila hanya mengandalkan penghasilan dari
usahataninya. Maka biasanya petani dan keluarganya melakukan
berbagai macam usaha untuk meningkatkan penghasilan dan
memanfaatkan waktu luangnya. Petani tidak bisa menggantungkan
hidupnya semata-mata pada satu jenis usahatani. Disamping pertanian
tanaman pangan sebagai usaha pokok, petani biasanya juga memiliki
ternak atau bekerja sebagai buruh bangunan.
Bagaimanapun juga, jika kondisi ini dibiarkan maka pertanian
lambat laun akan ditinggalkan oleh petani. Jika ada pilihan lain dalam
bekerja maka akan memilih pekerjaan lain yang bisa memberikan
penghasilan lebih besar dari pada menjadi petani. Hal ini bisa menjadi
ancaman terhadap ketahanan pangan di Indonesia.
Salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah
dengan pengembangan kelembagaan petani seperti kelompok tani,
asosiasi petani, koperasi tani dan lain lain. Karena pengetahuan dan
wawasan yang ada maka tidak semua petani memiliki kesadaran untuk
berorganisasi, bahkan organisasi yang ada pun belum bisa menjadi alat
untuk peningkatan kesejahteraan petani. Oleh karena itu diperlukan suatu
upaya untuk menumbuhkan kesadaran petani untuk mau bergabung
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
5
dengan lembaga tani yang ada atau untuk bisa bersama-sama dengan
petani lainnya membentuk lembaga petani.
Lembaga petani yang kuat akan menjadi salah satu solusi untuk
mengatasi persoalan-persoalan utama yang diahadapi petani. Penyuluh
pertanian lapangan mempunyai peranan yang cukup penting dalam upaya
mewujudkan hal itu. Tugasnya di lapangan dan bisa bersentuhan
langsung dengan petani akan memudahkan untuk memberikan
penyadaran dan motivasi pada mereka untuk mengembangkan lembaga
petani.
Pada kenyataannya perkembangan kelompok tani di Kabupaten
Magelang menunjukan hasil yang tidak begitu menggembirakan. Data
kelas kelompok tani Kabupaten Magelang pada tahun 2008 dan 2011
tidak menunjukan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini bisa
dilihat dari banyaknya kelompok tani yang turun kelasnya. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Keadaan kelompok tani berdasarkan kelas kelompok di Kabupaten Magelang
No.
KELAS KELOMPOK
2008 2011 Penambahan/ pengurangan (Kelompok) JUMLAH
(Kelompok) (%) JUMLAH
(Kelompok) (%)
1 Kelas Utama 6 0,3 7 0,4 +1
2 Kelas Madya 91 4,5 67 3,4 -24
3 Kelas Lanjut 766 37,9 733 37,3 -33
4 Kelas Pemula 1.158 57,3 1.159 59,0 +1
Jumlah 2.021 100,0 1.966 100,0 -55
Sumber : Data Kelompok Tani BPPKP Kab. Magelang 2008 dan 2011
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
6
Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas, kelompok tani Kabupaten
Magelang menurun dalam jumlah dan kualitasnya. Jumlah kelompok tani
yang sebelumnya ada 2.021 kelompok pada tahun 2008, turun menjadi
1.966 kelompok pada tahun 2011. Meskipun ada kenaikan sebanyak 1
kelompok masing-masing kelas utama dan kelas pemula, tapi mengalami
penurunan jumlah yang cukup besar pada kelompok tani kelas madya dan
lanjut yaitu 24 kelompok kelas madya dan 33 kelompok kelas lanjut.
Kelas kelompok sendiri merupakan pengelompokan/ penggolongan
kelompok tani berdasarkan tingkat kemampuan dan kapasitas kelompok.
Kelas utama merupakan kelas kelompok yang paling tinggi kemampuan
dan kapasitasnya sedangkan kelas pemula merupakan kelas yang paling
rendah tingkat kapasitas dan kemampuannya.
Proporsi jumlah kelompok tani pada setiap kelasnya menunjukan
perbedaan yang tidak proporsional. Pada penilaian kelas kelompok tani
tahun 2008, kelompok tani banyak berada pada level kelas pemula
dengan jumlah lebih dari 50% sedangkan kelas utama yang merupakan
kelas paling tinggi hanya kurang dari 0,5%. Kondisi ini tidak begitu banyak
berubah ketika dilakukan pendataan kelas kelompok tani pada tahun
2011. Bahkan pada tahun ini dibandingkan tahun 2008 meskipun adanya
pertambahan satu kelompok tani kelas utama tapi pengurangan jumlah
kelompok tani kelas madya dan lanjut jauh lebih besar. Bahkan secara
keseluruhan jumlah kelompok tani selama tiga tahun mengalami
penurunan/ pengurangan sebanyak 55 kelompok yang berkurang.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
7
Penyuluh merupakan bagian yang sangat strategis dalam
mengatasi persoalan-persoalan yang dialami petani, karena posisinya
berada di lapangan sehingga bisa melihat persoalan yang ada lebih
spesifik. Solusi yang diberikan oleh penyuluh terhadap persoalan yang
ada merupakan solusi yang sudah mempertimbangkan berbagai aspek
yang ada di wilayah binaannya dan aspek lain yang ada di luar wilayahnya
seperti informasi mengenai program dan kebijakan pertanian yang akan
dilaksanakan di wilayah desa binaannya ataupun potensi lainnya.
Untuk mewujudkan itu dalam aspek penyuluhan, persoalan tersebut
perlu diatasi melalui mekanisme perencanaan penyuluhan yang tepat
sehingga solusi yang diambil merupakan solusi terbaik berdasarkan
potensi dan kemampuan yang ada dan dilakukan dengan melibatkan
partisipatif aktif dari petani sehingga diharapkan solusi yang diambil
merupakan solusi yang tepat yang sesuai dengan kondisi alam dan
lingkungan setempat.
Programa penyuluhan yang merupakan pedoman kerja bagi
penyuluh dalam menjalankan tugasnya selama setahun, disusun secara
partisipatif setiap tahun dengan melibatkan seluruh stakeholder dan
partisipasi aktif pelaku utama (petani) dan pelaku usaha. Alur penyusunan
programa penyuluhan merupakan suatu sistem terpadu dan selaras yang
dilaksanakan pada tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan
pusat.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang maka rumusan masalah
dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana alur penyusunan progama penyuluhan di Kabupaten
Magelang dan keterkaitannya dengan programa penyuluhan tingkat
Provinsi Jawa Tengah?
2. Bagaimana penjabaran programa penyuluhan oleh penyuluh lapangan
di Kabupaten Magelang ?
3. Apakah faktor pendukung dan penghambat realisasi programa
penyuluhan di Kabupaten Magelang?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada rumusan masalah maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui alur penyusunan progama penyuluhan di Kabupaten
Magelang dan keterkaitannya dengan programa penyuluhan tingkat
Provinsi Jawa Tengah
2. Mengetahui penjabaran programa penyuluhan oleh penyuluh
lapangan di Kabupaten Magelang
3. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat realisasi
programa penyuluhan di Kabupaten Magelang
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang bisa diraih dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi para pengambil kebijakan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
9
Hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan pengambilan kebijakan
yang berkaitan dengan sistem perencanaan penyuluhan pembinaan
dan peningkatan kemampuan penyuluh dalam pembinaan petani.
2. Bagi penyuluh
Sebagai masukan dan bahan evaluasi pelaksanaan penyusunan
program penyuluhan dan landasan penyempurnaan mekanisme
penyusunan program penyuluhan pada masa yang akan datang
3. Bagi peneliti
Sebagai bahan masukan dan data untuk bisa mengembangkan dan
menyempurnakan lagi hasil penelitian ini pada penelitian selanjutnya
E. Batasan Penelitian
Dengan keterbatasan waktu, biaya dan jangkauan peneliti, maka
penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut
1. Lokasi penelitian dibatasi hanya pada wilayah kerja penyuluh di
Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi ini
dengan pertimbangan pertanian merupakan potensi ekonomi wilayah
dan sumber mata pencaharian sebagian besar warganya
2. Analisis dokumen dibatasi pada dokumen perencanaan, evaluasi,
laporan-laporan dan dokumen pendukung lainnya selama 3 tahun
(2010 - 2012).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan objek penelitian
penyuluh dan lembaga penyuluhan adalah :
1. Penelitian Istiningsih (2008)
Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul,
Sleman dan Bantul di Era Otonami Daerah. Tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah :
1) untuk memperoleh gambaran atau informasi tentang kinerja
penyuluh pertanian di kabupaten Kulonprogo, Gunungkidul,
Sleman, dan Bantul yang mempunyai kebijakan berbeda dalam
mengatur kelembagaan yang menaungi keberadaan penyuluh
pertanian di daerah masing-masing dan jika ditinjau berdasarkan
perannya sebagai penyedia jasa pendidikan, motivator gerak
usaha agribisnis, konsultan atau penasehat pertanian, dan
pendamping petani mandiri.
2) untuk mengetahui seberapa jauh signifikansi perbedaan kinerja
penyuluh pertanian di empat kabupaten tersebut, jika ditinjau
berdasarkan perannya sebagai penyedia jasa pendidikan,
motivator gerak usaha tani, konsultan atau penasehat pertanian,
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
11
dan pendamping petani yang profesional dan mandiri serta jika
ditinjau berdasarkan pengetahuan, sikap peran, dan
keterampilan perannya sebagai penyuluh pertanian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1) Kinerja penyuluh pertanian di kabupaten Bantul dan Kulonprogo,
yang tidak berbeda secara signifikan (sama), dan keduanya
sama-sama di bawah naungan BIPP, ternyata memiliki kinerja
yang jauh lebih baik daripada penyuluh pertanian di Gunungkidul
yang berada di bawah naungan beberapa UPTD, maupun di
Sleman yang langsung berada di bawah Dinas.
2) Penyuluh pertanian yang tetap berada di bawah naungan BIPP
ternyata memiliki kinerja yang lebih baik daripada penyuluh
pertanian yang berada di bawah naungan beberapa UPTD
yang dibedakan secara sektoral maupun yang berada langsung di
bawah dinas.
2. Penelitian dari Aginta Marlina (2011)
Evaluasi Program Penyuluhan Yang Mendukung Usaha Tani di
Kecamatan Pancur Batu ( Studi kasus: WKPP Namorih dan Bintang
Meriah Kecamatan Pancur Batu), tujuan penelitian :
1) Untuk mengetahui pelaksanaan program penyuluhan pertanian
yang ada di daerah penelitian.
2) Untuk mengetahui keberhasilan program penyuluhan
pertanian yang ada di daerah penelitian.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
12
3) Untuk mengetahui pengaruh jarak WKPP (wilayah kerja
penyuluh pertanian) terhadap pelaksanaan program
penyuluhan di daerah penelitian.
4) Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan penyuluhan pertanian di daerah penelitian.
5) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di daerah
penelitian.
Hasil penelitian :
1) Program penyuluhan pertanian di WKPP (Wilayah Kerja
Penyuluh Pertanian) Namorih dan Bintang Meriah
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
merupakan perpaduan antara program dari pemerintah dan
masyarakat yang dilakukan dengan mengembangkan
potensi yang ada.
2) Pelaksanaan program telah dapat dikategorikan berhasil pada
tiap-tiap indikator pelaksanaan. Pada indikator konteks
(context) persentase ketercapaiaan sebesar 82,59 % dengan
nilai 7,5. Pada indikator masukan (input) persentase
ketercapaian yang diperoleh sebesar 84,81 % dengan nilai
7.66. Pada indikator proses (process) persentase ketercapaian
sebesar 80 % dengan nilai 7.2. Pada indikator produk
(product) persentase ketercapaian sebesar 83.70 % dengan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
13
nilai 7.53. Nilai tingkat keberhasilan program program
penyuluhan didaerah penelitian adalah 28.98 dengan
persentase ketercapai sebesar 80.05%.
3) Jauh dekatnya jarak WKPP yang ditempuh oleh penyuluh
tidak mempengaruhi penyuluh dalam menjalankan tugasnya
untuk tetap membantu petani.
4) Masalah-masalah yang dihadapi penyuluh di daerah
penelitian biasanya muncul dari masalah yang dihadapi oleh
petani. Masalah tersebut meliputi kelangkaan pupuk, lemahnya
permodalan, hama dan penyakit yang menyerang serta
rendahnya harga hasil produksi pertanian. Selain itu masih
kurangnya kesadaran petani untuk dapat menerima anjuran
teknologi yang diberikan oleh penyuluh.
5) Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah
di daerah penelitian adalah petani melalui GAPOKTAN bekerja
sama dengan penyuluh pertanian untuk mengajukan
permohonan pupuk bersubsidi serta benih unggul yang cukup
dan untuk membahas masalah modal, petani dapat meminjam
uang dari Bank atau lembaga keungan yang ada di daerah
penelitian serta mengelola dana PUAP yang telah diberikan
pemerintah.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
14
3. Penelitian dari Herawati ( 2005),
Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kontak tani dalam
penyusunan programa penyuluhan pertanian.
Tujuan penelitian :
1) Menentukan tingkat partisipasi kontak tani dalam penyusunan
programa penyuluhan pertanian.
2) Menentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
partisipasi kontak tani dalam penyusunan programa penyuluhan
pertanian
Hasil penelitian :
1) Tingkat partisipasi kontak tani tinggi dalam kehadiran, sedangkan
tingkat mengajukan saran serta diterimanya saran kategori
sedang karena memiliki keterbatasan dalam mengemukakan
pendapat.
2) Faktor internal yang berhubungan secara nyata dengan tingkat
partisipasi dalam kehadiran yaitu pengalaman sebagai kontak tani,
adaya pekerjaan sampingan, frkuensi komunikasi dan tingkat
pendapatan. Tingkat partisipasi dalam mengajukan saran adalah
pendidikan formal, pengalaman sebagai kontak tani dan
kekosmopolitan. Intensitas penyuluhan berhubungan secara nyata
dengan tingkat partisipasi dalam kehadiran dan ikut serta dalam
lembaga berpengaruh nyata dengan tingkat partisipasi dalam
kehadiran, mengajukan saran dan diterimanya saran.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
15
B. Tinjauan Teori dan Konsep
1. Teori Sistem
Istilah system berasal dari bahasa Yunani “systema” yang
mempunyai pengertian :
- Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak pengertian
(“whole compounded of several parts” – Shrode dan Voich, 1974:115)
- Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen
secara teratur (“an organized, functioning relationship among units or
components” – Awad, 1979:4)
Jadi dengan kata lain istilah “systema” atau sistem adalah sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan satu keseluruhan (a whole).
Sistem digolongkan dalam dua golongan pemakaian, yang
menunju pada suatu “entitas” wujud benda dan sebagai suatu metode
atau tata cara. Mengutip pandangan dari Shrode dan Voich (1974:121):
The term ”system” has two important connotations which are implicit, if not explicit, in almost any discussion of system as a plan, method, device, or procedure for accomplishing something. As well see, these two notions are not markedly different, since order or structure is fundamental to each.
Istilah “Sistem” memiliki dua konotasi penting baik secara implisit atau pun eksplisit, dalam beberapa diskusi tentang sistem sebagai suatu perencanaan, metode, alat, atau prosedur untuk mencapai sesuatu. Seperti yang terlihat, ada dua gagasan yang tidak jauh berbeda, karena keteraturan atau adanya struktur keduanya merupakan hal yang mendasar.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
16
Jadi secara singkatnya, menurut kedua pengarang tersebut isitilah
sistem itu menunjukan pada dua hal, yaitu pada suatu wujud (entitas) atau
benda yang memiliki tata aturan atau susunan struktural dari bagian-
bagiannya, dan kedua menunjuk pada sutu rencana, metode, alat atau
tata cara untuk mencapai sesuatu. Tapi kedua pengertian tersebut
tidaklah mempunyai perbedaan yang berarti karena keteraturan,
ketertiban atau adanya struktur itu merupakan hal yang mendasar/
fundamental bagi keduanya.
Konsep pengertian sistem sebagai suatu metode ini dikenal dalam
pengertian umum sebagai pendekatan sistem (system approach). Pada
dasarnya pendekatan ini merupakan penerapan metode ilmiah dalam
usaha memecahkan masalah. Atau menerapkan “kebiasaan berfikir atau
beranggapan bahwa ada banyak sebab terjadinya sesuatu” di dalam
memandang atau menghadapi kesaling terhubungkannya sesuatu benda,
masalah atau peristiwa. Jadi, pendekatan sistem berusaha menyadari
adanya kerumitan di dalam kebanyakan benda, sehingga terhindar dari
memandangnya sebagi suatu yang amat sederhana atau bahkan keliru.
Ciri Pokok Sistem
Menurut Amirin (2010:21) ciri pokok sistem yang dia sadur dari
berbagai macam literatur adalah :
1. Setiap sistem mempunyai tujuan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
17
2. Setiap sistem mempunyai batas (boundaries) yang memisahkannya
dari lingkungannya
3. Walau mempunyai batas, akan tetapi sistem tersebut bersifat terbuka
dalam arti berinteraksi juga dengan lingkungannya
4. Suatu sistem terdiri dari beberapa subsistem yang disebut pula
sebagai bagian, unsur, atau komponen.
5. Mempunyai sifat wholism atau satu kebulatan yang utuh dan padu
antara berbagai bagian, komponen atau unsur.
6. Terdapat saling hubungan dan saling ketergantungan di dalam (intern)
sistem maupun antara sistem dengan lingkungannya
7. Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses transformasi atau
proses mengubah masukan menjadi keluaran. Maka sistem sering
disebut sebagai “processor” atau “transformator”.
8. Dalam sistem terdapat mekanisme kontrol dengan memanfaatkan
tersedianya umpan balik.
9. Dengan adanya sistem kontrol tersebut maka sistem mempunyai
kemampuan mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya atau keadaan secara otomatik (dengan sendirinya).
Jika mereka yang terlibat dalam pemecahan masalah tetap
berpikiran terbuka dan menggunakan, pendekatan terbuka multi-sistem,
kita bisa mendapatkan keuntungan dari perspektif keahlian orang lain.
Kadang-kadang, bagaimanapun, beberapa menggunakan sistem tertutup,
pendekatan, kaku dogmatis masalah kompleks dengan pandangan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
18
bahwa kebenaran mutlak dan prediktabilitas ada. Meskipun solusi
sederhana untuk masalah kompleks yang awalnya menyenangkan,
mereka mencegah kita dari untuk kompleksitas penuh yang terbuka dari
setiap masalah yang diberikan dan dapat menyebabkan masalah yang
bahkan lebih kompleks.
2. Konsep Perencanaan
a. Pengertian Perencanaan
Dalam pengertian yang paling sederhana, perencanaan adalah
suatu cara “rasional” untuk mempersiapkan masa depan (Kelly dan
Backer, 2000 dalam Rustiadi et al, 2009). Sebagian kalangan
berpendapat (Rustiadi et al, 2009) bahwa perencanaan adalah suatu
proses menentukan apa yang akan dicapai di masa yang akan datang
serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Sebagian kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu
aktivitas yang dibatasi oleh lingkup waktu tertentu, sehingga perencanaan,
lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi untuk mencapai tujuan
tertentu dalam waktu tertentu. Artinya, perencanaan adalah suatu proses
menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta
menentukan tahapan-tahapan untuk mencapainya.
Dengan demikian, proses perencanaan, dilakukan dengan menguji
berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidak pastian yang
ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
19
memilih arah-arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk
mencapainya (Kay dan Alder, 1999 dalam Rustiadi et al, 2009). Dari
semua definisi yang ada dalam perencanaan, selalu terdapat dua unsur
penting dalam perencanaan, yaitu :1) Unsur hal yang ingin dicapai dan 2)
unsur cara untuk mencapainya
Perencanaan adalah proses aplikasi pengetahuan (baik ilmiah
maupun teknikal) kedalam tindakan praktis (Friedmann, 1987 dalam
Salman, 2009) agar perubahan yang berlangsung sesuai dengan visi
tatanan. Dengan pengertian ini, proses mempengaruhi perubahan melalui
tindakan praktis agar sesuai dengan visi dapat berlangsung pada dua
aras: (1) melalui ”arahan pemerintah terhadap sistem kemasyarakatan”
(societal guidance); (2) melalui ”dorongan transformasi dari dalam
masyarakat” (social transformation) (Friedmann, 1987 dalam Salman,
2009). Saling interkasi antara arahan masyarakat dan transformasi sosial
inilah yang selalu mewarnai kompleksitas perencanaan, termasuk dalam
perencanaan pembangunan daerah.
Arahan kemasyarakatan (societal guidance) dilakukan melalui dua
bentuk aplikasi pengetahuan, yakni melalui reformasi sosial (social
reform) pada formatnya yang radikal dan melalui analisis kebijakan (policy
analysis) pada formatnya yang moderat. Transformasi sosial (social
transformation) juga dilakukan dalam dua bentuk aplikasi pengetahuan,
yakni melalui mobilisasi sosial (social mobilization) pada formatnya yang
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
20
radikal dan melalui pembelajaran sosial (social learning) pada formatnya
yang moderat.
b. Perencanaan Rasional-Partisipatif
Pola perencanaan pembangunan yang mendorong terjadinya
partisipasi aktif masyarakat tersebut lebih dikenal dengan istilah
perencanaan pembangunan partisipatif atau bisa dikenal dengan istilah
perencanaan partisipatif. Partisipasi adalah keterlibatan dan pelibatan
anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam
perencanaan dan pelaksanaannya (implementasi) program/ proyek
pembangunan yang dikerjakakan masyarakat lokal (Adisasmita, 2006:38)
Dalam menghadapi permasalahan pembangunan yang semakin
kompleks, pencapaian pengetahuan yang “sempurna” (sebagaimana
dituntut dalam perencanaan rasional) di manapun juga hampir tidak
pernah tercapai. Akibat dari tidak dicapainya reformasi yang komprehensif
adalah kegagalan dalam mengidentifikasi masalah yang ada (tahap
pertama dalam perencanaan rasional.
Kegagalan dalam mengidentifikasi masalah dapat disebabkan
akibat pendekatan dan cara berfikir (‘top down”), di mana para perencana
dan para pengambil keputusan melakukan interpretasi dan pengukuran
secara satu arah tidak melalui proses dialogis yang interaktif bersama
para pihak terkait (stake holders). Terkait dengan hal ini, Dalal Clayton
dan Dent (2001) dalam Rustiad,et al (2009) menyatakan bahwa penyebab
dari kegagalan perencanaan yang bersifat top down adalah :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
21
1) Kegagalan menangkap isu yang berkembang di masyarakat
2) Kegagalan informasi akibat ketiadaan data atau tidak diperolehnya
data secara memadai
3) Kegagalan menyatukan upaya dan sasaran dari berbagai aktivitas/
proyek yang ada,
4) Kegagalan institusi yakni akibat tidak bekerjanya institusi yang ada
secara memadai
5) Kegagalan mempersatukan visi seluruh stakeholders
Terkait dengan masalah kegagalan informasi, Dalal-Clayton dan
Dent (2001) mempertegas tiga situasi penyebab kegagalan informasi yang
banyak di temui di negara-negara yang belum berkembang, yaitu :
1) Tidak ada data
2) Data yang relevan tersedia tapi pengambil keputusan tidak tahu atau
tidak ada akses
3) Data tersedia tapi tidak komprehensif
Pendekatan partisipatif dalam perencanaan dapat menutupi
berbagai kelemahan pendekatan perencanaan rasional terutama
kelemahan akibat terbatasnya informasi yang berdampak serius pada
terjadinya bounded rationality. Membangun partisipasi seluruh
stakeholders akan dapat memenuhi sifat komprehensifnya suatu
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
22
perencanaan yang lengkap dan dapat dipahami bersama guna
membangun keputusan yang terbaik.
Salah satu tahapan perencanaan rasional-partisipatif (dalam
Rustiadi, et al, 2009) adalah pengumpulan data, social assesment,
analisis masalah, menetapkan tujuan-tujuan, mengidentifikasikan
alternatif-alternatif, mengidentifikasi/ investigasi hambatan dan peluang,
memilih alternatif terbaik (decision making), implementasi, dan monitoring
serta evaluasi.
Pengertian partisipasi menurut kamus umum bahasa Indonesia
adalah, keikut-sertaan, turut serta dalam kegiatan. Sedangkan menurut
Bornby (1974), mengartikan partisipasi sebagai tindakan untuk
“mengambil bagian” yaitu kegiatan atau pernyataan untuk mengambil
bagian dari kegiatan dengan maksud untuk memperoleh manfaat
(Webster,1976). Sedangkan dalam kamus sosiologi disebutkan bahwa,
partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang dalam kelompok sosial
untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan
atau profesinya sendiri (Theodorson, 1969).
Ada tujuh tipe partisipasi hasil identifikasi dari Bass et al (Hobley,
1996) dalam Mardikanto (2009) seperti yang bisa kita lihat pada tabel 2 di
bawah ini.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
23
Tabel 2. Tipologi partisipasi masyarakat
No. TIPOLOGI KARAKTERISTIK
1 Partisipasi pasif/ manipulatif
- Masyarakat diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi
- Pengumuman sepihak oleh pelaksana proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat
- Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran
2 Partisipasi informatif - Masyarkat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
- Masyarakat tidak diberi kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penelitian
- Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat
3 Partisipasi konsultatif - Masyarakt berpartisipasi dengan cara berkonsultasi
- Orang luar mendengarkan, menganalisis masalah dan pemecahannya
- Tidak ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama
- Para profesional tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan
- Masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindak lanjuti
4 Partisipasi insentif - Masyarakt memberikan korbanan/ jasanya untuk memperoleh imbalan berupa insentif/ ubah
- Masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran atau eksperimen-eksperimen yagn dilakukan
- Masyrakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan setelah insentif dihentikan
5 Partisipasi fungsional - Masyarakat membentuk kelompok untuk mencapai tujuan proyek
- Pembentukan kelompok (biasanya) biasanya setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati
- Pada tahap awal, masyarakat tergantung pada pihak luar, tetapi secara bertahap menunjukan kemandiriannya
6 Partisipasi interaktif - Masyarakat berperan dalam analisis untuk perencanaan kegiatan dan pembentukan atau
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
24
No. TIPOLOGI KARAKTERISTIK penguatan kelembagaan
- Cenderung melibatkan metode interdisipliner yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematik
- Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas (pelaksanaan) keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki andil dalam keseluruhan proses kegiatan
7 Self Mobilization (mandiri)
- Masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas (tidak dipengaruhi oleh pihak luar) untuk mengubah sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki.
- Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang diperlukan
- Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada dan atau digunakan
Sumber : Sistem Penyuluhan Pertanian, Totok Mardikanto (2009)
Kesulitan dalam penumbuhan dan pengembangan partisipasi
masyarakat menurut Mardikanto (2009) disebabkan karena beberapa hal,
yaitu : Pengembangan partisipasi akan menghilangakan hak-hak
keistimewaan (Previllage) atau perbedaan status sosial yang biasanya
dimiliki oleh kelompok “elite” tertentu di daerah. Disamping itu ada juga
persepsi yang menilai “masyarakat sulit diajak maju”. Padahal hal itu
menurut White (1978) dalam Mardikanto (2009) menunjukan tidak
memahami karakter masyarakat. Pada lain sisi kesulitan dalam
penumbuhan partisipasi tersebut disebabkan karena terlalu lama
direkayasa untuk tidak terlalu berfikir oleh pihak penguasa. Sehingga
mereka lebih suka menerima apapun yang harus dilakukan/ diinstruksikan,
Lanjutan Tabel 2.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
25
dibanding harus ikut susah-susah berfikir merencanakan, memantau dan
mengevaluasi kegiatan yang ditawarkan.
Gambar 1. Syarat tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat
Sumber : Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta.
Menurut Slamet, M (1985) tumbuh kembangnya partisipasi
masyarakat dalam pembangunan sangat ditentukan oleh 3 (tiga) unsur
pokok, yaitu :
1) Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi
2) Adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi
3) Adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi
Kesempatan yang diberikan pada masyarakat merupakan
pendorong tumbuhnya kemauan dan kemampuan masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam pembangunan. Meskipun sudah diberikan
KEMAMPUAN BERPARTISIPASI
KEMAUAN BERPARTISIPASI
KESEMPATAN BERPARTISIPASI
PARTISIPASI MASAYARAKAT
DALAM PEMBANGUNAN
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
26
kesempatan kalau masyarakat masih belum memiliki kemauan dan
kemampuan karena banyak faktor penghambat seperti yang telah
disebutkan di atas maka sulit kita mengharapkan adanya partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
3. Penyuluhan dan Dinamika Perkembangannya
a) Sejarah Penyuluhan di Dunia
Penyuluhan diawali dengan ceramahnya James Stuart dari Trinity
College di Inggris yaitu sektar tahun 1867-68 pada perkumpulan pekerja
wanita dan pria di Inggris Utara. Istilahnya pada saat itu adalah “extension
university”. Stuart kemudian dianggap sebagai bapak penyuluhan. (Van
Den Ban, 2005) .
Pada tahun 1871, Stuart mengusulkan pada University of
Cambridge agar penyuluhan dijadikan mata kuliah dan secara resmi
universitas ini menerapkan sistem penyuluhan pada tahun 1873. Hal ini
diikuti slenjutnya oleh London University (1876) dan Oxford University
(1878).. Menjelang Tahun 1880 kegiatan ini telah merupakan gerakan
penyuluhan tempat perguruan tinggi melebarkan sayapnya ke luar
kampus (Van Den Ban, 2005).
Penyuluhan pertanian masuk ke Amerika Serikat pada awal 20
ketika Cooperative Extension Services mengembangkan Land Grant
College (Mardikanto, 2009). Di sini penyuluhan dapat dipandang sebagai
suatu bentuk pendidikan orang dewasa yang menempatkan pengajar
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
27
sebagai staf universitas. Pada saat ini sebagian besar negara yang
berbahasa Inggris menggunakan istilah-istilah Amerika untuk kata
‘penyuluhan’. Tujuan penyuluhan bagi mereka adalah menjamin agar
peningkatan produksi pertanian yang merupakan tujuan utama kebijakan
pertanian dicapai dengan cara merangsang petani untuk memanfaatkan
teknologi produksi modern dan ilmiah yang dikembangkan melalui
penelitian.
b) Sejarah Penyuluhan Pertanian di Indonesia
Menurut Prof. Iso Hadiprojo kelahiran penyuluhan di Indonesia
bertepatan dengan kelahiran Departemen Pertanian pada tahun 1905,
yang antara lain memiliki tugas melaksanakan penyuluhan pertanian.
Sebelum tahun 1905 kegiatan “penyuluhan” lebih berupa pemaksaan-
pemaksaan yang dilaksanakan dalam rangka “Tanam paksa”. Hal ini
bertentangan dengan hakikat penyuluhan itu sendiri (Mardikanto, 2009).
Kehadiran penyuluhan di Indonesia yang lebih dari seabad,
kehadirannya sebagai ilmu tersendiri baru pada tahun 60’an dengan
dikenalkan melalui Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA).
Sedangkan di Perguruna Tinggi, ilmu penyuluhan baru dikembangkan
sejak tahun 1976 yaitu sejak dibukanya jurusan Penyuluhan Pertanian
pada Program Pasca Sarjana IPB. Sedangkan untuk S1, program studi
penyuluhan dan Komunikasi pertanian baru dibuka pada tahun 1998.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
28
c) Pengertian Penyuluhan Pertanian
Mardikanto (2009) menyimpulkan pemahaman kegiatan
penyuluhan yang bersumber dari beberapa literatur, yaitu :
1) Penyuluhan sebagai penyebarluasan (informasi)
Merupakan terjemahan dari “extension” yang bisa diartikan sebagai
penyebarluasan. Dalam hal ini penyebarluasan informasi tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan dari perguruan tinggi atau
lembaga penelitian ke dalam praktek atau kegiatan praktis.
2) Penyuluhan sebagai Proses Penerangan/ penjelasan
Penyuluhan asal kata dari “suluh” atau obor, merupakan terjemahan
dari kata “voorlichting” yang bisa diartikan sebagai penerangan atau
memberikan terang dalam kegelapan sehingga bisa diartikan pula
sebagai kegiatan penerangan
3) Penyuluhan sebagai Proses Perubahan perilaku
Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yagn disuluh agar terbangun proses perubahan
“perilaku” (behaviour) yang merupakan perwujudan dari pengetahuan,
sikap dan keterampilan seseorang seseorang yang dapat diamati oleh
orang/ pihak lain, baik secara langsung (berupa : ucapan, tindakan,
bahasa tubuh dll.) maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau
hasil kerjanya).
4) Penyuluhan sebagai Proses Perubahan sosial
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
29
Penyuluhan tidak hanya perubahan perilaku tapi juga proses
perubahan sosial, seperti perubahan dalam hubungan antar indvidu
dalam masyarakat, termasuk struktur, nilai-nilai, dan pranata sosialnya
(demokratisasi, transparansi, supremasi hukum dll.)
5) Penyuluhan Proses Rekayasa sosial (Social engineering)
Penyuluhan sering disebut sebagai proses rekayas sosial (social
engineering) atau segala upaya yang dilakukan untuk menyiapkan
sumberdaya manusia agar mereka tahu, mau dan mampu
melaksanakan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam
sistem sosial masing-masing.
6) Penyuluhan sebagai Proses pemasaran sosial (Social Marketing)
Dalam pengertian ini penyuluhan dalam proses pembentukan
masyarakat seperti yang dikehendaki perekayasa/ penyuluh dengan
“menawarkan” pada masyarakat dan keputusan untuk menerima atau
menolak merupakan hak penuh masyarakat itu sendiri
7) Penyuluhan sebagai Proses Pemberdayaan Masyarakat (Community
Empowerment)
Inti kegiatan penyuluhan adalah pemberdayaan masyarakat
(Margono, 2000). Artinya memberi daya pada yang tidak berdaya dan
atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang
lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan
8) Penyuluhan sebagai proses penguatan kapasitas (Capacity
Strengthening)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
30
Penguatan kapasitas artinya penguatan kemapuan yang dimiliki oleh
setiap individu dan masyarakat untuk memobilisasi dan
memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki secara lebih berhasil guna
(efektif) dan berdaya guna (efisien) secara berkelanjutan.
9) Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan
Proses penyuluhan yang menyampaikan pesan pembangunan
dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan
Menurut Saragih, B (2002), perlu ada redefinisi yang menyangkut
pengertian “penyuluhan” seiring dengan adanya perubahan kehidupan
masyarakat global dan tuntutan pembangunan pertanian baik menyangkut
kontek atau pun kontennya. Perubahan yang terjadi dalam penyuluhan
seperti yang dijelaskan dalam gambar 2.
Gambar 2. Perubahan peranan penyuluh dalam hubungannya dengan pelaku utama
Sejalan dengan perubahan peranan penyuluh seperti yang
diilustrasikan pada gambar 2, menurut Fatah, L (2007) peranan penyuluh
harus lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil
keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka dan
PENYULUH
Guru Serba “lebih” Hubungan vertikal
Fasilitator, motivator Sederajat Hubungan horizontal/
lateral, partisipatif
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
31
menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekwensi
masing-masing pilihan itu. Dengan demikian maka penyuluh harus
berperan sebagai pendamping dan pembimbing petani/ masyarakat untuk
mencapai apa yang menjadi keinginan dan cita-citanya mereka. Penyuluh
menjadi fasilitator bagi petani dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dalam rangka pencapaian peningkatan kesejahteraan
keluarga petani. Peranan dan partisipasi petani sebagai penerima manfaat
makin besar baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.
Berbeda dengan sistem penyuluhan pada masa lalu, di mana petani harus
mengikuti keinginan dari penyuluh baik dengan suka rela atau pun
terpaksa.
Melalui pengertian ini menurut Mardikanto (2009), penyuluhan tidak
terbatas pada pengertian terbentuknya “better farming, better business,
and better living” tetapi lebih jauh dari itu penyuluh memfasilitasi petani
untuk bisa mengadopsi teknologi produksi dan kemudahan pemasaran
untuk peningkatan pendapatan. Melalui penyuluhan pula petani bisa
memiliki posisi tawar yang baik dalam pengambilan keputusan dan
konsistensi implementasi kebijakan yang berpihak pada petani.
Dengan adanya pergeseran posisi penyuluh yang berkaitan juga
dengan adanya pergeseran pola pembangunan sektor pertanian maka
perlu adanya redefinisi pengertian penyuluhan. Dalam UU no. 16 Tahun
2006, rumusan tentang pengertian penyuluhan pertanian adalah :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
32
Proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Menurut Mardikanto (2009), penyuluhan pertanian adalah suatu
system pendidikan bagi masyarakat (petani) untuk membuat mereka
tahu, mau dan mampu berswadaya melaksanakan upaya peningkatan
produksi, pendapatan/ keuntungan dan perbaikan kesejahteraan
keluarga/ masyarakatnya. Sedangkan menurut AW.Van den Ban dan
Hawkins (1999), penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk
melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu
sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan
yang benar.
Efektivitas atau keberhasilan suatu kegiatan penyuluhan menurut
Mardikanto (2009) dapat diukur dari seberapa jauh telah terjadi
perubahan perilaku (petani) sasarannya, baik yang menyangkut :
pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya. Yang kesemuanya itu dapat
diamati pada :
Perubahan-perubahan pelaksanaan kegiatan bertani yang mencakup
macam dan jumlah sarana produksi, serta peralatan/mesin yang
digunakan, maupun cara-cara atau teknik bertaninya.
Perubahan-perubahan tingkat produktivitas dan pendapatannya.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
33
Perubahan dalam pengelolaan usaha (perorangan, kelompok,
koperasi), serta pengelolaan pendapatan dari usaha taninya.
Menurut Hafsah (2006), bahwa efektivitas penyuluhan pertanian
akan sangat ditentukan oleh seberapa jauh lembaga penyuluhan
diperhatikan oleh subsistem yang lain, atau mampu mengembangkan
dirinya menjadi suatu kegiatan strategis. Dalam banyak hal kasus,
terlihat bahwa keberhasilan penyuluhan pertanian sangat ditentukan
oleh perhatian pengusaha atau pimpinan wilayah setempat.
4. Programa Sistem Perencana Dalam Penyuluhan
Programa adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah,
tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk dan
sistematika yang teratur. Program dapat dihasilkan melalui proses
perencanaan program yang diorganisasikan secara sadar dan terus
menerus, untuk memilih alternatif yang terbaik dalam mencapai tujuan
(Priyono, 2009).
Program dapat dihasilkan melalui proses perencanaan program
yang diorganisasikan secara sadar dan terus menerus, untuk memilih
kriteria yang terbaik dalam mencapai tujuan. Rencana kerja adalah
pernyataan tertulis yang memuat secara lengkap tentang apa,
mengapa, bagiamana, siapa, bilamana, dimana, dan berapa biaya yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan penyuluhan. (Mardikanto dan
Sutarni, 1990).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
34
Definisi programa penyuluhan menurut Kementerian Pertanian
adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan
arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan (Permentan, no.25, 2009). Berdasarkan definisi di atas,
program yang khusus dan berkaitan dengan kegiatan penyuluhan disebut
programa penyuluhan.
Dalam Undang-undang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan
dan kehutanan (UU SP3K) nomor 16 tahun 2006 pasal 1 ayat 23,
dikatakan :
“Programa penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya disebut programa penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan”. Dari beberapa definis dan pengertian-pengertian tentang
“perencanaan Program” (Mardikanto, 2009), disimpulkan beberapa pokok-
pokok pikiran yang meliputi :
1) Perencanaan program merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
Artinya, perencanaan program merupakan suatu rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang tidak pernah berhenti sampai
tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, minat) yang dikehendaki.
2) Perencanaan program, dirumuskan oleh banyak pihak. Artinya,
dirumuskan oleh penyuluh bersama-sama masyarakat penerima
manfaatnya dengan didukung oleh para spesialis, praktisi dan penentu
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
35
kebijakan yang berkaitan dengan upaya-upaya pembangunan
masyarakat setempat.
3) Perencanaan program, dirumuskan berdasarkan fakta (bukan dugaan)
dan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia yang mungkin
dapat digunakan.
4) Perencanaan program, meliputi perumusan tentang keadaan,
masalah, tujuan dan cara (kegiatan) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan itu.
5) Perencanaan program, dinyatakan secara tertulis. Artinya,
perencanaan program merupakan perencanaan tertulis tentang :
keadaan, masalah, tujuan, cara mencapai tujuan, dan rencana
evaluasi atas hasil pelaksanaan program yang telah dirumuskan.
Program penyuluhan yang baik sebaiknya dilakukan berdasarkan
kebutuhan masyarakat yang ada di daerah tersebut (sistem bottom up).
Pemerintah harus mengetahui yang menjadi kebutuhan masyarakat lalu
kemudian menentukan program apa yang cocok dilakukan di daerah
tersebut.
Partisipasi petani/ pelaku utama dalam penyusunan programa
penyuluhan merupakan suatu hal yang penting. Menurut Van den Ban
(2005) ada beberapa alasan pentingnya kenapa hal ini harus dilakukan :
1) Petani memiliki informasi yang sangat penting untuk merencanakan
program yang berhasil, termasuk tujuan, situasi, pengetahuan serta
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
36
pengalaman mereka dengan teknologi dan penyuluhan serta struktur
sosial masyarakat mereka.
2) Mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja sama dalam program
penyuluhan jika ikut bertanggung di dalamnya.
3) Masyarakat yang demokratis secara umum menerima bahwa rakyat
yang terlibat berhak berpartisipasi dalam keputusan mengenai tujuan
yang ingin dicapai.
4) Banyak persoalan pembangunan pertanian, seperti pengendalian
erosi tanah, pengembangan sistem usahatani yang lestari dan
pengembangan agribisnis tidak bisa dipecahkan dengan keputusan
satu pihak diperlukan keputusan kolektif dengan partisipasi kelompok
sasaran.
Menurut Mardikanto (2009), untuk mengukur sampai sejauh mana
perencanaan programa yang baik, beberapa acuan yang bisa digunakan
untuk itu adalah :
1. Analisis fakta dan keadaan
Menyajikan fakta dan data yang lengkap yang menyangkut keadaan
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kelembagaan, ketersediaan
sarana/ prasarana, dukungan kebijakan, keadaan sosial, keamanan
dan stabilitas politik.
2. Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan
Perumusan masalah dipusatkan pada masalah-masalah yang nyata
(real problems) yang telah dirasakan masyarakat (felt- problems).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
37
Artinya , perumusan masalah hendaknya dipusatkan pada masalah-
masalah yang dinilai sebagai penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan
nyata (real needs) masyarakat, yang telah dapat dirasakan (felt
needs) oleh mereka.
3. Jelas dan menjamin keluwesan
Jelas dan tegas tidak menimbulkan keragu-raguan atau kesalah-
pengertian dalam pelaksanaannya. Harus luwes (memberikan peluang
untuk dimodifikasi) jika tidak maka program tersebut tidak bisa
dilaksanakan.
4. Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan
kepuasan
Tujuan menjanjikan perbaikan kesejahteraan atau kepuasan
masyarakat penerima manfaat. Dengan demikian masyarakat harus
tahu betul tentang manfaat apa yang dapat mereka rasakan, setelah
tujuan program tersebut tercapai.
5. Menjaga keseimbangan
Mampu mencakup kepentingan sebagian besar masyarakat, dan
bukannya sekelompok kecil masyarakat saja. Setiap pengambilan
keputusan harus ditekankan pada kebutuhan yang paling diutamakan
yang mencakup orang banyak. Efisiensi, diarahkan demi pemerataan
kegiatan dan waktu pelaksanaan harus dihindari kegiatan-kegiatan
yang terlalu besar menumpuk pada penyuluh atau pada masyarakat
penerima manfaat.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
38
6. Pekerjaan yang jelas
Jelas dalam prosedur, tujuan dan sasaran kegiatan yang mencakup :
Masyarakat penerima manfaat
Tujuan, waktu dan tempatnya
Metode yang digunakan
Tugas dan tanggung jawab pihak yang terkait
Pembagian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
setiap kelompok personel
Ukuran-ukuran yang digunakan untuk evaluasi kegiatannya
7. Proses yang berkelanjutan
Perumusan masalah, pemecahan masalah dan tindak lanjut (kegaitan
yang harus dilakukan) pada tahap berikutnya, harus dinyatakan dalam
suatu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan. Termasuk perubahan-
perubahan yang perlu dilakukan, selaras dengan perubahan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi.
8. Merupakan proses belajar mengajar
Semua pihak yang terlibat dalam perumusan, pelaksanaan dan
evaluasi harus mendapat kesempatan “belajar” dan “mengajar”.
Artinya, masyarakat diberi kesempatan belajar mengumpulkan fakta
dan keadaan, serta merumuskan sendiri masalah dan cara
pemecahan masalahnya. Sebaliknya, penyuluh dan aparat pemerintah
yang lain harus mampu memanfaatkan kesempatan tersebut sebagai
upaya belajar dari pengalaman masyarakat setempat.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
39
9. Merupakan proses koordinasi
Perumusan masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan, harus
melibatkan dan mau mendengarkan kepentingan semua pihak dalam
masyarakat.
10. Memberikan kesempatan evaluasi proses dan hasilnya
Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan dan melekat (built in)
dalam perencanaan program
Dari kesepuluh pokok ukuran tersebut, secara ringkas dapat
dikemukakan beberapa karakteristik perencanaan program yang baik,
yang meliputi :
1) Mengacu pada kebutuhan masyarakat
2) Bersifat komprehensif
3) Luwes
4) Merupakan proses pendidikan
5) Beranjak dari sudut pandang masyarakat
6) Memerlukan kepemimpinan lokal yang handal
7) Menggunakan teknik-teknik dan penelitian untuk memperoleh
informasi
8) Mengharapkan partisipasi masyarakat, agar mereka dapat membantu
diri mereka sendiri, dan
9) Menerapkan evaluasi secara berkelanjutan
Manfaat dari disusunnya program dan rencana kerja penyuluhan
adalah sebagai berikut :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
40
1) Menjamin adanya pertimbangan yang mantap tentang apa dan
mengapa hal itu harus dilakukan.
2) Adanya pernyataan tertulis (dokumen) yang dapat digunakan setiap
saat sebagai pedoman kerja bagi pelaksana penyuluhan, sehingga
dapat mencegah terjadinya salah pengertian, serta memberikan
pedoman bagi evaluator dalam pelaksanaan evaluasi penyuluhan.
3) Memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan terhadap
adanya usul atau saran penyempurnaan.
4) Dengan adanya tujuan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur
untuk mengukur kemajuan, maka dapat dikaji seberapa jauh saran
penyempurnaan dapat diterima atau ditolak agar tujuan yang
diinginkan tetap dapat tercapai.
5) Memantapkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan harus dicapai yang
perkembangannya dapat diukur dan dievaluasi.
6) Memberikan jaminan kelangsungan pelaksanaan program meskipun
ada pergantian personalia.
7) Ikut sertanya petani dalam kegiatan perencanaan akan membantu
meningkatkan kepercayaan diri petani dan kepemimpinannya.
8) Ikut sertanya petani dalam kegiatan perencanaan penyuluhan
merupakan pengalaman yang bersifat pendidikan
9) Membantu mengembangkan kepemimpinan, yaitu dalam
menggerakkan semua pihak yang terlibat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
41
10) Meningkatkan efisiensi pelaksanaan penyuluhan secara keseluruhan,
seperti sumber daya, waktu dan tenaga (Priyono, 2009).
Mardikanto (2009), menambahkan arti penting perencanaan
program penyuluhan adalah sebagai berikut :
1) Memberikan acuan dalam mempertimbangkan secara seksama
tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara
melaksanakannya
2) Tersedianya acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat
(umum). Diharapkan dapat mencegah terjadinya salah pengertian
(dibandingkan dengan pernyataan tidak tertulis) dan dapat dikaji ulang
(dievaluasi) setiap saat, sejak sebelum, selama dan sesudah program
tersebut dilaksanakan.
3) Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya usul/
saran penyempurnaan yang “baru”.
4) Dengan adanya pernyataan tertulis, dapat dikaji seberapa jauh usulan
revisi tersebut dapat diterima/ ditolak agar tujuan yang diinginkan tetap
dapat tercapai, baik dalam arti : jumlah, mutu dan waktu yang telah
ditetapkan
5) Memantapkan tujuan-tujuan yang ingin dan harus dicapai, yang
perkembangannya dapat diukur dan dievaluasi.
6) Memberikan pengertian yang jelas terhadap pemilihan tentang :
a. Kepentingannya dari masalah-masalah insidental (yang dinilai
akan menuntut perlunya revisi program), dan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
42
b. Pemantaban dari perubahan-perubahan sementara (jika memang
diperlukan revisi program
7) Mencegah kesalah-artian tentang tujuan akhir, dan mengembangkan
kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang tidak dirasakan
8) Memberikan kelangsungan dalam diri personel, selama proses
perubahan berlangsung. Artinya, setiap personel yang terlibat dalam
pelaksanaan dan evaluasi program selalu merasakan perlunya
kontinyuitas program sampai tercapainya tujuan yang diharapkan
9) Membantu pengembangan kepemimpinan, yaitu dalam menggerakan
semua pihak yang terlibat dan menggunakan sumberdaya yang
tersedia dan dapat digunakan utuk tercapainya tujuan yang
dikehendaki.
10) Menghindarkan pemborosan sumberdaya (tenaga, biaya, waktu) dan
merangsang efisiensi pada umumnya
11) Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan di dalam masyarakat
dan yang dilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat
Mekanisme penyusunan programa
Mekanisme penyusunan programa penyuluhan (Permentan, no. 25,
tahun 2009) merupakan sistem yang saling terkait dengan program dan
kegiatan yang lain oleh karena itu dalam pedoman penyusunan programa
pertanian dikatakan :
- Penyuluhan pertanian terintegrasi dengan sub sistem program
pembangunan pertanian. Dengan demikian proses penyusunan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
43
programa penyuluhan dilakukan secara sinergis dan terpadu dengan
proses perencanaan pembangunan pertanian.
- Programa penyuluhan pertanian disusun setiap tahun dan memuat
rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus
anggaran pada masing-masing tingkatan, serta mencakup
pengorganisasian dan pengelolaan sumberdaya sebagai dasar
penyelenggaraan penyuluhan.
- Penyusunan programa penyuluhan dilakukan secara partisipatif untuk
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan
pelaku usaha. Adapun jumlah dan alokasi pembiayaan kegiatan-
kegiatan penyuluhan yang tercantum pada programa penyuluhan di
pusat, provinsi, kabupaten/ kota, kecamatan, dan desa menjadi dasar
dalam penyusunan APBD dan APBN.
- Kelembagaan penyuluhan di masing-masing tingkatan memfasilitasi
proses penyusunan programa penyuluhan agar programa penyuluhan
nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan
dapat berlangsung seiring sejalan, serta materi kegiatan
penyuluhannya saling menunjang dan saling mendukung.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
44
Gambar 3. Alur penyusunan programa penyuluhan dan keterpaduan
dengan program pembangunan pertanian Sumber : Pedoman Penyusunan Programa penyuluhan Pertanian (Permentan 25 tahun
2009)
Ada perbedaan alur penyusunan programa penyuluhan menurut
pedoman yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.13/MEN/2011 dengan yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian. Untuk lebih jelasnya
mengenai hal ini, bisa dilihat pada Gambar 4.
Perbedaan yang ada yaitu dalam alur penyusunan programa dari
kementerian perikanan dan kelautan dari tingkat desa sampai tingkat
pusat tidak terputus pada tingkat kabupaten dan provinsi sedangkan
pedoman kementerian pertanian terputus. Tapi perbedaan tersebut bukan
hal yang prinsip karena dalam UU SP3K tahun 2006 hanya
mengamanatkan harus “sejalan”.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
45
Gambar 4. Alur Penyusunan Programa Penyuluhan dan Keterpaduan dengan Program Pembangunan Perikanan dan kelautan
Langkah-langkah penyusunan programa penyuluhan
Program penyuluhan merupakan hasil dari berbagai langkah yang
harus dipahami dan dilaksanakan secara logis. Mardikanto (2009)
merumuskan langkah-langkah penyusunan programa penyuluhan
berdasarakan model-model yang ada adalah :
1) Pengumpulaan data keadaan
2) Analisis dan evaluasi fakta-fakta
3) Identifikasi masalah
4) Pemilihan masalah yang ingin dipecahkan
5) Perumusan tujuan-tujuan dan atau penerima manfaat
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
46
6) Perumusan alternatif pemecahan masalah
7) Penetapan cara mencapai tujuan (rencana kegiatan)
8) Pengesahan programa penyuluhan
9) Pelaksanaan kegiatan
10) Perumusan rencana evaluasi
11) Rekonsiderasi
Langkah-langkah penyusunan progama penyuluhan yang
ditetapkan dalam pedoman penyusunan programa penyuluhan dari
Kementerian Pertanian, Kehutanan serta Perikanan dan Kelautan tidak
jauh berbeda dan hampir sama dengan yang disampaikan oleh
Mardikanto (2009). Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini bisa dilihat pada
Tabel di bawah ini :
Tabel 3. Langkah penyusunan programa penyuluhan berdasarkan peraturan dari Kementerian Pertanian, Kehutanan serta Kelautan dan Perikanan
No
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 25/ Permentan/OT. 140/ 5/2009
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesi Nomor : P. 41/Menhut-II/2010
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.13/ MEN/ 2011
1 Perumusan Keadaan Perumusan Keadaan Perumusan keadaan
2 Penetapan Tujuan Penetapan Tujuan Penetapan masalah;
3 Penetapan Masalah Penetapan Masalah Penetapan tujuan;
4 Penetapan Rencana Kegiatan
1. Rencana kegiatan penyuluhan
2.Rencana kegiatan untuk membantu mengikhtiarkan pelayanan dan pengaturan
Penetapan Rencana Kegiatan
1. Rencana kegiatan penyuluhan
2. Rencana kegiatan untuk membantu mengikhtiarkan pelayanan dan pengaturan
Penetapan cara mencapai tujuan;
5 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Rencana Monitoring dan Evaluasi
Rencana monitoring dan evaluasi;
6 Revisi Programa Penyuluhan Revisi Programa Penyuluhan Revisi programa penyuluhan perikanan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
47
C. Kerangka Pemikiran
Rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan sebagian besar
petani di Magelang disebabkan banyak faktor seperti sempitnya lahan
yang dikuasai petani, lemahnya posisi tawar petani, tidak efisiennya dalam
pengelolaan usahatani, lemahnya daya saing komoditi pertanian,
lemahnya dalam akses modal dan rendahnya kapasitas SDM petani.
Pada sisi lain kelompok tani yang diharapkan bisa menjadi solusi dalam
mengatasi persoalan-persoalan tersebut sampai saat ini menunjukan
perkembangan yang kurang berarti.
Melihat kompleksnya persoalan pada petani di Kabupaten
Magelang, memerlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak.
Salah satunya adalah lembaga penyuluhan pertanian, peternakan,
perikanan dan kehutanan yaitu BPPKP (Badan Pelaksana Penyuluhan
dan Ketahanan Pangan). BPPKP merupakan lembaga pemerintah yang
memiliki tugas pokok dan fungsi dalam pembangunan sektor pertanian
peternakan, perikana dan kehutanan dari aspek pengembangan SDM
petani dan kelembagaan petani.
UU SP3K nomor 16 tahun 2006, mengamanatkan tentang sistem
penyusunan programa penyuluhan yang sejalan dan terpadu pada semua
tingkan struktur pemerintahan yaitu tingkat desa, kecamatan, kabupaten,
provinsi dan pusat. Oleh karena itu dibentuk lembaga penyuluhan pada
semua tingkat sebagai salah satu upaya dalam rangka koordinasi terpadu
pelaksanaan penyuluhan di Indonesia.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
48
Penyusunan program dari tingkat desa, pada dasarnya dilakukan
secara partisipatif dengan melibatkan partisipasi aktif dari pelaku utama
yaitu petani dan pelaku usaha serta didampingi oleh penyuluh pertanian
lapangan. Harapannya bisa diperoleh dokumen perencanaan penyuluhan
atau programa penyuluhan desa yang berbasiskan pada kondisi alam
daerah, potensi wilayah dan tujuan yang ingin dicapai dari pelaku utama
(petani) dan pelaku usaha yang ada di desa tersebut. Dokumen programa
penyuluhan desa selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan programa
penyuluhan di tingkat kecamatan dan diharapkan pula menjadi dasar
dalam rencana pembangunan tingkat desa.
Pola yang hampir sama dilakukan dalam kegiatan penyusunan
programa penyuluhan tingkat kecamatan yang disusun oleh penyuluh
melibatkan juga perwakilan petani dari desa-desa yang berada di wilayah
kecamatan tersebut. Kegiatan-kegiatan penyuluhan yang tidak bisa
dilaksanakan pada tingkat desa, diusulkan untuk dilaksanakan di tingkat
kecamatan. Dokumen programa penyuluhan kecamatan menjadi dasar
dalam penyusunan programa penyuluhan tingkat kabupaten. selain itu
dokumen programa penyuluhan tingkat kecamatan menjadi dasar usulan
kegiatan rencana pembangunan kecamatan.
Penyusunan programa penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten
selain harus mengacu pada kebijakan programa penyuluhan tingkat
provinsi sesuai dengan amant UU SP3K no. 16 Tahun 2006, juga
mengacu pada programa penyuluhan tingkat kecamatan. Dokumen
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
49
programa penyuluhan tingkat kabupaten akan menjadi bahan untuk
menyusun rencana kerja penyuluh ahli di tingkat kabupaten dan menjadi
salah satu dasar bagi lembaga penyuluhan tingkat kabupaten ini dalam
rencana pembangunan sektor pertanian. Oleh karena itu perlu dilihat
kaitan programa penyuluhan kabupaten dengan rencana kerja (Renja)
sektor pertanian, yaitu BPPKP, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
perkebunan dan kehutanan dan Dinas peternakan Perikanan.
Programa penyuluhan yang disusun setiap tahun mulai dari tingkat
desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat diharapkan akan menjadi
suatu program yang terintegrasi dengan sistem perencanaan
pembangunan wilayah, dan rencana pembangunan sektor pertanian,
perikanan dan kelautan serta kehutanan.
Untuk menggali lebih jauh bagaimana mekanisme perencanaan
program penyuluhan pertanian ini berjalan maka perlu dilakukan kajian
mendalam mengenai alur perencanaan programa penyuluhan yang ada
pada berbagai tingkatan yaitu tingkat desa, kecamatan, kabupaten serta
keterkaitan dengan programa penyuluhan tingkat provinsi.
Programa penyuluhan yang telah disahkan pada masing-masing
tingkat wilayah, menjadi dasar bagi penyuluh untuk menyusun rencana
kegiatan penyuluh dalam satu tahun ke depan yang disebut Rencana
Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP). RKTP yang disusun oleh penyuluh
setiap bulannya dijabarkan menjadi rencana kerja harian penyuluh dan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
50
untuk selanjutnya pelaksanaan tugas penyuluh secara teknis akan
dilakukan dengan berpedoman pada rencana kerja harian tersebut.
Hasil yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan penyuluh dan
dibandingkan dengan rencana dan keadaan semula, selanjutnya mulai
kembali dengan keadaan yang baru. Evaluasi penilaian perubahan yang
terjadi pada perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dan
dengan mengukur perubahan tingkat produksi dan produktivitas petani,
tingkat adopsi teknologi dan perubahan dalam berusahatani. Hasil
evaluasi ini dan dengan melihat perkembangan yang ada di wilayah kerja
penyuluh merupakan dasar bagi penyusunan programa penyuluhan tahun
berikutnya.
Siklus yang berlangsung setiap tahun dalam sistem penyusunan
programa penyuluhan mulai tingkat desa sampai pusat yang terintegrasi
dengan sektor pembangunan wilayah, merupakan satu solusi untuk
mencapai tujuan akhir dari program penyuluhan yaitu peningkatan
produksi dan produktivitas sektor pertanian dengan dukungan
peningkatan kesejateraan petani yang lebih baik.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
51
KEADAAN SEMULA Data potensi, produktivitas dan
lingkungan usaha pertanian, perilaku/ tingkat kemampuan petani dan kebutuhan pelaku
utama dalam usahanya
Programa Penyuluhan
Desa
Programa Penyuluhan Kecamatan
Programa Penyuluhan Kabupaten
Programa Penyuluhan
Provinsi
Programa Penyuluhan
Nasional
KEADAAN BARU Data potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha
pertanian, perilaku/ tingkat
kemampuan petani dan
kebutuhan pelaku utama dalam
usahanya
Penjabaran menjadi RKTP dan
rencana harian serta Pelaksanaan
Kegiatan Penyuluhan di
lapangan
Oleh Petugas Penyuluh
EVALUASI Hasil yang diperoleh
dibandingkan dengan keadaan
semula
Gambar 5. Kerangka pikir penelitian
Fakt
or
Pend
ukun
g
Fakt
or
Peng
ham
bat
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif kualitatif yaitu suatu pendekatan dengan
menggambarkan/ melukiskan keadaan subyek/ obyek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. ciri dari
metode ini adalah mengutamakan uraian dalam bentuk verbal atau
deskriptif.
Dengan metode ini maka diharapkan bisa menggambarkan
fenomena dan situasi sosial yang ada dan terkait dengan programa
penyuluhan di Kabupaten Magelang. Bagaimana mekanisme penyusunan
programa penyuluhan yang saat ini berjalan, bagaimana peranan petani
dalam perencanaan programa penyuluhan di wilayah kerjanya, serta
peranan penyuluh pertanian lapangan dalam menjabarkan dokumen
program penyuluhan menjadi program kerja tahunannya.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Magelang dengan
lokus di Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
53
Kab. Magelang Provinsi Jawa Tengah, Balai Penyuluhan Pertanian dan
Kehutanan (BPPK) yang berlokasi di wilayah kecamatan yang dipilih
berdasarkan letak topografinya, yaitu :
1. Kecamatan Pakis yang terletak pada wliayah dataran tinggi
2. Kecamatan Tempuran pada wilayah dataran rendah
3. Kecamatan Secang yang merupaka wilayah perkotaan
Pemilihan ketiga lokasi kecamatan tersebut dianggap bisa mewakili
karakter keragaman topografi wilayah, keragaman komoditi pertanian
yang dihasilkan dan keragaman profil petani di kabupaten Magelang.
Dari masing-masing kecamatan dipilih beberapa penyuluh yang memiliki
desa binaan sebagai objek penelitian.
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Supranto (2004)
menyatakan bahwa data kuantitatif merupakan data yang berbentuk
angka-angka,sehingga gejala-gejala dalam penelitian diukurnya dengan
menggunakan skala-skala dan dianalisis menggunakan metode statistik.
Data kuantitatif diperoleh dalam bentuk mentah dari kuesioner dan catatan
lapang (field note). Sedangkan data kualitatif merupakan data yang
disajikan bukan dalam bentuk angka, seperti jenis kelamin, agama,
status, pekerjaan dan sebagainya.
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
54
1. Dokumen Perencanaan beserta kelengkapannya
Programa penyuluhan Provinsi Jawa Tengah 2011, 2012
Programa Penyuluhan Kabupaten Magelang 2010, 2011, 2012
Program penyuluhan Kecamatan Tempuran, Secang dan Pakis
2010, 2011, 2012
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) penyuluh lapangan
kecamatan Tempuran, Secang dan Pakis yang menjadi lokus
penelitian 2012
Dokumen rencana kegiatan harian penyuluh pertanian lapangan
kecamatan Tempuran, Secang dan Pakis tahun 2012
Rencana kerja SKPD BPPKP, Dinas Pertanian, Dinas peternakan
dan perikanan
2. Data statistik kabupaten Magelang (2010 -2012)
3. Hasil wawancara dengan pihak yang terkait dengan penelitian ini,
yaitu :
Pengurus kelompok tani, Pengurus KTNA kecamatan, pengurus
Gapoktan
Penyuluh pertanian di Kabupaten Magelang, Kecamatan Pakis,
Secang dan Tempuran
Ka sub. Bid progama penyuluhan, ka. Sie Perencanaan dan ka.
Sie keuangan BPPKP Kab. Magelang,
4. Hasil observasi lapangan, melihat langsung kondisi wilayah penelitian,
meliputi : kantor BPPK Kecamatan Tempuran, Pakis dan Secang,
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
55
sekretariat kelompok tani, kondisi pertanian serta infrastruktur yang
tersedia.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik :
1. Wawancara, merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu (Estenberg 2002 dalam Sugiyono,
2011). Teknik ini digunakan dengan berpedoman pada tujuan
penelitian dan pertanyaan pengarah untuk pengumpulan data primer.
Wawancara mendalam (in-depth interview) dengan informan kunci
dari institusi-institusi terkait (termasuk dari lembaga swadaya atau
lembaga advokasi bisnis lokal).
Agar kegiatan wawancara berjalan efektif dan efisien, maka
terlebih dahulu dilakukan dua pendekatan, yaitu menentukan
kriteria informan dan menyiapkan panduan. Menentukan kriteria
informan untuk wawancara mendalam dilakukan secara sengaja
kepada orang yang dipandang mewakili institusi atau
komunitasnya. Dalam penelitian ini maka wawancara akan dilakukan
pada penyuluh, pejabat pengambil kebijakan, koordinator penyuluh,
pengurus kelompok tani dan tokoh petani di desa dan kecamatan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
56
2. Observasi, teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan
cara melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian. Teknis
observasi akan dilakukan dengan cara melihat dan mengunjungi
wilayah kerja penyuluh yang menjadi informan penelitian. Observasi
biasanya dilakukan dengan mencatat atau menggambarkan hal-
hal yang terlihat, baik yang bersifat data-data, fasilitas, lingkungan
fisik, kelembagaan maupun sosial budaya masyarakat. Observasi
sangat penting untuk menghemat waktu dan untuk melakukan receck
atau stimuli pertanyaan kepada informan atau responde.
3. Studi dokumentasi, teknik ini digunakan dengan melakukan
pengkajian dan analisis pada dokumen-dokumen data sekunder,
dalam hal ini dokumen perencanaan (Program penyuluhan pertanian
tingkat desa sampai Provinsi), dokumen penjabaran program
penyuluhan (Rencana Kerja tahunan penyuluh, rencana harian).
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain (Sugiyono, 2011). Selanjutnya disajikan dalam bentuk susunan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
57
pernyataan naratif yang merupakan penjelasan dari tujuan-tujuan
penelitian
Tujuan penelitian pertama dianalisis keterkaitan antara dokumen
program penyuluhan kecamatan dengan programa penyuluhan
Kabupaten Magelang dan keterkaitan dokumen programa kabupaten
dengan programa penyuluhan provinsi Jawa Tengah. Hubungan
keterkaitan difokuskan pada arah tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam
kedua dokumen tersebut
Tujuan kedua dari penelitian ini dianalisis keterkaitan dokumen
programa penyuluhan kecamatan dengan Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP) dan RKTP dengan rencana harian. Analisis akan
difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai pada dokumen programa
penyuluhan dan dokumen RKTP serta penjabaran RKTP tersebut menjadi
rencana harian. Selanjutnya dilakukan tabulasi matriks dokumen-
perencanaan tersebut untuk setiap tahapannya.
Tujuan penelitian ketiga, dianalisis dengan mengamati kebijakan
sistem kerja dalam penyuluhan, fasilitas pendukung penyuluhan, kualitas
dan kuantitas penyuluh, faktor kebijakan pendukung dan penegakan
aturan, fasilitas pendukung, infrastruktur daerah serta anggaran.
F. Pengecekan Temuan/ Kesimpulan
Dalam penelitian kuantitatif suatu data dikatakan reliabel jika data
temuan antara satu peneliti dengan peneliti lainnya sama. Sedangkan
dalam penelitian kualitatif hal ini tidak berlaku lagi. Semua data dari setiap
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
58
peneliti bisa dikatakan reliabel walaupun hasilnya berbeda-beda. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan paradigma yang digunakan oleh
setiap peneliti. Dalam penelitian ini pengujian validitas dan reliabilitas
dilakukan dengan cara:
1) Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan dilakukan dengan melakukan
pengamatan secara lebih cermat, teliti, dan berkesinambungan. Dengan
meningkatkan ketekunan peneliti bisa mengetahui data yang diperoleh
benar atau tidak.
2) Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan pengecekan data. Triangulasi
berkaitan dengan perpanjangan pengamatan, yang dilakukan untuk
melihat keajegan yang terjadi di lapangan. Karena pengamatan pada
hari tertentu bisa saja berbeda dengan pengamatan pada hari lain
sehingga diperlukan pengamatan berkali-kali ke obyek penelitian
tersebut.
3) Menggunakan bahan referensi
Dengan adanya referensi lain, maka dapat mendukung data yang
diperoleh di lapangan. Referensi bisa berasal dari buku atau internet.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
59
G. Definisi Opersional
1. Penyuluh pertanian lapangan adalah petugas yang melakukan
kegiatan penyuluhan pada sektor pertanian, kehutanan, perikanan
dan peternakan di tingkat kecamatan yang dikoordinasi oleh
koordinator penyuluh di tingkat Balai Penyuluhan Pertanian dan
Kehutanan (BPPK) kecamatan dalam lingkup Pemerintah Kabupaten
Magelang
2. Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama
serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
3. Programa Penyuluhan Desa adalah rencana tertulis kegiatan
penyuluhan di tingkat desa lingkup Kabupaten Magelang yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman
sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan
4. Programa penyuluhan Kecamatan adalah rencana tertulis kegiatan
penyuluhan di tingkat kecamatan lingkup Kabupaten Magelang yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman
sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
60
5. Programa penyuluhan Kabupaten adalah rencana tertulis kegiatan
penyuluhan di tingkat Kabupaten Magelang yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan
6. Progarama penyuluhan Provinsi adalah rencana tertulis kegiatan
penyuluhan di tingkat Provinsi Jawa Tengah yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan
7. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) adalah jadwal kegiatan
yang disusun oleh penyuluh pertanian lapangan yang bertugas di
tingkat kecamatan dengan berdasarkan programa penyuluhan
kecamatan setempat yang dilengkapi dengan hal-hal yang dianggap
perlu untuk berinteraksi dengan pelaku utama dan pelaku usaha.
8. Rencana harian penyuluh adalah agenda kegiatan penyuluh lapangan
yang disusun dan dilaksanakan setiap bulan oleh penyuluh lapangan.
9. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta
keluarganya yang bertempat tinggal di desa dan menjadi anggota
kelompok tani yang dibina oleh penyuluh pertanian lapangan
Magelang, mengelola usaha di bidang pertanian yang meliputi usaha
hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang
10. Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah di wilayah Kabupaten Magelang yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
61
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
11. Kelompok tani (POKTAN) adalah kumpulan petani/ peternak/ pekebun
yang ada di desa wilayah Kabupaten Magelang dan diakui sebagai
kelompok tani Kabupaten Magelang.
12. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), adalah lembaga yang ada di
desa dan mengkoordinasi kelompok tani-kelompok tani yang ada di
wilayah desa binaan penyuluh Kabupaten Magelang
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Wilayah Kabupaten Magelang
1. Posisi Geografis dan Pembagian Wilayah Administratif
Kabupaten Magelang merupakan salah satu wilayah kabupaten di
provinsi Jawa tengah. Batas wilayah Kabupaten Magelang di sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Wonosobo, sebelah Selatan berbatasan dengan
Provinsi D.I. Yogyakarta dan Purworejo, sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Temanggung dan Semarang, ditengah-tengah
terdapat Kota Magelang. untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar.6
Gambar 6. Posisi wilayah Kabupaten Magelang di Provinsi Jawa
Tengah
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
63
Kabupaten Magelang dengan luas wilayah 108.573 Ha atau 3,34%
dari luas Provinsi Jawa Tengah saat ini terbagi menjadi 21 kecamatan
atau 372 Desa/ kalurahan 2.697 dusun/ lingkungan, untuk jelasnya
mengenai letak wilayah masing-masing kecamatan bisa dilihat pada
Gambar 7. di bawah ini.
Gambar 7. Peta Wilayah Kabupaten Magelang dengan Pembagian 21
Kecamatan
Umumya wilayah kecamatan yang berada pada dataran sedang
dan tinggi memiliki luas wilayah lebih besar dari pada yang berada pada
wilayah dataran rendah. Hal ini bisa dipahami mengingat bahwa dataran
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
64
tinggi sebagian wilayahnya masih merupakan kawasan hutan yang tidak
dimiliki oleh kecamatan yang berada pada dataran rendah. Untuk
jelasnya bisa dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Luas wilayah, jumlah desa/ kelurahan per kecamata Pemkab. Magelang Tahun 2011
No Nama Kecamatan Jumlah Desa/
kelurahan
Jumlah Dusun/
lingkungan
Luas Wilayah (KM2)
1 Salaman 20 163 68,87 2 Borobudur 20 145 54,55 3 Ngluwar 8 68 22,44 4 Salam 12 89 31,63 5 Srumbung 17 144 53,18 6 Dukun 15 145 53,40 7 Muntilan 14 128 28,61 8 Mungkid 16 115 37,40 9 Sawangan 15 124 72,37
10 Candimulyo 19 125 46,95 11 Mertoyudan 13 130 45,35 12 Tempuran 15 104 49,04 13 Kajoran 29 140 83,41 14 Kaliangkrik 20 124 57,34 15 Bandongan 14 128 45,79 16 Windusari 20 138 61,65 17 Secang 20 125 47,34 18 Tegalrejo 21 129 35,89 19 Pakis 20 149 69,56 20 Grabag 28 181 77,16 21 Ngablak 16 93 43,80
JUMLAH 372 2697 1085,73
Sumber : Kabupaten Magelang Dalam Angka 2012
Pada Tabel 4, di atas terlihat bahwa kecamatan yang memiliki
wilayah paling luas adalah Kecamatan Kajoran sedangkan Grabag
meskipun tidak seluas Kajoran tapi memiliki jumlah desa terbanyak.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
65
Wilayah kedua kecamatan sebagian besar berada pada dataran rendah
dan tinggi. Keadaan luas wilayah tersebut, di satu sisi merupakan
tantangan bagi upaya pemberdayaan masyarakat karena akan lebih sulit
dibandingkan dengan kecamatan yang memiliki luas wilayah relatif lebih
sempit tapi di lain sisi wilayah luas menyimpan potensi besar dalam
pengembangan wilayahnya.
2. Karakteristik Lahan
a. Penggunaan lahan
Wilayah kabupaten Magelang selama 3 tahun terakhir mengalami
penyusutan luas lahan sawah dan lahan kering menjadi lahan bukan
pertanian. Kondisi ini bisa berpengaruh terhadap penurunan produksi
pertanian jika tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas lahan
pertanian yang ada. Mulai bergesernya ekonomi masyarakat Magelang
dari pertanian ke non pertanian dan pertumbuhan penduduk yang
membutuhkan lahan untuk perumahan bisa jadi merupakan penyebab
pengalihan fungsi lahan tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini
bisa dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Perkembangan fungsi lahan Kabupaten Magelang
No. Jenis Lahan Luas Lahan (Hektar) rata-rata (%)
+/ - 2009 2010 2011
1 Lahan Sawah 37221 37220 37219 34,28 -2 2 Lahan Kering 42219 42218 42218 38,88 -1 3 Lahan bukan
pertanian 29133 29135 29136 26,83 3
Jumlah 108573 108573 108573 100 Sumber : Kabupaten Magelang Dalam Angka (Data Terolah)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
66
Penyusutan lahan sawah, merupakan penyusutan lahan yang
paling tinggi dalam 3 tahun terakhir. Setiap tahun satu hektar lahan sawah
berkurang dan beralih fungsi menjadi lahan kering dan non pertanian.
Mengingat hal ini akan berpengaruh pada ketahanan pangan nasional
maka perlu ada upaya untuk mencetak sawah baru dan mempertahankan
lahan sawah yang ada. Padi merupakan komoditas penting di kabupaten
Magelang mengingat selama ini produksi pertanian yang merupakan
penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Magelang didominasi oleh
produksi padi.
b. Tinggi Tempat
Kabupaten Magelang memiliki beberapa gunung yaitu gunung
Merapi (2.911 m dpl), Merbabu (3.199 m dpl), Sumbing (3.296 m dpl),
Telomoyo (1.894 m dpl) dan Andong (1.736 m dpl). Ketinggian wilayah
dari permukaan laut berkisar antara 154 m dpl – 3.296 m dpl dengan
penggolongan sbb:
Wilayah dengan Ketinggian 154 - 500 m dpl sebanyak 47%
Wilayah dengan Ketinggian 500 – 1000 m dpl sebanyak 35%
Wilayah dengan Ketinggian > 1000 m dpl sebanyak 18%
Sebagian besar wilayah merupakan dataran rendah dan sedang
yang meliputi 82% wilayah. Berdasarkan data ini maka kabupaten
Magelang sangat baik untuk pengembangan komoditas pertanian
tanaman dataran rendah dan sedang seperti padi sawah tapi masih
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
67
memungkinkan pula untuk pengembangan tanaman dataran tinggi seperti
sayuran .
c. Kemiringan Lahan
Berdasarkan kemiringan lahannya maka Kabupaten Magelang
terbagi menjadi 3 golongan, yaitu :
Daerah datar (kemiringan 0 – 15%) meliputi Kecamatan Mertoyudan,
Mungkid, Muntilan, Salam, Ngluwar dan Secang.
Daerah bergelombang – berbukit (kemiringan 16 – 40%) meliputi
Kecamatan Tempuran, Salaman, Borobudur, Srumbung, Dukun,
Sawangan, Candimulyo, Tegalrejo, Grabag dan Bandongan
Daerah bergunung-gunung dengan lembah yang curam (kemiringan >
40%) meliputi Kecamatan Ngablak, Pakis, Windusari, Kaliangkrik dan
Kajoran
d. Tipe Tanah
Tipe tanah di Kabupaten Magelang sebagian besar latosol dan
regosol, sebagian lainnya: andosol, mediteran merah kuning dan aluvial.
Rata-rata mempunyai kedalaman efektif tanah yang cukup 30 – 90 cm,
dengan tektur tanah sebagian besar sedang dan lainnya bertektur halus
dan kasar.
e. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kabupaten Magelang memiliki 2 daerah aliran sungai (DAS), yaitu
DAS Progo dan DAS Bogowonto, yang memungkinkan terjaminnya air
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
68
untuk pertanian. DAS Progo meliputi wilayah kecamatan Windusari,
Secang, Bandongan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur, Mungkid,
Candimulyo, Tegalrejo, Muntilan, Salam, dan Ngluwar. DAS Bogowonto
meliputi Kecamatan Kajoran dan Borobudur.
f. Iklim
Tipe iklim Kabupaten Magelang termasuk B1 (Oldeman) dengan
curah hujan rata – rata 2.186 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata- rata
103 hari. Kelembaban antara 85 – 95 dengan suhu antara 16 - 26 o C.
Dari kondisi sumber daya alam yang ada baik lahan maupun iklim,
menunjukan bahwa di Kabupaten Magelang cocok dibudidayakan semua
komoditas pertanian, perkebunan, kehutanan, ternak maupun ikan.
3. Potensi Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang yang ditandai
dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama 5
tahun terakhir (Grafik 1.), menunjukan bahwa sektor pertanian masih
merupakan sektor yang menyumbang Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) yang paling tinggi disusul dengan sektor industri pengolahan dan
sektor restoran dan hotel serta sektor jasa-jasa. Perkembangan ketiga
sektor ini meskipun di awal tahun menunjukan suatu peningkatan tapi
pada tahun terakhir ketiga sektor ini menunukan suatu trend yang
cenderung menurun. Meskipun demikian lapangan usaha sektor usaha
pertanian masih mendominasi perolehan PDRB Kabupaten Magelang.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
69
Sedangkan sektor usaha lainnya yaitu listrik, gas dan air minum,
pertambangan dan penggalian serta keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan merupakan sektor-sektor usaha yang berkontribusi kecil
dalam PDRB Kabupaten Magelang. Jadi sampai saat ini sektor-sektor ini
belum menjadi sektor utama dalam perekonomian kabupaten Magelang.
Grafik 1. PDRB Kabupaten Magelang menurut sektor lapangan usaha berdasarkan harga konstan (2007 – 2011)
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Magelang
Pada sektor pertanian, sub sektor yang paling menonjol selama 5
tahun terakhir adalah subsektor tanaman bahan makanan, dalam hal ini
produk dari padi dan palawija sebagai komoditi utama. Subsektor lainnya
0,00
200.000,00
400.000,00
600.000,00
800.000,00
1.000.000,00
1.200.000,00
1.400.000,00
2007 2008 2009 2010 2011
Pertanian
Pertambangan danPenggalian
IndustriPengolahan
Listrik, Gas dan AirMinum
Bangunan /Konstruksi
Perdagangan,Restoran dan Hotel
Pengangkutan danKomunikasi
Keuangan ,Persewaan danJasa Perusahaan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
70
yang terdiri dari tanaman perkebunan rakyat, peternakan, kehutanan dan
perikanan belum begitu berkembang dengan baik sehingga tidak memiliki
kontribusi yang cukup berarti terhadap PDRB Kab. Magelang.
Pertumbuhan PDRB komoditi tanaman bahan makanan utama
sama halnya dengan perkembangan sektor lapangan usaha (Grafik 2.),
pada awal tahun menunjukan trend yang meningkat tapi pada tahun-tahun
terakhir menunjukan kecenderungan menurun. Sementara itu komoditi
lainnya menunjukan suatu perkembangan yang cenderung tetap.
Grafik 2. PDRB Kabupaten Magelang sektor pertanian berdasarkan harga konstan (2007-2011)
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2012
Adanya trend demikian pada komoditi tanaman bahan makanan
selama 5 tahun tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat
produktivitas lahan pertanian tersebut yang cenderung tidak berubah.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2007 2008 20092010
2011
Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan & Hasil - hasilnya Kehutanan
Perikanan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
71
Teknologi produksi pertanian yang diterapkan petani belum mampu untuk
meningkatkan produksi di Kabupaten Magelang selama ini.
Teknologi yang tepat diperlukan untuk meningkatkan produksi oleh
karena itu peranan penyuluhan untk memfasilitasi petani dalam adopsi
teknologi memegang peranan penting selain peningkatan infrastruktur
pertanian yang lebih baik sehingga bisa mengoptimalkan potensi alam
yang ada.
g. Produksi Tanaman Bahan Makanan Utama
Produksi komoditas pertanian di Kabupaten Magelang didominasi
oleh tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ubi kayu ubi jalar dan
kacang tanah. Untuk jenis komoditi lainnya produksinya masih kecil dan
terbatas pada beberapa wilayah kecamatan. Untuk jelasnya mengenai
produksi tanaman bahan makanan utama bisa dilihat pada Grafik 3.
Padi merupakan Komoditas utama untuk tanaman bahan makanan
utama di Kabupaten Magelang. Selama 5 tahun produksinya paling tinggi
dan jauh meninggalkan komoditi lainnya, bukan saja untuk tanaman
utama saja tapi untuk semua jenis komoditi pertanian (Grafik 3).
Perkembangannya selama 5 tahun (2007 – 2011) tidak menunjukan suatu
perkembangan produksi yang meningkat cenderung tetap bahkan pada
tahun terakhir ada kecenderungan produksinya menurun.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
72
Grafik 3 . Perkembangan produksi tanaman bahan makanan utama Kab. Magelang (2007 – 2011)
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2012
Begitu pula halnya untuk komoditi jagung, ubi kayu, ubi jalar dan
kacang tanah meskipun produksi nya masih rendah tapi tidak menunjukan
kenaikan yang berarti. Keterbatasan lahan produksi komoditas ini
merupakan penyebab utama rendahnya produksi. Berdasarkan data
statisitik Kabupaten Magelang, luas lahan sawah mengalami penyusutan
sebanyak 1 hektar setiap tahunnya dalam 3 tahun terakhir (Magelang
dalam Angka 2012). Pada sisi lain program peningkatan produksi melalui
intensifikasi produksi dan peningkatan adopsi teknologi budidaya
pertanian belum berhasil mengimbangi penyusutan produksi tersebut.
h. Komoditas Sayuran
Sayuran merupakan salah satu jenis tanaman yang masa
tanamnya relatif singkat, tidak lebih dari setahun bahkan ada yang bisa
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
2007 2008 2009 2010 2011
PADI JAGUNG UBI KAYU UBI JALAR KACANG TANAH
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
73
dipanen selama sebulan. Komoditas tanaman ini biasanya dimanfaatkan
oleh keluarga petani di Kabupaten Magelang sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik dikonsumsi sendiri ataupun
dijual untuk memenuhi pendapatan keluarga tani.
Grafik 4. Perkembangan produksi sayuran Kab. Magelang (2008 - 2011)
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2012
Sama halnya dengan tanaman bahan makanan utama, produksi
tanaman sayuran pun tidak menunjukan perkembangan yang berarti.
Kobis yang merupakan komoditi sayuran yang paling tinggi produksinya
selama 4 tahun terakhir menunjukan perkembangan produksi dengan
kecenderungan yang menurun. Begitu juga halnya dengan komoditas
sayuran lainnya seperti kentang, petsai/ sawi, tomat, terong dan lain-lain
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Prod
uksi
(Kw
inta
l)
KENTANG
KOBIS
PETSAI/ SAWI
TOMAT
TERUNG
BUNCIS
WORTEL
KACANGPANJANGCABE MERAH
KETIMUN
BAWANG DAUN
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
74
perkembangnnya tidak jauh berbeda dengan kobis. Untuk lebih jelasnya
mengenai hal ini bisa kita lihat pada Grafik 4.
Perkembangan produk komoditi sayuran di Kabupaten Magelang
selain dipengaruhi oleh luas lahan produksi yang cenderung menurun,
juga dipengaruhi oleh tingkat produktivitas sayuran yang tidak
menunjukan peningkatan berarti. Sifat komoditi ini yang mudah rusak
mengakibatkan petani akan lebih hati-hati dalam menjaga tingkat produksi
sehingga tidak terjadi over suplay yang akan mengakibatkan jatuhnya
harga sayuran di pasar.
i. Komoditas buah-buahan
Buah-buhan merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten
Magelang. Salah satu yang menonjol dan terkenal sebagai buah khas
Magelang adalah buah salak. Produk buah salak dari Magelang telah
mampu untuk di ekspor salah satunya ke China, hanya saja akibat
terjadinya erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 telah berakibat pada
rusaknya tanaman dan kebun salak petani sehingga ekspor buah ini untuk
sementara waktu terhenti. Pada saat ini setelah masa erupsi Gunung
Merapi terlewati secara berangsur-angsur perkebunan salak di wilayah
kecamatan Srumbung, Salama, Secang dan Dukun sudah mulai pulih dan
ekspor buah ini mulai dirintis kembali.
Pengaruh dari bencana erupsi Gunung Merapi cukup besar
pengaruhnya terhadap perkembangan produksi buah salak, bisa dilihat
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
75
pada Grafik 5. yang memperlihatkan adanya penurunan yang cukup tajam
mulai Tahun 2010 sampai Tahun 2011. Meskipun sebelum tahun itu ada
kecenderungan penurunan produksi tapi tidak begitu drastis.
Selain buah salak, durian merupakan buah yang terkenal dari
daerah ini karena rasanya yang cukup lezat oleh karena itu banyak
digemari oleh Warga Magelang dan sekitarnya. Tingginya permintaan
buah ini, mengakibatkan harga pada tingkat konsumen cukup tinggi,
hanya sayangnya produksinya pada saat ini masih rendah. Hal ini
merupakan peluang yang cukup baik untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas buah durian.
Grafik 5. Perkembangan produksi buah-buahan Kab. Magelang (2007 -2011)
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2012
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
2007 2008 2009 2010 2011
PRO
DUKS
I (kW
T) DURIAN
JAMBU BIJI
PISANG
RAMBUTAN
PEPAYA
SALAK
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
76
Perkembangan komoditi buah durian selama 5 tahun terakhir (2007
– 2011) di Kabupaten Magelang seperti yang terlihat dalam Grafik 5.
umumnya menunjukan trend produksi yang terus menurun dari tahun ke
tahun. Hanya buah durian dan jambu biji yang cenderung tetap dengan
kenaikan yang tidak begitu signifikan, sedangkan untuk komoditi buah
lainnya yaitu salak, pepaya, rambutan dan pisang produksinya cenderung
terus menurun dari tahun ke tahun. Alih fungsi lahan menjadi pemukiman
dan non pertanian lainnya bisa jadi merupakan penyebab utama
penurunan produksi ini.
j. Tanaman perkebunan
Tanaman perkebunan meskipun kontribusinya kecil dalam
peningkatan PDRB Kabupaten Magelang, tapi masih perlu
dipertimbangkan dalam pengembangannya, mengingat bahwa komoditi ini
cukup penting sebagai bahan baku industri di Jawa Tengah khususnya
industri gula. Tiga komoditi utama tanaman perkebunan yang
penyebarannya cukup luas di kabupaten Magelang adalah tebu, kelapa
dan tembakau.
Perkembangan produksi kelapa dan tebu cenderung menurun
selama 4 tahun terakhir (Grafik 6), bahkan pada tahun 2011 tingkat
penurunan produksinya paling tinggi dibandingkan dengan penurunan
tahun sebelumnya. Umur pohon kelapa yang semakin tua dan tanpa ada
peremajaan, penurunan jumlah pohon kelapa serta makin sempitnya
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
77
lahan perkebunan akibat alih fungsi lahan menjadi faktor utama dari
kondisi demikian. Rendahnya harga jual kelapa selama ini di tingkat petani
menjadikan kelapa merupakan komoditas yang diabaikan petani dalam
pemeliharaan dan pengembangannya.
Grafik 6. Perkembangan produksi tanaman perkebunan Kabupaten Magelang (2008 - 2011)
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2012
Perkebunan tebu yang ada di wilayah Kabupaten Magelang
terutama untuk memasok kebutuhan bahan baku industri gula yang ada di
Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Biasanya lahan yang digunakan untuk
membudidayakan tebu merupakan lahan milik petani yang disewa oleh
perusahaan gula tersebut. Oleh karena itu produksi dan luas tanamnya
akan disesuaikan dengan kebutuhan industri gula.
-
5.000,0
10.000,0
15.000,0
20.000,0
25.000,0
30.000,0
35.000,0
2008 2009 2010 2011
TEMBAKAU (Ton) KELAPA (x 1000 butir) TEBU (Ton)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
78
k. Populasi Ternak
Ternak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari petani di
Kabupaten Magelang. Umumnya petani di wilayah ini memelihara ternak
pula disamping usaha pokoknya sawah. Disamping ternak bisa
dimanfaatkan sebagai alat yang membantu dalam pengolahan sawah,
khususnya ternak besar seperti sapi dan kerbau. Ternak pun menjadi cara
petani untuk menabung dan memenuhi kebutuhan keuangan yang besar
seperti biaya sekolah atau pernikahan anaknya. Disamping itu dalam
usahataninya ternak petani menjadi sumber pengahasil bahan pupuk
organik. Perkembangan populasi berbagai jenis ternak utama di
Kabupaten Magelang bisa kita lihat pada Grafik 7.
Grafik 7. Perkembangan populasi ternak Kab. Magelang (2008 -2011)
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2012
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
2008 2009 2010 2011
EKO
R
KELINCI
DOMBA
KAMBING
KUDA
KERBAU
SAPIPOTONG
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
79
Pada Grafik 7. populasi semua jenis ternak utama yang ada di
Kabupaten Magelang menunjukan kecenderungan terus naik meskipun
pada Tahun 2010 hampir semuanya ternak mengalami penurunan sedikit
akibat adanya bencana erupsi Gunung Merapi tapi setelah itu pulih secara
perlahan.
Lain halnya dengan sektor usaha pertanian yang sangat
dipengaruhi luas lahan dalam peningkatan produksinya, ternak relatif lebih
kecil ketergantungannya dengan luas lahan. Lahan dibutuhkan terutama
untuk kandang yang meskipun sempit tapi cukup untuk menampung
banyak ternak. Selain itu kebutuhan lahan bagi ternak adalah lahan
gembalaan yang biasanya lahan tidak produktif sebagai sumber hijauan
pakan ternak. Dengan kenyataan ini, maka penyusutan lahan pertanian
akibat alih fungsi ke non pertanian tidak begitu mempengaruhi
perkembangan populasi ternak.
l. Populasi Unggas
Kepemilikan unggas kecuali ayam ras di Kabupaten Magelang,
umumnya berjumlah kecil tapi dimiliki oleh banyak keluarga petani sebagai
usaha sampingan terkadang pemeliharaannya hanya untuk konsumsi
sendiri saja. Oleh karena itu budidaya unggas oleh petani umumnya tidak
dilakukan secara intensif. Pakan unggas biasanya hanya memanfaatkan
potensi yang ada di sekitar tempat tinggal. Wilayah persawahan menjadi
areal penggembalaan bagi itik petelur. Dedak yang merupakan hasil
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
80
sampingan dari produksi beras merupakan pakan utama bagi unggas
seperti ayam, itik dan angsa. Perkembangan populasi unggas utama di
Kabupaten Magelang bisa dilihat pada Grafik 8. di bawah ini.
Grafik 8. Perkembangan populasi unggas Kab. Magelang (2008 - 2011)
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2012
Ayam kampung merupakan unggas yang paling tinggi populasinya
mengingat bahwa ayam kampung bisa dipelihara hampir pada semua
kondisi lingkungan yang ada. lain halnya dengan itik yang
pemeliharaannya terbatas pada wilayah pedesaan yang memiliki
persawahan sebagai sumber pakan. Sedangkan angsa masih belum
begitu memasyarakat dalam pemeliharaanya sehingga pemeliharaanya
masih sangat terbatas di wilayah ini.
Pertumbuhan populasi unggas, kecuali ayam kampung umumnya
relatif tidak berubah. Pemeliharaan yang umumnya masih dilakukan
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
2008 2009 2010 2011
Jum
lah
ungg
as (e
kor)
AYAMKAMPUNGITIK
ITIK MANILA
ANGSA
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
81
secara tradisional merupakan penyebab utama lambatnya pertumbuhan
populasi unggas ini. Untuk itu pengembangan dan adopsi teknologi dalam
budidaya itik perlu ditingkatkan. Padahal berdasarkan pengamatan,
permintaan pasar akan produk telur dan daging itik masih terbuka luas
yang ditunjukan dengan tingginya harga jual telur dan daging itik serta
angsa.
4. Sumberdaya Manusia
a. Penduduk
Berdasarkan hasil sensus terakhir pada tahun 2010, penduduk di
Kabupaten Magelang 1.181.916 jiwa. Artinya selama 10 tahun ada
penambahan penduduk sejumlah 70.040 jiwa atau mengalami pertumbuhan
penduduk 0,62%. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 lebih rendah
dari pada hasi sensus pada tahun 2000 yang mencapai 0,91%. Dengan laju
pertumbuhan penduduk 0,62% kepadatan penduduk pun pada akhirnya
meningkat pula.
Tabel 6. Data perkembangan penduduk Kabupaten Magelang
DATA PENDUDUK 1980 1990 2000 2010 Jumlah penduduk 932.748 1.015.809 1.111.876 1.181.916 Laki-laki 458.676 504.353 557.185 593.949 perempuan 474.072 511.456 554.691 587.967 Laju Pertumbuhan 0,86 0,91 0,62 Kepadatan penduduk 861 936 1.024 1.089
Sumber : Kabupaten Magelang Dalam Angka 2012
Kepadatan penduduk di Kabupaten Magelang berdasarkan Tabel 6
di atas mencapai 1.089 jiwa/ km² pada tahun 2010 lebih tinggi dari Tahun
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
82
2000 yang hanya mencapai 1.024 jiwa/km². Dengan angka kepadatan
penduduk demikian maka Kabupaten Magelang merupakan wilayah yang
termasuk memiliki kepadatan penduduk tinggi lebih tinggi dari rata-rata
kepadatan penduduk Provinsi Jawa Tengah yang hanya mencapai
1.009,85 jiwa/ km².
b. Pekerjaan
Karakter wilayah Kabupaten Magelang yang bercorak pertanian
dan menjadi salah satu kabupaten penghasil padi di Provinsi Jawa
Tengah yang cukup besar, maka penduduknya pun mayoritas bekerja
pada sektor pertanian. Berdasarkan hasil pendataan terakhir pada tahun
2011 bisa dilihat pada 9. Penduduk di Kabupaten Magelang yang bekerja
pada sektor pertanian mencapai 42% sedangkan sejumlah 58% terbagi ke
dalam Grafik 9. sektor lainnya di mana yang terbesar adalah perdagangan
dan hotel yang mencapai 20% yang disusul jasa-jasa dan industri.
Grafik 9. Jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Magelang Tahun 2011
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2012
Pertanian 42%
Pertambangan dan penggalian
1%
Industri 12%
Listrik, Gas dan Air minum
0% Bangunan
6%
Perdagangan dan Hotel 20%
Angkutan dan Komunikasi
3%
Keuangan 1%
Jasa-jasa 14%
Lainnya 1%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
83
Tingginya jumlah penduduk Kabupaten Magelang yang bekerja
pada sektor pertanian membutuhkan perhatian besar bagi pemerintah
dalam peningkatan tingkat kesejahteraannya. Sektor penyuluhan
pertanian merupakan sektor yang strategis dalam mewujudkan hal
tersebut.
5. Profil Lembaga Penyuluhan Magelang
a. Kelembagaan Penyuluhan Pemerintah
Lembaga penyuluhan di Kabupaten Magelang telah berdiri sejak
tahun 1997, dengan nama Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP)
yang disahkan dengan SK Bupati Nomor 188.4/148 Kep/05/1997. Tugas
pokok fungsinya pada saat itu adalah menangani penyuluhan pertanian
pada sektor tanaman pangan.
Pada Tahun 2002 BIPP keberadaanya diperkuat dan tugasnya
diperluas tidak hanya penyuluhan sektor pertanian tanaman pangan saja
tapi penyuluhan pada sektor lainnya yaitu kehutanan, perikanan dan
peternakan. Hal ini didasarkan pada Perda No. 3 Tahun 2002 dan
namanya berubah menjadi KIPPK (Kantor Informasi Penyuluhan pertanian
dan Kehutanan).
Pembaharuan SOT dilakukan untuk menyesuaikan dengan PP. 8
Tahun 2004, maka Pemerintah Kabupaten Magelang telah mengeluarkan
Perda No. 33 Tahun 2004 yang salah satunya menetapkan KIPPK
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
84
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan
Kabupaten Magelang.
KIPPK ini diperbaharui kembali dengan Peraturan Daerah Nomor
33 Tahun 2008 menjadi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
pangan (BPPKP). Adanya perubahan nama dan kenaikan tingkat esselon
menjadi esselon II ini merupakan realisasi dari UU Sistem Penyuluhan
Pertanian dan Kehutanan (UUSP3K) tahun 2006.
BPPKP dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh lembaga
penyuluhan di tingkat kecamatan yang disebut Balai Penyuluhan
Pertanian dan Kehutanan (BPPK). BPPK merupakan lembaga koordinasi
penyuluh lapangan tingkat kecamatan yang dipimpin oleh koordinator
penyuluh kecamatan.
Tugas pokok BPPKP Kabupaten Magelang menurut Peraturan
Daerah Nomor 33 Tahun 2008 adalah melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan spesifik daerah di bidang pelaksanaan penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan serta ketahanan pangan. Sedangkan
Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BPPK) yang berkedudukan
di tingkat kecamatan melaksanakan tugas pokok BPPKP membantu
dalam pelayanan informasi, penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan
kehutanan di tingkat kecamatan, dengan melaksanakan tujuh fungsi yaitu:
1) Menyusun programa dan rencana kerja penyuluh pertanian dan
kehutanan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
85
2) Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi dan pasar.
3) Mengembangkan teknologi spesifik lokal melalui kajian-kajian dan
menjalin kemitraan dengan peneliti, penyuluh, petani dan LSM.
4) Memfasilitasi terselenggaranya kegiatan belajar bagi petani,
5) Menumbuh-kembangkan kelembagaan petani,
6) Menyelenggarakan forum-forum pertemuan bagi petani, penyuluh dan
pelaku agribisnis lainnya.
7) Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pertanian dan kehutanan di tingkat kecamatan.
b. Ketenagaan Penyuluhan
Pejabat struktural BPPKP sebanyak 14 orang, Jumlah pejabat
fungsional umum 27 orang, jumlah pejabat fungsional khusus (Penyuluh
PNS) sebanyak 139 orang dan jumlah Tenaga Harian Lepas Penyuluh
Bantu (THL-TBPP) sebanyak 167 orang.
Dalam rangka mengembangkan proses pembelajaran dari oleh dan
untuk petani, telah ditumbuhkan Unit Pengelola Pembelajaran Petani
(UPFMA) di 15 Kecamatan/BPPK (90 desa) pelaksana Program P3TIP.
Dalam UPFMA terdapat petani pemandu atau penyuluh swakarsa, yaitu
petani yang mempunyai keahlian bidang pertanian yang dibutuhkan oleh
masyarakat setempat. Jumlah petani pemandu di Kabupaten Magelang
sebanyak 476 orang, terdiri dari laki-laki 249 orang dan perempuan 47
orang, dan 180 orang petandu pada lokasi desa P3TIP.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
86
c. Kelembagaan Petani
Salah satu komponen penting keberhasilan pembangunan
pertanian untuk mensejahterakan rakyat adalah lembaga petani yang
kuat. Dalam UU Sistem Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (UU SP3K)
nomo 16 tahun 2006, pasal 1 dijelaskan :
Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama. Berdasarkan pasal di atas idealnya penumbuhan lembaga petani
bersifat partisipatif dan bertujuan untuk kesejahteraan petani/ pelaku
utama. Di Kabupaten Magelang terdapat beberapa macam kelembagaan
petani, yaitu :
1) Kelompok tani baik berdasarkan hamparan maupun domisili
sebanyak 1.966 kelompok tersebar di 21 kecamatan, yang terdiri dari
kelas kelompok pemula sebanyak 1159, Lanjut 733, Madya 67 dan
Utama sebanyak 7 kelompok.
2) Gabungan Kelompok tani (Gapoktan). Jumlah gapoktan tumbuh
sebanyak 342 kelompok yang tersebar di 21 kecamatan / BPPK
3) Kelompok wanita tani baru tumbuh di 14 kecamatan sejumlah 76
kelompok wanita tani.
4) Kelompok pemuda tani baru terbentuk sebanyak 22 kelompok yang
tersebar di 9 kecamatan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
87
5) Kelompok P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) ada 135 kelompok
yang tersebar di 20 kecamatan bertugas mengatur penyaluran
pembagian air dari saluran irigasi pada lahan pertanian
6) Koperasi Kelompok Tani ada 35 kelompok yang tersebar pada 16
kecamatan.
7) Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), ada di 21 kecamatan
yang terkoordinir dan tergabung dalam kepengurusan KTNA tk.
Kecamatan.
8) Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), ada di
11 tempat tersebar di 6 kecamatan, dengan berbagai macam jenis
usahatani, yaitu P4S anggrek, padi organik, ikan hias, bebek kalung,
ayam buras, salak nglumut, hortikultura, lebah madu, lobster
9) Asosiasi Petani tingkat Kabupaten yang dibentuk berdasarkan
kesamaan jenis komoditi ada sebanyak 39 asosiasi/ paguyuban,
yaitun: Asosiasi kelinci, ikan hias, salak nglumut, sapi, tanaman obat,
pembibitan tanaman, pestisida organik, padi organik, hortikultura dan
kambing.
10) Kelompok Petani Nelayan Kecil (KPK), merupakan kelompok usaha
bersama yang dibentuk oleh petani di tingkat desa dalam rangka
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani kecil dan
keluarganya. Di Kab Magelang ada sebanyak 492 KPK.(hasil validasi
KPK)
11) Gabungan Kelompok Petani Kecil (Gabungan KPK) di tingkat
kecamatan sejumlah 36 kelompok.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
88
12) Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR) merupakan kelompok petani
yang berada di daerah yang masih memiliki hutan ada 222 kelompok
dan
13) Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) ada 46 kelompok.
14) Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) sebanyak 26
kelompok yang berlokasi di Kecamatan Mertoyudan, Salaman,
Secang, Dukun, Ngluwar, Grabag, Tegalrejo, Salam, Mungkid,
Borobudur, Kajoran, Kaliangkrik.
B. Alur Penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten Magelang dan Keterkaitannya dengan Programa penyuluhan Provinsi
Jateng
Penyusunan programa penyuluhan merupakan suatu sistem yang
terpadu dan terintegrasi mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten
kecamatan dan desa. Terpadu berarti bahwa programa penyuluhan yang
disusun harus memperhatikan program penyuluhan kecamatan,
kabupaten, provinsi, dan nasional dengan berdasar kebutuhan pelaku
utama dan pelaku usaha. Sedangkan terintegrasi berarti bahwa programa
penyuluhan harus saling menguatkan pada setiap tingkatannya serta
saling mendukung dengan program pembangunan lainnya. Hal itulah yang
diamanatkan dalam Undang-undang Sistem Penyuluhan Pertanian dan
kehutanan (UU SP3K) nomor 16 tahun 2006. Pasal 23 ayat 3:
Programa penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
89
Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hal ini di Kabupaten
Magelang menunjukan bahwa sampai saat ini penyusunan programa
penyuluhan dimulai dari tingkat kecamatan yang diselengarakan oleh
semua penyuluh, yaitu penyuluh PNS dan penyuluh bantu. Biasanya
kegiatan ini diselenggarakan pada bulan Oktober sampai Nopember
setiap tahunnya. Seperti halnya Tahun 2012 ini, penyusunan programa
Penyuluhan pada 21 kecamatan telah selesai di selenggarakan pada akhir
bulan Nopember dan selanjutnya pada Bulan Desember 2012
penyusunan programa penyuluhan tingkat kabupaten. Untuk lebih
jelasnya mengenai hal ini alur penyusunan prograama penyuluhan di
Kabupaten Magelang bisa dilihat pada gambar skema dibawah ini.
Gambar 8. Alur penyusunan programa penyuluhan di Kabupaten Magelang dan keterkaitannya dengan programa Provinsi Jateng
PROGRAMAPENYULUHAN KECAMATAN (OKT- NOP)
Draft RKTP penyuluh Kecamatan
PROGRAMA PENYULUHAN PROV
PROGRAMA PENYULUHAN KABUPATEN (DESEMBER)
RENCANA PEMBANGUNAN DESA
RENCANA PEMBANGUNAN KECAMATAN
RENCANA PEMBANGUNAN PROPINSI
RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN
Forum/ pertemuan membahas masalah yang dihadapi oleh pelaku utama (produksi, harga jual, efisiensi produksi, hama dan penyakit,
modal) dan usulan kegiatan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
90
Penyusunan programa penyuluhan di Kabupaten Magelang
dimulai dari tingkat desa berupa diadakan pertemuan penyuluh dengan
kelompok petani untuk membahas usulan rencana kegiatan pada tahun
berikutnya. Pembicaraan untuk membahas usulan kegiatan itu, pada
beberapa desa dilaksanakan pada acara yang khusus untuk membahas
itu tapi pada sebagian desa di Kabupen Magelang, pembicaraan tentang
rencana penyuluhan ikut dalam pertemuan rutin kelompok tani atau
gapoktan yang biasanya diadakan pada setiap 35 hari sekali.
Pada Gambar 8 tersebut kita lihat bahwa alur penyusunan
programa penyuluhan di Kabupaten Magelang yang seharusnya dimulai
dari programa penyuluhan desa terpaksa tidak bisa dilaksanakan.
Penggalian data dan informasi tentang usulan kegiatan penyuluhan pada
tahun mendatang diperoleh penyuluh memalui forum-forum petani yang
selama ini sudah berjalan secara rutin.
Pemerintah Kabupaten Magelang selama ini hanya
menganggarkan biaya penyusunan programa penyuluhan untuk tingkat
kecamatan dan kabupaten saja sedangkan untuk penyusunan programa
tingkat desa harapannya ada dukungan dari dana anggaran Alokasi Dana
Desa (ADD). Umumnya ADD selama ini hanya digunakan untuk
membiayai pembangunan infrastruktur desa. hal ini bisa dimengerti
mengingat minimnya infrastruktur yang ada di desa sedangkan anggaran
dari ADD yang tersedia untuk mendukung itu sangat terbatas. Oleh
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
91
karena itu untuk mengatasi hal itu, penyuluh lapangan pada masing-
masing wilayah binaan umumnya ikut dalam pertemuan-pertemuan yang
diadakan di desa. Dalam forum-forum pertemuan warga tersebut penyuluh
biasanya diberi kesempatan waktu untuk mengisi acara, maka
kesempatan itu akan dimanfaatkan untuk menggali data dan informasi
keadaan wilayah dan kebutuhan petani sebagai data awal dalam
merumuskan programa penyuluhan.
Hasil dari forum tersebut biasanya menjadi dasar petani dalam
mengusulkan kegiatan di forum yang membahas rencana pembangunan
desa (Musrenbangdes) dan digunakan penyuluh sebagai dasar dalam
menyusun draft Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dan
selanjutnya digunakan sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan
tingkat kecamatan.
Programa penyuluhan tingkat kecamatan yang telah disahkan
menjadi sumber data utama yang digunakan dalam forum yang
membahas programa penyuluhan tingkat kabupaten. Selain itu apabila
diperlukan dokumen programa penyuluhan kecamatan menjadi dasar bagi
usulan kegiatan yang membahas rencana pembangunan tingkat
kecamatan pada forum Musrenbang Kecamatan.
Pada kenyataannya programa penyuluhan Kabupaten selain
mendasarkan kegiatannya pada programa penyuluhan kecamatan, juga
menyesuaikan dengan rencana pembangunan kabupaten yang tertuang
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
92
dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD terutama dari dinas/ instansi sektor
pertanian dalam hal ini BPPKP, Dinas Pertanian Perkebunan dan
Kehutanan (Dispertanbunhut) dan Dinas Peternakan dan Perikanan
(Dispeterikan).
Penyusunan renja di BPPKP seperti halnya dengan instansi lain
yang ada di lingkup Pemerintah Kabupaten Magelang lebih banyak
mengacu pada hasil Musrenbang kabupaten sebagai dasar dalam
perencanaan program pembangunan. Disamping itu penentuan program
pembangunan akan mengacu pada Rencana Strategik (Renstra) BPPKP
Kab. Magelang.
Sulitnya programa penyuluhan kabupaten menjadi pedoman dalam
penyusunan renja, disebabkan karena waktu penyusunan renja yang
sudah dimulai pada bulan Oktober lebih dulu dari pada penetapan
programa penyuluhan kabupaten yang biasanya diselenggarakan pada
bulan Desember. Meskipun demikian semua usulan dalam renja rumpun
pertanian (Dispertanbunhut, BPPKP dan Dispeterikan) disinkronkan
terlebih dahulu dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri masing-
masing perwakilan SKPD dan dipimpin oleh BAPPEDA dan dengan
mengundang pula masyarakat tokoh petani seperti KTNA Kabupaten,
Asosiasi Petani dan lain lain. Harapannya dengan adanya forum ini maka
rencana program dan kegiatan pada sektor rumpun pertanian akan bisa
bersinergi. Oleh karena itu dalam penyusunan Programa penyuluhan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
93
Kabupaten menyesuaikan dengan Renja BPPKP. Dengan demikian dalam
sistem perencana pembangunan di kabupaten Magelang, programa
penyuluhan akan menyesuaikan dengan sistem penganggaran yang ada.
Dalam alur penyusunan programa penyuluhan selama ini, dokumen
programa penyuluhan yang disusun mulai dari kecamatan sampai
kabupaten belum menjadi dasar dalam penyusunan programa penyuluhan
di tingkat provinsi. Hal ini bisa dilihat dari identifikasi dalam proses
penyusunan programa penyuluhan provinsi dengan tanpa melibatkan
unsur perwakilan lembaga penyuluhan kabupaten di dalamnya. Undangan
yang diterima lembaga penyuluhan kabupaten hanya sekedar sebagai
sosialisasi disahkannya programa penyuluhan provinsi, hal itu
diungkapkan oleh Bapak Soegito, kasub. Bid Programa Penyuluhan
BPPKP Kabupaten Magelang.
Berdasarkan pengamatan pada dokumen programa penyuluhan
provinsi selama 3 tahun, kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam
programa penyuluhan provinsi merupakan kegiatan yang mengacu pada
rencana kegiatan programa penyuluhan nasional. Oleh karena itu penulis
melihat bahwa penyusunan programa penyuluhan provinsi dan pusat
hanya mengacu pada program kementerian yang terkait dengan
penyuluhan yaitu Kementerian Pertanian, Kementerian Perikanan
kelautan dan Kementerian Kehutanan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
94
1. Penyusunan Programa Penyuluhan Desa
Programa desa merupakan basis dalam kegiatan penyuluhan yang
berbasiskan pada perencanaan partisipatif, tapi selama ini penyusunan
programa penyuluhan tingkat desa terkesan diabaikan. Pelatihan
Partisipatory Rural Apraisal (PRA) sebagai landasan penyusunan
programa hanya sebatas sampai pelatihan saja, tidak pernah dijadikan
rujukan utama dalam perencanaan pembangunan pertanian di desa.
Tutus Muryanto yang merupakan salah satu pengurus kelompok
tani Desa Ngadirojo Kecamatan Secang sekaligus juga sebagai ketua
P4S, pengurus LKM dan juga ketua Gapoktan mengatakan dalam
wawancara yang telah penulis lakukan pada Hari Kamis tanggal 18
Oktober 2112 :
“Programa belum ada di desa, belumnya karena tidak tahu dan yang memfasilitasi juga waktunya terbatas. Saya kira di kecamatan Secang belum mengadakan programa. Penyaluran aspirasi melalui kelompok masing-masing. Penggalian potensi belum terlaksana. Saya pernah mengikuti pelatihan PRA di Batumalang tapi belum pernah bisa mempraktekannya untuk menyusun itu”. Dari pernyataan Tutus Muryanto di atas, menjelaskan bahwa
selama ini di desa belum ada kegiatan penyusunan programa penyuluhan.
Hal ini karena kurangnya pemahaman petani di desa mengenai
pentingnya perencanaan dalam penyelenggaraan penyuluhan di desa.
Oleh karena itu penyaluran aspirasi petani biasanya disampaikan petani
pada pertemuan kelompok tani tanpa melalui penggalian potensi wilayah.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
95
Beliau sendiri pernah mengikuti pelatihan PRA di Batu Malang Jawa
Timur, tapi selama ini belum pernah bisa mempraktekannya di desa.
Tutus Muryanto pun menjelaskan lebih jauh mengenai kondisi
program pembangunan pertanian yang ada di desa selama ini akibat tidak
adanya perencanaan dalam program pertanian yang dilakukan oleh petani
sendiri. Dan dampaknya dalam penyusunan programa penyuluhan di
tingkat kecamatan, dikatakan :
“Pertanian di desa berjalan tanpa adanya perencanaan program sehingga kita hanya menerima saja program yang diturunkan pemerintah. Jadi ketika penyusunan Programa di kecamatan tidak ada data yang bisa dibawa apalagi data hasil identifikasi wilayah”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa program pertanian yang
dilaksanakan di desa tidak berdasarkan aspirasi mereka sehingga hanya
menerima saja program tersebut. Oleh karena itu ketika diundang dalam
acara penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan, mereka tidak
memiliki data potensi wilayah.
Dengan demikian bisa dimengerti kenapa dalam acara lokakarya
penyusunan programa penyuluhan di tingkat kecamatan, peserta dari
unsur petani cenderung pasif dalam menerima paparan rencana kegiatan
penyuluhan. Petani yang diundang merupakan tokoh petani yang ada di
desa tapi pengetahuannya selama ini terbatas hanya pada wilayah yang
bisa mereka amati sehari-hari.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
96
Selain Tutus Muryanto, beberapa petani di desa lainnya juga
mengatakan hal senada mengenai ini. Diantaranya Paryoto, yang
merupakan Ketua KTNA Desa Banyusidi Kecamatan Pakis, beliau
mengatakan dalam wawancara yang telah penulis lakukan pada Hari
Sabtu tanggal 20 Oktober 2012 jam 13.00 :
“Di desa belum pernah ada kegiatan khusus penyusunan program penyuluhan, sehingga acaranya dimasukan dalam Musrenbang . Di musren desa diusulkan, di BPPK diusulkan. Dasar pengusulan, persoalan yang dihadapi petani”. Menurut Paryoto, karena tidak ada penyelenggaraan penyusunan
programa penyuluhan tingkat desa maka usulan mengenai program
pembangunan pertanian disalurkan oleh petani melalui kegiatan
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa. usulan
yang disampaikan umumnya adalah persoalan pertanian yang dihadapi
petani.
Beberapa petani lain yang penulis wawancarai berpendapat sama
mengenai hal ini, diantaranya Bapak Sopyan, ketua kelompok tani di
Dusun Ngabean, Desa Munengwarangan, Kecamatan Pakis dan Bapak
Umar, Ketua Kelompok Tani sekaligus Ketua Gapoktan yang tinggal di
Dusun Kintelan, Desa Kaponan Kecamatan Pakis. Keduanya pun
menyatakan bahwa belum pernah ada penyusunan programa penyuluhan
di desa dan kalau ada usulan kegiatan untuk penyuluhan disalurkan
melalui kegiatan musrenbang di desa dan penyusunan programa
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
97
penyuluhan kecamatan tapi biasanya untuk itu sudah didata oleh
penyuluh kecamatan.
Tidak adanya anggaran dalam penyusunan programa ini, diatasi
dengan memasukan usulan rencana kegiatan penyuluhan desa dan
pertanian dalam pertemuan rutin Gapoktan bagi desa yang sudah berjalan
pertemuannya atau pertemuan kelompok tani yang biasanya di tingkat
dusun bagi desa yang belum berjalan pertemuan gapoktan nya.
Selain petani, penyuluh kecamatan yang penulis temui memiliki
pendapat yang sama mengenai hal ini. Penyuluh yang berasal dari
kecamatan Secang, Pakis dan Tempuran pun berpendapat bahwa
penyusunan programa penyuluhan belum bisa dilaksanakan di desa.
Tidak adanya anggaran menjadikan alasan utama tidak terselenggaranya
kegiatan ini. Anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Magelang
melalui BPPKP selama ini hanya mampu untuk memenuhi anggaran
penyelenggaraan penyusunan programa penyuluhan tingkat kabupaten
dan kecamatan saja. Harapannya, untuk penyusunan programa
penyuluhan di tingkat desa bisa dipenuhi dari Alokasi Dana Desa (ADD)
yang merupakan anggaran untuk peningkatan SDM petani. Hanya saja
sampai saat ini pemahaman pemerintah dan masyarakat desa tentang
ADD adalah hanya digunakan untuk kegiatan fisik sarana dan prasarana
desa.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
98
Dengan lemahnya penganggaran penyelenggaraan kegiatan ini
menjadikan usulan kegiatan dalam perencanaan pembangunan pertanian
pada umumnya dan kegiatan penyuluhan pada khususnya hanya
berdasarkan pengalaman sehari-hari petani yang jangkauannya sangat
terbatas hanya di sekitar lingkungannya saja dan hanya mengandalkan
dari ingatan. Begitu juga halnya dengan penyuluh lapangan tentunya ada
keterbatasan dalam jangkauan pengamatannya sehingga tidak bisa
mengetahui secara mendalam kondisi yang ada di desa binaannya.
Banyak metode perencanaan pembangunan desa yang
berbasiskan pada partisipasi masyarakat, salah satunya yang sering
digunakan adalah metode Partisipatory Rural Appraisal (PRA) yang
selama ini sudah banyak diberikan pada penyuluh maupun petani. Tapi
seperti yang dikatakan oleh Bapak Tutus Muryanto di atas, pelatihan PRA
selama ini belum bisa dipraktekan di desanya karena tidak adanya
dukungan dari pemerintah desa.
Pembiayaan kegiatan penyusunan programa penyuluhan terkait
erat dengan tahapan dan proses yang harus dilewati dalam kegiatan
tersebut. Menurut Bapak Ir. Tri Wardoyo, kooordinator penyuluh
Kabupaten Magelang, tahapan penyusunan programa penyuluhan tingkat
desa dengan menggunakan metode PRA adalah sebagai berikut :
1) Identifikasi data sekunder dan data primer melalui PRA/ RRA
2) Analisis data sekunder dan primer
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
99
3) Uji prioritas masalah
4) Menentukan impact point
5) Perumusan keadaan
6) Perumusan tujuan
7) Perumusan masalah
8) Sinkronisasi/ sintesa program-program yang terkait
9) Perumusan kegiatan
10) Penandatanganan programa penyuluhan desa oleh pelaku utama,
pelaku usaha dan penyuluh serta disetujui oleh kepala desa
Kesepuluh langkah di atas merupakan kegiatan dalam pertemuan
penyusunannya yang dilaksanakan selama 2 hari, sedangkan untuk
mendapatkan data tersebut dibutuhkan waktu sekitar 3 hari. Sehingga
waktu keseluruhan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
programa penyuluhan tersebut adalah lima (5) hari.
Hal yang sama disampaikan pula oleh Bapak Sudjarwo,SP yang
merupakan salah satu penyuluh ahli di tingkat Kabupaten, menyatakan :
“Untuk penyusunan programa penyuluhan di tingkat desa, pertemuan dilaksanakan minimalnya sebanyak 2 kali. Dengan peserta masing-masing perwakilan kelompok tani sejumlah 16 orang ditambah dengan stake holder desa dan narasumber maka total keseluruhan adalah 25 orang. Indeks biaya untuk pertemuan tersebut 10.000,- sampai 15.000,- perorang/ perhari dan biaya ATK”.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
100
Berdasarkan kedua informasi tersebut maka diperkirakan biaya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Kegiatan lapangan
Meliputi kegiatan membuat peta desa dan pengamatan potensi
desa dilaksanakan dalam waktu 3 hari dengan peserta 20 orang :
Konsumsi makan siang dan snek : Rp.15.000,- x 20 orang x 3 hari : Rp.900.000,- Alat Tulis : Rp. 50.000,- JUMLAH : Rp.950.000,-
2) Kegiatan pertemuan
Kegiatan diskusi seluruh peserta dari data yang diperoleh di
lapangan (data primer) dengan data sekunder. Kegiatan
diperkirakan berlangsung sekitar 2 hari ditambah dengan
mengundang pihak terkait (Kepala desa dan tokoh masyarakat
desa) serta fasilitator sehingga jumlahnya menjadi 25 orang dengan
indeks biaya Rp.15.000,- perorang/ hari maka biaya yang
dibutuhkan untuk kegiatan tersebut adalah :
Rp.15.000,- x 25 orang x 2 hari : Rp. 750.000,- Alat tulis, laporan dan dokumentasi : Rp. 250.000,- JUMLAH : Rp.1.000.000,-
3) Biaya kegiatan lapangan + pertemuan : Rp.1.950.000,-
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
101
Biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan programa
penyuluhan desa di Kabupaten Magelang ini adalah Rp. 1.950.000,- x 372
desa = Rp.725.400.000,-. Merupakan angka yang cukup besar mengingat
selama ini anggaran yang dikeluarkan oleh Pemkab Magelang untuk
kegiatan penyusunan programa penyuluhan hanya sekitar
Rp.60.000.000,-an. Dengan mendorong keswadayaan petani dalam
pelaksanaan kegiatan ini, maka biaya untuk kegiatan lapangan bisa
ditanggung oleh petani sendiri atau pemerintah desa dan Pemkab
Magelang bisa mendukung anggaran untuk kegiatan pertemuannya.
Selain faktor anggaran, tidak terselengaranya kegiatan penyusunan
programa penyuluhan desa ini disebabkan karena rendahnya perhatian
pemerintahan desa dalam kegiatan penyuluhan. Penyuluhan hanya
dipandang sempit sebagai penerangan teknis budidaya pertanian.
Menurut Mardikanto (2009) selain alasan adopsi teknologi budidaya lebih
jauh penyuluhan akan meningkatkan posisi tawar petani dalam
pemasaran sehingga akan meningkatkan pendapatan petani. Selain itu
bisa meningkatkan pula kemampuan manajemen petani dan kemandirian
petani sehingga bisa menjadi penggerak dalam pembangunan desa.
Lemahnya aspek penganggaran kegiatan di desa untuk
penyuluhan pertanian disebabkan pula lemahnya posisi lembaga petani di
dalam pemerintahan desa. Meskipun dalam kegiatan musrenbang tingkat
desa umumnya perwakilan petani sering dihadirkan, tapi usulan kegiatan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
102
banyak didominasi dari kegiatan fisik infrastruktur, sedangkan kegiatan
yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat meskipun
dimasukan dalam usulan hasil musrenbang desa pada kenyataanya
anggaran yang diperoleh umumnya sangat kecil kalau dikatakan tidak
teranggarkan sama sekali.
Ada juga sebagian desa yang melibatkan pula tokoh masyarakat
dan aparat desa dalam pertemuan tersebut, untuk selanjutnya menjadi
dasar dalam penyusunan draft Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
Draft RKTP inilah yang selanjutnya dijadikan sumber data untuk
penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan dan apabila
disertakan dalam pertemuan musrenbang desa, maka biasanya data ini
pun menjadi bahan untuk diusulkan dalam forum Musrenbang Desa.
2. Penyusunan Programa Penyuluhan Kecamatan
Penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan merupakan
tahap berikutnya setelah dilaksanakan penyusunan programa penyuluhan
desa. Mengingat pada saat ini belum bisa terlaksananya penyusunan
programa penyuluhan desa maka pelaksanaan penyusunan programa
penyuluhan kecamatan dilaksanakan setelah terkumpulnya data primer
berupa data kondisi wilayah kerja penyuluh yang diperoleh di lapangan
berupa data kondisi wilayah seperti tingkat produksi dan produktivitas
usahatani, perkembangan pasar komoditi pertanian, data lembaga petani
dan masalah yang sedang dihadapi petani. Selain itu disiapkan pula data
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
103
sekunder yang mencakup data monografi wilayah kecamatan, data
rencana kerja dinas dan instansi yang terkait dengan penyuluhan, data
curah hujan dan lain-lain.
Evaluasi Programa Penyuluhan Tahun Berjalan
Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan dan melekat (built
in) (Mardikanto, 2009) termasuk dalam proses lokakarya penyusunan
programa penyuluhan di BPPK Kecamatan Pakis. Sebelum acara
pemaparan rencana kegiatan programa penyuluhan tahun depan,
penyuluh mengevaluasi dari proses yaitu proses keberhasilan
pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan. Evaluasi memaparkan target
jumlah dan jenis kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun
berjalan dan persentase tingkat keberhasilan pelaksanaannya, lalu
ditawarkan pada seluruh peserta di forum tersebut, apakah kegiatan
tersebut akan dilanjutkan kembali pada tahun depan, dihentikan atau
kegiatan tersebut dialihkan ke lokasi lain.
Evaluasi yang dilaksanakan tidak mengkaji secara mendalam dari
sisi output, yaitu perubahan yang terjadi akibat kegiatan penyuluhan yang
dilaksanakan dengan membandingkan data keadaan wilayah, potensi dan
produktivitas usahatani, tingkat adopsi teknologi serta perubahan dalam
sikap, perilaku dan keterampilan pelaku utama. Selanjutnya data
perubahan ini menjadi data awal yang menjadi dasar dalam penyusunan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
104
programa penyuluhan dan perubahannya pada saat ini. Dengan kata lain
seharusnya melakukan evaluasi yang berkelanjutan (Mardikanto, 2009)
Seperti halnya yang biasa berjalan pada tahun-tahun sebelumnya,
dalam pertemuan tersebut tidak dipersiapkan rencana monitoring dan
evaluasi serta indikator pengukuran tingkat keberhasilan pencapaian
programa penyuluhan. Sehingga ketika penyusunan programa
penyuluhan tahun berikutnya dilaksanakan, penyuluh akan kesulitan
mengukur tingkat keberhasilan dan kegagalan pencapaian target hasil
programa penyuluhan.
Selama ini petunjuk yang diperoleh penyuluh dalam penyusunan
programa penyuluh hanya sampai pada proses penyusunan rencana
kegiatan penyuluhan. Dalam petunjuk pelaksanaan (juklak) programa
penyuluhan tidak ada petunjuk teknis mengenai penyusunan rencana
monitoring dan evaluasi. Bagaimana penetapan indikator dan ukuran
keberhasilan programa penyuluhan, penyusunan instrumen monitoring
dan evaluasi dan penetapan jadual monitoring dan evaluasi. Oleh karena
itu penyuluh akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi tingkat
keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan karena minimnya data
mengenai hal itu.
Pemaparan Draft Programa Penyuluhan
Setelah proses evaluasi programa penyuluhan selesai maka
kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan draft programa penyuluhan untuk
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
105
tahun depan oleh penyuluh. Pemaparan draft programa biasanya
merupakan hasil analisis keadaan wilayah yang dijabarkan dalam tujuan
yang ingin dicapai dan kendala yang dihadapi dalam mencapai tujuan
tersebut selanjutnya dijabarkan dalam rencana kegiatan penyuluhan untuk
mengatasi masalah sehingga tujuan tercapai.
Porsi terbesar penganggaran dalam rencana kegiatan programa
penyuluhan biasanya bersumber dari swadaya petani dan penggunaan
Biaya Operasional Penyuluh (BOP). Sedangkan sumber dana lainnya dari
APBD atau APBN dalam bentuk rencana kegiatan sektor pertanian
digunakan sebagai data pendukung matriks programa penyuluhan
Berdasarkan pengamatan dalam proses tersebut, waktu yang
diberikan forum untuk berdiskusi dan tanya jawab yang dibuka setelah
penyampaian draft programa penyuluhan tidak bisa dimanfaatkan dengan
baik oleh peserta dari unsur petani (pelaku utama). Bahkan beberapa
pertanyaan dan komentar dari peserta petani ke luar dari konteks diskusi
materi pembahasan. Hal ini menunjukan ketidak-pahaman peserta pada
tujuan yang ingin dicapai dalam forum ini.
Salah satu pertanyaan dari peserta forum adalah pertanyaan teknis
mengenai cara penanggulangan penyakit akar gada pada tanaman kobis.
Forum pertemuan akhirnya mengarah pada forum pembahasan teknis
penanggulangan penyakit tersebut. Moderator terpengaruh pertanyaan
tersebut dan membawa forum diskusi pada teknik dan cara
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
106
penanggulangannya. Seharusnya penyuluh mengarahkan kembali
pertanyaan itu pada rencana penyuluhan untuk penanggulangan masalah
tersebut tidak membahas teknis mengatasi hama di forum tersebut.
Pertanyaan itu sebaiknya menjadi data pelengkap dalam penyusunan
programa penyuluhan.
Partisipasi Petani Dalam Penyusunan Programa Penyuluhan
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan merupakan hal yang
sangat penting untuk menutupi segala kelemahan data yang dimiliki oleh
penyuluh, sebagaimana yang dinyatakan oleh Dalal-Clayton dan Dent
(2001). Oleh karena itu dalam penyusunan programa peyuluhan sangat
penting adanya partisipasi aktif dari petani sebagai pelaku utama. Petani
merupakan pihak yang mengetahui secara lebih mendalam kondisi yang
ada di desanya.
Peserta forum pertemuan selain penyuluh, yaitu petugas dari
BPPKP, mantri tani yang merupakan wakil dari dinas pertanian dan
pengurus kelompok tani atau pengurus gapoktan. Petani biasanya hanya
menyetujui saja apa yang disarankan oleh penyuluh. Berdasarkan
pengamatan ketika mengikuti proses pelaksanaan Lokakarya Penyusunan
Programa Penyuluhan di BPPK Kec. Pakis, kehadiran petani dalam
pertemuan dinilai cukup baik dengan kehadiran hampir seluruh peserta
pertemuan yang bisa datang tepat pada waktunya. Hanya satu orang
peserta yang hadir terlambat. Sesuai dengan hasil penelitian dari
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
107
Herawaty (2005), yang mendapatkan hasil bahwa tingkat partisipasi
kontak tani dalam kehadiran penyusunan programa penyuluhan tinggi.
Sikap kritis petani dalam pertemuan tersebut kurang berkembang
baik. Mereka hanya mengikuti usulan dan pendapat penyuluh tersebut.
Hal ini bisa berarti tiga hal, tidak ada persoalan dengan pelaksanaan
programa penyuluhan tahun lalu, ada persoalan tapi tidak mau
menyampaikan persoalan yang terjadi dengan kinerja penyuluh atau tidak
mengetahui secara persis kegiatan tersebut karena selama ini tidak
pernah terlibat dalam kegiatan tersebut.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Slamet, M (1985) bahwa
tumbuhnya partisipasi ditentukan oleh 3 (tiga) unsur pokok yaitu
kesempatan, kemauan dan kemampuan. Dengan diundangnya petani
dalam penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan menunjukan
sudah adanya unsur kesempatan yang diberikan. Kehadiran petani untuk
memenuhi undangan itu menunjukan adanya kemauan untuk
berpartisipasi sehingga kemungkinan besar disebabkan karena
kemampuan petani dalam menyampaikan aspirasinya karena berbagai
macam hambatan yang ada. sejalan dengan hasil penelitian dari Herawati
(2005) yang menemukan bahwa tingkat mengajukan saran dan
diterimanya saran dari petani kategori sedang. Hal ini karena petani
memiliki keterbatasan dalam mengemukakan pendapat. Berdasarkan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
108
identifikasi dari Bass et.al (Hobley, 1996) partisipasi dalam penyusunan
programa penyuluhan menuju pada jenis tipologi partisipasi interaktif.
Dari hasil wawancara dengan tokoh petani di desa, peserta tidak
mengetahui secara keseluruhan persoalan dan keadaan yang ada di
desanya masing-masing. Meskipun yang diundang merupakan tokoh
petani yang ada di desa masing-masing tapi untuk mengetahui secara
pasti tentang kondisi yang ada dalam lingkup wilayah desanya
memerlukan identifikasi wilayah yang dilakukan secara sistematis.
Terbatasnya peserta dari luar penyuluh menjadi salah satu aspek
lain yang menyebabkan kurangnya masukan dari luar penyuluh. Dari 20
desa yang ada di wilayah kecamatan tersebut, hanya diwakili oleh petani
dari 10 desa saja. Sehingga forum pertemuan penyusunan programa
penyuluhan banyak didominasi oleh penyuluh.
Data Keadaan wilayah dan Masalah
Semua data keadaan wilayah, potensi dan tingkat produktivitas
yang terkumpul dari masing-masing desa selanjutnya direkapitulasi dalam
tabel-tabel yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan kerja pedoman
penyusunan programa penyuluhan. Hasilnya data tersebut selanjutnya
dipaparkan dalam acara lokakarya penyusunan programa penyuluhan
kecamatan. Dalam acara tersebut diundang tokoh-tokoh petani yang ada
di kecamatan, untuk ikut pula menyaksikan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahun berikutnya.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
109
Menurut salah seorang narasumber penyuluh di Kecamatan Pakis,
penyusunan programa penyuluhan merupakan rekap dari draft RKTP
penyuluh. Oleh karena itu dalam menjabarkannya kembali menjadi RKTP
tidak sulit karena kecilnya perubahan yang terjadi. Hal ini sejalan dengan
hasil analisis keterkaitan dokumen programa penyuluhan dengan RKTP
penyuluh yang menunjukan banyaknya tujuan yang ingin dicapai dalam
programa penyuluhan tidak dijabarkan dalam dokumen RKTP penyuluh
yang mencapai jumlah lebih dari 30%.
Dalam pertemuan tersebut masalah kurang digali secara mendalam
karena data masalah biasanya sudah diperoleh penyuluh di lapangan
sebelum pertemuan tersebut dimulai. Dalam pertemuan tersebut paparan
masalah dalam draft programa penyuluhan merupakan hasil rekapitulasi
dari masalah yang ada di lapangan. Selanjutnya diidentifikasi berapa desa
yang memiliki masalah yang sama. Makin banyak desa dengan masalah
yang sama maka prioritas menjadi bagian programa penyuluhan akan
makin tinggi. Karena masalah diangkat sudah ditentukan sebelumnya oleh
penyuluh maka keterlibatan petani dalam penyusunan masalah jadi
kurang berkembang. Forum lokakarya penyusunan programa penyuluhan
pada akhirnya merupakan sosialisasi rencana program penyuluhan.
Masalah yang diangkat selain merupakan masalah yang dihadapi
langsung oleh petani seperti rendahnya harga jual produk pertanian di
tingkat petani, serangan hama penyakit, lemah dalam permodalan dan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
110
lain-lain juga masalah yang kaitannya dengan program pemerintah seperti
konservasi alam, peningkatan produksi pangan dan ternak dan lain-lain.
Sama halnya dengan hasil penelitian dari Marlina, A (2011) yang
melakukan penelitian di WKPP Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan
Pancur Batu.
Identifikasi kegiatan yang terkait dengan penyuluhan sangat
terbatas karena tidak lengkapnya unsur yang hadir dalam pertemuan
tersebut. Pertemuan didominasi oleh penyuluh itu sendiri. Dengan sumber
data yang terbatas maka penggalian potensi wilayah, tingkat produktivitas
usahatani, perilaku/ tingkat kemampuan petani dan kebutuhan pelaku
utama dan pelaku usaha pun akan terbatas pula.
Rencana kegiatan sektor pertanian pada saat proses penyusunan
programa penyuluhan umumnya belum jelas sehingga tidak bisa dijadikan
referensi untuk menyusun rencana kegiatan penyuluhan. Dengan
demikian penyuluh hanya mendasarkan pada keadaan wilayah
penyuluhan saja. sedangkan informasi mengenai rencana program dan
kegiatan dari instansi pemerintah selama ini jarang dijadikan acuan
kegiatan. Termasuk kegiatan dari lembaga penyuluhan swasta.
Selama ini lembaga penyuluhan swasta seperti petugas dari
perusahaan pertanian tidak pernah diundang untuk hadir. Padahal dalam
UU SP3K tahun 2006, penyuluh swasta diakui keberadaanya dan
diharapkan bisa bersinergi dengan penyuluh pemerintah.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
111
Tujuan Yang Ingin Dicapai Dalam Programa Penyuluhan
Penentuan tujuan yang ingin dicapai merupakan solusi dari
masalah yang ada, sehingga tujuan merupakan capaian atau target yang
ditetapkan yang mendasari kegiatan penyuluhan. Menurut Mardikanto
(2009) tujuan harus menjanjikan perbaikan kesejahteraan atau kepuasan
masyarakat penerima manfaat atau petani kalau tujuan tersebut tercapai.
Memahami keterkaitan dokumen programa penyuluhan dalam alur
penyusunannya bisa dilihat pada tujuan yang ingin dicapai dalam setiap
rencana kegiatan penyuluhan. Tujuan khusus merupakan target hasil
yang ingin dicapai dalam waktu 1 (satu) tahun pelaksanaan programa
penyuluhan sedangkan tujuan umum merupakan target yang ingin dicapai
dari kegiatan penyuluhan dalam waktu lebih dari satu tahun.
Dalam analisis alur penyusunan dokumen programa penyuluhan
kecamatan, kabupaten dan keterkaitannya dengan programa penyuluhan
provinsi, penelitian diarahkan pada tujuan khusus penyuluhan yaitu target
yang ingin dicapai dalam rencana kegiatan penyuluhannya selama satu
tahun. Berdasarkan tujuan tersebut ada pola yang hampir sama substansi
yang ingin dicapai yang dapat diklasifikasikan dalam 12 jenis tujuan, yaitu:
(1) Agribisnis dan pasar
(2) Hama penyakit tanaman dan ternak
(3) Ketahanan Pangan
(4) Konservasi lahan dan hutan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
112
(5) Modal usaha pertanian
(6) Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
(7) Pengembangan Pertanian Organik
(8) Penguatan Lembaga Petani
(9) Peningkatan kapasitas SDM petani
(10) Produksi dan produktivitas pertanian
(11) Irigasi dan Pengairan
(12) Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluh
Penentuan tujuan tersebut sebaiknya diawali dengan kalimat
pernyataan mengenai tercapainya perubahan sikap, perilaku dan
keterampilan petani dalam mencapai hal tersebut. Sehingga tujuan yang
ingin dicapai merupakan pencapaian dari sisi kapasitas SDM petani.
Dengan demikian tujuan peningkatan kapasitas SDM petani seharusnya
merupakan inti yang akan dicapai dan menjiwai 11 tujuan lainnya.
pengertian tujuan peningkatan kapasitas SDM petani di sini merupakan
peningkatan kemampuan manajemen usahatani sehingga tidak termasuk
dalam peningkatan keterampilan dalam teknik budidaya.
Berdasarkan analisi dari rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
tersebut ternyata semua tujuan berorientasi pada SDM petani. Artinya
arah yang ditetapkan sudah tepat hanya dalam statemen perlu lebih
disempurnakan sehingga tidak menimbulkan salah persepsi seolah-olah
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
113
programa penyuluhan sama orientasinya dengan dinas yang menangani
pertanian, perikanan peternakan dan kehutanan.
a. Programa Penyuluhan Kec. Pakis
Pakis adalah satu kecamatan yang termasuk dalam wilayah
dataran tinggi Kabupaten Magelang dengan ketinggian wilayah 841 m dari
permukaan laut. Produksi utamanya adalah sayuran dan tanaman
hortikultura. Sapi potong merupakan ternak utama yang dikembangkan
oleh banyak petani di kecamatan ini.
Hasil analisis dokumen programa penyuluhan Kecamatan Pakis
selama tiga tahun terakhir yaitu 2010, 2011 dan 2012 (Tabel.7), terdapat
10 jenis tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penyuluhan. Tujuan dalam
peningkatan produksi dan produktivitas usahatani selalu menjadi tujuan
utama dan tertinggi dari kegiatan penyuluhannyayang mencapai 34,3%.
Tujuan berikutnya adalah penanggulangan hama dan penyakit sebanyak
14,3% sedangkan 8 tujuan lainnya tidak begitu dominan bahkan tujuan
untuk peningkatan kapasitas SDM petani yang berorientasi pada
peningkatan kemampuan dalam manajemen usahataninya proporsinya
hanya 1,4% sangat rendah.
Ada 2 tujuan yang tidak mendapatkan porsi dalam programa
penyuluhan di Pakis yaitu tujuan untuk penataan irigasi dan pengairan
serta peningkatan SDM penyuluh. Mengingat bahwa pertanian yang ada
di wilayah Kecamatan Pakis umumnya merupakan pertanian sayuran dan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
114
hortikultura yang tidak membutuhkan terlalu banyak air tidak seperti
halnya dengan lahan basah seperti padi sawah maka keterbatasan air
tidak begitu bermasalah, meskipun bukan berarti tidak membutuhkan air.
Hasil observasi di lapangan terlihat bahwa petani menggunakan sumber
air dari pegunungan yang disalurkan melalui pipa PVC menuju areal
perkebunan ditampung dalam bak penampungan dan digunakan pada
saat musim kemarau.
Tabel 7. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam programa penyuluhan Kecamatan Pakis (2010-2012)
No Bidang Tujuan Programa
Penyuluhan Jml. Rata-rata %
2010 2011 2012
1 Agribisnis dan pasar 2 2 2 6 2,00 8,6
2 Hama penyakit tanaman dan ternak 5 3 2 10 3,33 14,3
3 Ketahanan pangan 0 0 2 2 0,67 2,9
4 Konservasi lahan dan hutan 1 1 1 3 1,00 4,3
5 Modal usaha pertanian 3 2 1 6 2,00 8,6
6 Pasca Panen dan Pengolahan Hasil 1 2 2 5 1,67 7,1
7 Pengembangan pertanian organik 1 2 1 4 1,33 5,7
8 Penguatan lembaga petani 3 3 3 9 3,00 12,9
9 Peningkatan kapasitas SDM petani 1 0 0 1 0,33 1,4
10 Produksi dan produktivitas pertanian 8 9 7 24 8,00 34,3
11 Irigasi dan Pengairan 0 0 0 0 0 0
12 Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluh 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 25 24 21 70 23,33 100,0
Sumber : Programa penyuluhan BPPK Kec. Pakis (2010 – 2012)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
115
Tidak ada tujuan untuk peningkatan SDM penyuluh dalam
programa penyuluhan Kecamatan Pakis karena menurut penyuluh bahwa
peningkatan SDM penyuluh itu seharusnya merupakan program dari
lembaga penyuluhan yang ada di atasnya yaitu kabupaten dan provinsi.
Programa penyuluhan kecamatan merupakan program kerja penyuluh
kecamatan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam
melayani petani sebagai pelaku utama.
Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta
penanggulangan hama penyakit yang ada baik tanaman maupun ternak
selalu menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam tiga tahun programa
penyuluhan. Cara pandang penyuluh dalam menyelesaikan persoalan
pertanian lebih dominan ke arah fisik produk atau komoditi pertanian yang
menyebabkan kedua tujuan tersebut lebih dominan dari tujuan lainnya.
Penguatan lembaga petani merupakan tujuan sasaran ketiga yang
akan dicapai. Selama tiga tahun terakhir tujuan pada penguatan lembaga
petani rata-rata 3 tujuan saja atau 12,9%. Hasil yang akan dicapai dalam
tujuan ini merupakan bagian penting dalam rangka meningkatkan posisi
tawar petani dalam transaksi perdagangan dan peningkatan pendapatan
petani. Penguatan lembaga petani juga merupakan bagian penting dalam
peningkatan kapasitas SDM petani.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
116
b. Programa Penyuluhan Kecamatan Secang
Secang merupakan satu kecamatan di Kabupaten Magelang yang
letaknya berada pada lintasan jalan provinsi yang menghubungkan
Semarang dan Temanggung di Provinsi Jawa Tengah dan D.I.
Yogyakarta. Secang berada pada ketinggian 470 m dari permukaan laut,
merupakan wilayah yang mulai berkembang dari sektor pertanian ke non
pertanian. Meskipun demikian pertanian masih merupakan sektor penting
bagi sebagian warganya. Padi merupakan komoditi pertanian utama di
kecamatan ini. Sedangkan untuk peternakan pengembangan ternak
kambing sudah lama dilakukan oleh petani di wilayah ini.
Kajian terhadap dokumen programa penyuluhan Kecamatan
Secang selama tiga tahun terakhir yaitu 2010, 2011 dan 2012 (Tabel 8),
ada 9 jenis tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penyuluhan penyuluh di
kecamatan ini. Tujuan dalam peningkatan produksi dan produktivitas
usahatani menjadi tujuan yang paling dominan dalam kegiatan
penyuluhan di kecamatan secang yang mencapai 65,7% sedangkan 8
tujuan lainnya nyaris tidak berkembang. Konservasi lahan dan hutan,
penguatan kelembagaan petani dan peningkatan kapasitas SDM petani
merupakan tujuan berikutnya yang memiliki bobot tujuan yang sama tapi
tetap dalam jumlah yang kurang proporsional.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
117
Tabel 8. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam programa penyuluhan Kecamatan Secang (2010-2012)
No Bidang Tujuan Programa
Penyuluhan Jml Rata-rata %
2010 2011 2012
1 Agribisnis dan pasar 0 0 1 1 0,3 1,5
2 Hama penyakit tanaman dan ternak 0 0 1 1 0,3 1,5
3 Irigasi dan pengairan 1 2 1 4 1,3 6,0
4 Peningkatan kapasitas sdm penyuluh 0 0 1 1 0,3 1,5
5 Ketahanan pangan 0 0 0 0 0,0 0,0
6 Konservasi lahan dan hutan 1 2 2 5 1,7 7,5
7 Modal usaha pertanian 0 0 1 1 0,3 1,5
8 Pasca Panen dan Pengolahan Hasil 0 0 0 0 0,0 0,0
9 Pengembangan pertanian organik 0 0 0 0 0,0 0,0
10 Penguatan lembaga petani 1 1 3 5 1,7 7,5
11 Peningkatan kapasitas SDM petani 2 2 1 5 1,7 7,5
12 Produksi dan produktivitas pertanian 13 12 19 44 14,7 65,7
JUMLAH 18,0 19,0 30,0 67,0 22,3 100,0
Sumber : Programa penyuluhan BPPK Kec. Secang (2010 – 2012)
Irigasi dan Pengairan merupakan tujuan kegiatan penyuluhan yang
selalu muncul setiap tahunnya. Mengingat bahwa pertanian utamanya
adalah sawah lahan basah yang memerlukan banyak air, sedangkan
infrastruktur irigasi yang ada kurang begitu memadai. Selain itu,
penguatan lembaga petani, peningkatan kapasitas SDM petani dan
konservasi lahan dan hutan merupakan tujuan lain yang setiap tahun
selalu menjadi tujuan ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
118
Tujuan pada agribisnis dan pasar, hama penyakit dan ternak,
peningkatan kapasitas SDM penyuluh serta modal usaha petani
merupakan tujuan penyuluhan yang baru muncul pada programa
penyuluhan tahun 2012 sedangkan 2 tahun sebelumnya tujuan ini tidak
pernah ada. Pengembangan programa penyuluhan lebih luas pada tahun
2012 yang menjadikan adanya penambahan tujuan pada tahun 2012 ini.
Kurangnya partisipasi aktif dari pelaku usaha dalam memperluas lingkup
tujuan programa penyuluhan merupakan suatu persoalan lain.
Keterbatasan wawasan pengetahuan penyuluh tentang persoalan yang
ada di wilayah binaan penyuluhan seharusnya bisa dibantu dengan
informasi dari pelaku usaha dalam forum penyusunan programa
penyuluhan tersebut.
Ada 3 tujuan yang tidak mendapatkan porsi dalam programa
penyuluhan di Secang yaitu tujuan pasca panen dan pengolahan hasil,
pengembangan pertanian organik dan ketahanan pangan. Komoditas padi
yang merupakan komoditas utama di sini dan telah berjalan selama
puluhan tahun tentunya petani sendiri sudah terampil dalam menangani
pengelolaan pasca panennya sehingga tidak perlu lagi menjadi sasaran
penyuluhan. Teknologi budidaya dalam pengelolaan padi yang telah
diterapkan petani merupakan teknologi non organik. Agar tidak
mengganggu produksi maka pengembangan pertanian organik diabaikan.
c. Programa Penyuluhan Kecamatan Tempuran
Tempuran merupakan satu kecamatan di Kabupaten Magelang
yang letaknya berbatasan langsung dengan Kecamatan Borubudur.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
119
Kecamatan ini terletak pada ketinggian 210 m dari permukaan laut, yang
termasuk dalam wilayah dataran rendah. Padi merupakan komoditi
pertanian utama di kecamatan ini selain produksi buah-buahan seperti
durian dan rambutan serta tanaman kapulogo. Sedangkan untuk
peternakan pengembangan ternak kambing dan domba sudah lama
dilakukan oleh petani di wilayah ini.
Kajian terhadap dokumen programa penyuluhan Kecamatan
Tempuran selama tiga tahun terakhir yaitu 2010, 2011 dan 2012,
programa penyuluhan di kecamatan ini dikonsentrasikan pada 6 jenis
tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penyuluh di kecamatan ini
(Tabel.9). Tujuan dalam peningkatan produksi dan produktivitas usahatani
menjadi tujuan yang paling dominan dalam kegiatan penyuluhan di
Kecamatan Tempuran sedangkan 5 tujuan lainnya jumlahnya sangat
rendah dan nyaris tidak berkembang. Agribisnis dan pasar merupakan
tujuan berikutnya yang ditetapkan penyuluh.
Berbeda halnya dengan programa penyuluhan di Kecamatan
Secang dan Pakis, tujuan penyuluhan yang kaitannya dengan hama dan
penyakit ternak, pasca panen dan pengolahan hasil, dan irigasi serta
pengairan merupakan bagian dalam tujuan untuk peningkatan produksi
dan produktivitas pertanian. Tujuan tersebut merupakan masalah yang
dihadapi dalam pencapaian tujuan peningkatan produksi dan
produktivitas. Sedangkan programa penyuluhan tidak menjadikan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
120
pengembangan pertanian organik, peningkatan kapasitas SDM penyuluh
dan peningkatan kapasitas SDM petani serta ketahanan pangan menjadi
tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan penyuluhannya.
Tabel 9. Tujuan-Tujuan yang ingin dicapai dalam programa penyuluhan Kecamatan Tempuran (2010-2012)
No Bidang Tujuan PROGRAMA
PENYULUHAN Jml. Rata-rata %
2010 2011 2012
1 Agribisnis dan pasar 3 3 2 8 2,67 15,7
2 Hama penyakit tanaman dan ternak 2 1 0 3 1,00 5,9
3 Irigasi dan Pengairan 0 0 0 0 0,00 0,0
4 Ketahanan pangan 0 0 0 0 0,00 0,0
5 Konservasi lahan dan hutan 1 1 1 3 1,00 5,9
6 Modal usaha pertanian 1 0 1 2 0,67 3,9
7 Pasca Panen dan Pengolahan Hasil 0 0 0 0 0,00 0,0
8 Pengembangan pertanian organik 0 0 0 0 0,00 0,0
9 Penguatan lembaga petani 1 2 1 4 1,33 7,8
10 Peningkatan kapasitas sdm penyuluh 0 0 0 0 0,00 0,0
11 Peningkatan kapasitas SDM petani 0 0 0 0 0,00 0,0
12 Produksi dan produktivitas pertanian 11 10 10 31 10,33 60,8
JUMLAH 19 17 15 51 17,00 100
Sumber : Programa penyuluhan BPPK Kec. Tempuran (2010 – 2012)
Programa penyuluhan tingkat kecamatan merupakan landasan
utama penyuluh dalam wilayah kecamatan tersebut untuk menyusun
rencana kerja penyuluhan dan menjalankan tugasnya di lapangan.
Programa penyuluhan tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Rencana
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
121
Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP). Sehingga RKTP seharusnya disusun
lebih operasional dari pada programa penyuluhan kecamatan.
Programa penyuluhan selain sebagai landasan utama dalam
penyusunan RKTP penyuluh di Kabupaten Magelang, juga merupakan
landasan utama dalam penyusunan programa penyuluhan tingkat
kabupaten. Sehingga biasanya kegiatan penyusunan programa
penyuluhan tingkat kabupaten dilaksanakan setelah semua kegiatan
penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan selesai
dilaksanakan.
3. Penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten
Penyusunan programa penyuluhan pada tingkat kabupaten di
Kabupaten Magelang biasanya dilaksanakan pada Bulan Nopember atau
Desember. Karena merupakan rangkaian kegiatan yang terpadu dengan
kegiatan yang sama pada tingkat kecamatan maka relisasinya akan
dilaksanakan setelah semua kecamatan selesai melaksanakan kegiatan
tersebut. Dokumen programa penyuluhan kecamatan merupakan
dokumen utama yang digunakan dalam menyusun dokumen programa
penyuluhan tingkat kabupaten.
Acara ini dilaksanakan selama dua hari, hari pertama setelah
pembukaan dan pengarahan oleh Kepala BPPKP maka dilanjutkan
dengan pembahasan draft programa penyuluhan dengan menggunakan
metode pembagian kelompok diskusi terbatas (Focus Group Discusion/
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
122
FGD) yang membahas programa penyuluhan berdasarkan pada 4
komoditas utama pertanian dan 1 kelembagaan. Adapun kelompok
tersebut adalah :
1. Tanaman Pangan dan Hortikultura,
2. Perikanan
3. Peternakan Besar dan Kecil
4. Perkebunan dan Kehutanan
5. Kelembagaan Petani.
Data utama yang digunakan dalam FGD tersebut adalah data
rekapitulasi programa penyuluhan kecamatan yang sudah diklasifikasikan
berdasarkan komoditi pertanian dengan dilengkapi data penunjang lainnya
seperti rencana kegiatan dari dinas terkait. Masing-masing kelompok
diskusi tersebut dipimpin oleh penyuluh ahli di tingkat kabupaten kecuali
kelembagaan petani dipimpin oleh pejabat struktural yang membidangi
masalah kelembagaan dan SDM penyuluhan di BPPKP. Hal ini mengingat
tidak adanya penyuluh khusus yang ahli dalam kelembagaan petani.
Anggota tim pada masing-masing kelompok diskusi merupakan
peserta undangan yang hadir dalam pertemuan tersebut. Dalam
pertemuan ini biasanya diundang instansi terkait yang membidangi
pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan selain seluruh
koordinator penyuluh tingkat kecamatan dan perwakilan organisasi petani.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
123
Terkadang juga diundang dari luar instansi sektor pertanian, seperti dari
dinas yang menangani koperasi, perdagangan dan perindustrian.
Rumusan yang dihasilkan dari pertemuan pada diskusi kelompok
tersebut, selanjutnya oleh perwakilan masing-masing kelompok
dipresentasikan di depan forum rapat untuk didiskusikan. Diskusi ini
merupakan sarana untuk memperbaiki dan lebih menyempurnakan
kembali rencana programa penyuluhan di tingkat kabupaten.
Semua kesimpulan hasil diskusi tersebut selanjutnya dirumuskan
kembali dan menjadi dasar penyusunan dokumen programa penyuluhan
tingkat Kabupaten Magelang. Selanjutnya sebelum penutupan oleh
Kepala BPPKP Kab. Magelang acara berikutnya adalah penandatanganan
oleh masing-masing pihak terkait dalam penyuluhan tersebut dan
pengesahan dokumen programa penyuluhan kabupaten oleh Kepala
BPPKP.
Mengamati dari proses yang telah dilaksanakan dalam penyusunan
programa penyuluhan tingkat kabupaten tersebut, tentunya hasil yang
diperoleh akan sejalan dengan programa penyuluhan tingkat kecamatan.
Hal ini karena selain dari peserta yang terlibat dalam penyusun programa
penyuluhan ini sebagian besar merupakan penyuluh tingkat kecamatan,
data yang digunakan sebagai dasar perumusan keadaan wilayah
sebagian besar bersumber pada data programa penyuluhan tingkat
kecamatan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
124
Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dalam programa
penyuluhan kabupaten menunjukan pola yang hampir sama dengan
programa penyuluhan kecamatan. Alur penyusunan programa penyuluhan
Kabupaten Magelang yang dilaksanakan setelah selesainya penyusunan
programa penyuluhan kecamatan dan data yang digunakan merupakan
data yang bersumber dari programa penyuluhan menjadi penyebab
sejalannya pola tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan. Untuk lebih
jelasnya jelasnya mengenai hal ini, bisa kita lihat pada Grafik 10.
Orientasi utama pelaksanaan penyuluhan yang bertujuan pada
peningkatan produksi dan produktivitas pertanian yang mencapai lebih
dari 50% sedangkan tujuan lainnya tidak sampai 10%. Bahkan
peningkatan SDM penyuluh dan modal usaha pertanian paling kecil
persentasenya. Pola seperti ini hampir tidak berubah dalam programa
penyuluhan tahun 2010 dan 2011.
Tujuan-tujuan lain yang berorientasi agribisnis seperti tujuan pada :
agribisnis dan pasar, modal usaha pertanian, pasca panen dan
pengolahan hasil serta pengembangan pertanian organik sangat kecil
persentasenya. Padahal peningkatan pendapatan petani dengan
peningkatan produksi dan produktivitas usahataninya membutuhkan
adanya kestabilan harga jual petani yang selama ini sulit tercapai.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
125
Grafik 10. Tujuan yang ingin dicapai dalam programa penyuluhan Kab.Magelang (2011 – 2012)
Selama ini pertanian merupakan komoditi yang fluktuasi harganya
paling tidak stabil ketika produksi meningkat akibat panen raya maka
harga produk tersebut akan jatuh sehingga petani tidak akan bisa
menikmati kenaikan produksinya akibat harga jatuh tersebut. Sedangkan
ketika harga komoditas pertaniannya tinggi, petani tidak memiliki komoditi
tersebut yang akhirnya tidak bisa menikmati tingginya.
Penguatan kelembagaan petani merupakan salah satu tujuan
dalam programa penyuluhan yang rendah proporsinya. Padahal
penguatan kelembagaan petani akan berdampak pada penguatan posisi
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
2011
2012
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
126
tawar petani dalam pasar. Seperti halnya yang disampaikan oleh Sesbany
(2007) :
“Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh petani, agar mereka dapat bersaing dalam melaksanakan kegiatan usahatani dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya”.
Menurut hasil penelitian dari Istiningsih (2008) dan sejalan dengan
pemikiran dari Burhanuddin (2006), sebaiknya penyuluh lebih
berkonsentrasi pada pembinaan untuk pengembangan agribisnis petani.
Dengan penguatan lembaga tani khsusunya yang menangani penjualan/
pasar maka akan memperkuat posisi tawar petani,
Orientasi utama pada peningkatan produksi dan produktivitas
pertanian pada akhirnya tidak jauh berbeda dengan tugas pokok dan
fungsi (tupoksi) dari dinas yang membidangi sektor pertanian lainnya yaitu
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Kehutanan Serta Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang. Meskipun kalau diamati
dari rencana kegiatannya arahnya pada perubahan dalam sikap, perilaku
dan keterampilan petani tapi sebaiknya arah tersebut diungkapkan dalam
pernyataan tujuan yang ingin dicapai sehingga tidak rancu dengan tupoksi
instansi lain.
Oleh karena itu penyuluhan sebaiknya lebih terkonsentrasi pada
mempermudah akses pasar, memperbaiki posisi tawar petani dan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
127
memperkuat kapasitas produksi dengan demikian penyuluhan ditujukan
pada pembinaan untuk penguatan kelembagaan petani, pengembangan
agribisnis dan pasar. Selain itu perlu juga membantu petani dalam
peningkatan modal usaha pertanian, pengelolaan pasca panen dan
pengolahan hasil serta pengembangan pertanian organik. Dengan
penguatan lembaga tani khsusunya yang menangani penjualan/ pasar
maka akan memperkuat posisi tawar petani, hal itu menuntut pula adanya
pendamping profesional, yakni penyuluh yang memiliki kulifikasi SDM
agribisnis profesional (Istiningsih, 2008)
Proses penyusunan programa penyuluhan di Kabupaten Magelang
berjalan tanpa ada kehadiran dari perwakilan atau instansi provinsi yang
menangani penyuluhan yaitu sekretaris Badan Koordinasi Penyuluhan
(Setbakorluh) dan kalau tidak memungkinkan hadir dalam acara tersebut
maka hasil yang diperoleh dari kegiatan penyusunan programa
penyuluhan kabupaten di akses oleh Setbakorluh Provinsi Jawa Tengah.
Dengan kondisi seperti ini maka dimungkinkan bahwa dokumen programa
penyuluhan yang dihasilkan pun tidak bisa sejalan dan selaras dengan
kabupaten. Menurut Bapak Soegito, kasubbid. Programa Penyuluhan di
BPPKP Kab. Magelang mengenai hal ini beliau mengatakan :
“Saya tidak mengatakan bahwa selaras tapi diselaraskan, karena anggaran dari provinsi jadi kita hanya menyesuaikan saja dengan programa provinsi. Selama ini pun lokakarya penyusunan programa penyuluhan kabupaten tidak pernah melibatkan provinsi (Bakorluh) dalam kegiatannya karena tidak ada ketentuan yang mengharuskan demikian” (wawancara 3 Nopember 2012).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
128
Dari pernyataan itu menunjukan bahwa selama ini tidak ada
koordinasi yang baik dalam penyusunan programa penyuluhan di tingkat
kabupaten dan provinsi. Seolah-olah bahwa rangkaian penyusunan
programa penyuluhan dari tingkat desa berhenti sampai tingkat kabupaten
dan terputus dengan programa penyuluhan provinsi. Meskipun dalam UU
SP3K tidak pernah dinyatakan rangkaian penyusunan programa
penyuluhan bersifat bottom up atau top down tapi mengharuskan “sejalan”
dengan kebijakan dan programa penyuluhan di atasnya. Tapi dalam
penjabaran UU tersebut, pedoman penyusunan programa penyuluhan dari
Peraturan Menteri Kehutanan (Nomor:P.41/Menhut-II/ 2010) menghendaki
bahwa alur penyusunan programa penyuluhan saling terkait dan bersifat
bottom up mulai dari tingkat desa sampai pusat.
4. Penyusunan Programa Penyuluhan Provinsi Jawa Tengah
Penyusunan programa penyuluhan di Provinsi Jawa Tengah
difasilitasi oleh Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi
Jawa Tengah. Dilakukan oleh para penyuluh di tingkat Provinsi Jawa
Tengah dengan melibatkan perwakilan dari kelembagaan pelaku utama
yaitu KTNA Provinisi Jawa Tengah yang mewakili pelaku utama sektor
pertanian tanaman pangan, HPHA yang mewakili pelaku utama sektor
kehutanan dan HNSI sebagi wakil dari kelompok pelaku utama sektor
perikanan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
129
Proses penyusunan programa penyuluhan provinsi dimulai dari
perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam
proses ini dengan memperhatikan pula fokus pembangunan di wilayah
Provinsi Jawa Tengah, oleh karena itu disertakan pula Rencana Strategis
Provinsi Jawa Tengah yang didasarkan pada rencana program
pembangunan jangka menengah di wilayah Jawa Tengah, dengan
demikian diharapkan programa penyuluhan yang dihasilkan bisa berjalan
searah dengan program pembangunan di Jawa Tengah.
Draft programa penyuluhan Provinsi Jateng hasil pembicaran
antara penyuluh dengan berbagai pihak tersebut selanjutnya
dipresentasikan dalam pertemuan yang menghadirkan pejabat bidang
perencanaan lingkup sektor pertanian dan kehutanan Provinsi Jawa
Tengah yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultra, Dinas
Perkebunan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Badan Ketahanan
Pangan, Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan dan Perikanan. Selain itu
diundang pula perwakilan dari lembaga penyuluhan pemerintah tingkat
kabupaten sebagai sosialisasi.
Pelaksanaan pengesahan Programa penyuluhan provinsi Jawa
Tengah untuk Tahun 2012 disahkan pada Tanggal 31 Desember 2011
tahun berjalan tapi terkadang baru bisa disahkan pada Bulan Januari
tahun pelaksanaan. Dalam acara tersebut lembaga penyuluhan yang
diundang untuk mewakili Kabupaten Magelang adalah BPPKP (Badan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
130
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan) dan kehadirannya seperti
biasa diwakili oleh Kasubbid programa penyuluhan yaitu Bapak Soegito.
Menurut Bapak Soegito :
“Acara tersebut biasanya hanya merupakan presentasi tentang rencana kegiatan penyuluhan dari tingkat provinsi Jawa Tengah. untuk tahun ini forum pertemuan diisi dengan sosialisasi peraturan menteri pertanian, kehutanan serta perikanan dan kelautan tentang pedoman penyusunan programa penyuluhan dari ketiga kementerian tersebut. Dalam proses penyusunannya selama ini penyuluh dari kabupaten tidak pernah diundang dan dilibatkan” (Wawancara tanggal 3 Nopember 2012).
Programa penyuluhan tingkat Provinsi Jawa Tengah seharusnya
menjadi satu bagian dalam sistem perencanaan pembangunan di Provinsi
Jawa Tengah, tapi mengamati waktu pengesahannya pada akhir bulan
Desember maka akan sulit dokumen ini menjadi bahan masukan dalam
Musrenbang Provinsi Jawa Tengah karena jadwal musrenbang provinsi
sudah selesai. Yang paling memungkinkan adalah masuk dalam
musrenbang untuk pelaksanaan 2 tahun yang akan datang dan berarti
programa penyuluhan provinsi sudah selesai dilaksanakan. Apakah
datanya masih aktual selama 2 tahun berjalan tersebut kalau tidak maka
programa kegiatan tersebut menjadi tidak efektif menyelesaikan masalah.
Hasil kajian dokumen programa penyuluhan provinsi Jawa Tengah,
rencana kegiatan penyuluhan bersifat sangat umum berbeda dengan
programa penyuluhan kabupaten dan kecamatan yang fokus pada
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
131
komoditinya. Dalam penganggaran pun berbeda dengan programa
penyuluhan kabupaten dan kecamatan yang sebagian besar berbasiskan
pada kegiatan dengan anggaran swadaya masyarakat dan anggaran BOP
penyuluh, programa penyuluhan provinsi Jateng kegiatannya berbasiskan
pada anggaran APBD Provinsi Jateng dan APBN.
5. Keterkaitan Programa Penyuluhan Kecamatan dan Kabupaten Tahun 2010
Keterkaitan progama penyuluhan didasarkan pada tujuan yang
ingin dicapai yang tercantum pada programa penyuluhan kecamatan dan
kabupaten. Pola hubungan keterkaitan programa penyuluhan terbagi pada
3 bagian, yaitu :
1) Tujuan programa penyuluhan kecamatan sejalan dengan programa
penyuluhan kabupaten, yaitu : jenis komoditi dan tujuan yang ingin
dicapainya sama
2) Tujuan programa penyuluhan kecamatan sejalan dengan kabupaten
tapi dengan perspektif yang berbeda, yaitu : jenis komoditi sama tapi
dengan tujuan yang ingin dicapai berbeda
3) Tujuan programa penyuluhan kecamatan tidak didukung dengan
programa penyuluhan kabupaten
Hasil analisis keterkaitan programa penyuluhan kecamatan dan
programa penyuluhan Kabupaten Magelang tahun 2010 bisa dilihat pada
Tabel 10, Tabel. 11 dan Tabel. 12 berikut ini.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
132
Tabel 10. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Pakis dan Kabupaten Magelang Tahun 2010
No Keadaan Wilayah Pakis
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
1 Dalam berusaha tani, petani masih sendiri-diri
Agar kelompok tani meningkatkan aktifitas/ rutinitas pertemuannya
Klas kelompok menjadi: 52,50 % pemula, 40,33 % lanjut, 6,74 % madya, 0,44 % Utama
2 Di setiap desa kelompok tani belum bergabung, kelompok berdiri sendiri-sendiri
Agar setiap desa terbentuk gabungan kelompok tani (Gapoktan)
Agar semua desa se Kabupaten Magelang tumbuh gapoktan
3 Pada saat ini Produksi jagung masih rendah 4,2 ton/Ha.
Produksi jagung bisa lebih optimal dengan pasca panen dan penyakit dapat diatasi
Meningkatkan nilai tambah dari produk jagung
4 Pupuk sulit didapat kalau ada harganya mahal
Agar petani bisa mendapatkan pupuk dengan harga yang murah (subsidi) dari pemerintah
Agar limbah kambing/ domba dapat menjadi pupuk yang bermutu dan biogas
5 Masih banyak petani yang belum bisa membuat pupuk organik, petaninya inginnya praktis/ instan
Agar petani mau berusaha tani dengan sistem organik
Agar limbah kambing/ domba dapat menjadi pupuk yang bermutu dan biogas
6 Petani masih banyak yang belum bisa mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman, ada penanganan kalau sudah terjangkit HP
Agar 70% petani mampu mengendalikan OPT secara terpadu
Agar penyuluh lapangan mampu memfasilitasi petani dalam penanganan pengendalian OPT pada tanaman hortikultura
7 Produksi kentang 14,5 ton/Ha. Belum menggunakan benih bersertifikat
Agar 50% petani kentang meningkatkan produksinya
Meningkatkan produktifitas kentang dari 147 Kw/Ha menjadi 200 Kw/Ha
8 Harga tembakau dipermainkan oleh pedagang, petani sering mengalami kerugian
Agar pendapatan petani tembakau lebih layak
Adanya kepastian harga tembakau bagi petani
9 Produksi cabai 5 ton/ ha karena serangan hama dan penyakit
Agar produksi cabai meningkat dari 4,5 ton/ha menjadi 6,5 ton/ha.
Meningkatkan produktifitas cabe dari 50 kw/ha menjadi 70 kw/ha
10 Masih banyak peternak sapi potong, pemeliharaanya sistem gaduhan
Agar petani sapi mendapatkan modal untuk usaha tani ternak
Agar peternak sapi mendapatkan modal untuk berusaha ternaknya
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
133
No Keadaan Wilayah Pakis
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
11 Populasi tanaman cengkeh sedikit karena banyak yang dipotong/ belum ada peremajaan
Agar populasi tanaman cengkeh di lahan produktif lebih banyak/ peremajaan tanaman cengkeh
Meningkatkan produktivitas cengkeh
12 Kesuburan tanah semakin berkurang karena erosi, sumber air semakin kecil, penebangan HTR tidak ada peremajaan
Pencegahan erosi dan menjaga kesuburan tanah dengan penanaman tanaman keras dan terasering
Merehabilitasi hutan dan lahan dengan teknik konservasi
13 Masih banyak petani yang membiarkan tanaman sengon terserang penyakit jedol/ virus, bakteri, kerap
Agar petani mampu mengatasi hama penyakit tanaman sengon
50 % tanaman sengon terserang penyakit dapat diatasi
14 Masih banyak petani spi potong yang dalam pemeliharaannya lebih dari satu tahun
Agar petani mampu meningkatkan bobot berat badan sapi lebih cepat
Agar petani mampu meningkatkan berat badan sapi lebih cepat
15 Masih banyak petani yang membiarkan ternak unggasnya sakit dan dipotong atau dijual
Agar masyarakat tani tahu dan mampu mengatasi penyakit nd dan flu burung
Pencegahan penanggulangan penyakit pada ayam buras
16 Masih banyak peternak kelinci yang membiarkan kelincinya mati karena kembung dan scabies
Agar petani terampil mengatasi penyakit kembung dan scabies pada ternak kelinci
Menekan angka mortalitas kelinci
17 Pada saat panen raya petani dalam menjual produksinya dipermainkan oleh pedagang
Agar pada waktu panen raya petani mendapatkan harga produksinya yang layak
Petani mampu melakukan pengelolaan pasca panen.
18 Lahan pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga
Agar petani mau memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman obat-obatan, buah-buahan dan sayuran
Meningkatkan luas pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman atau perikanan
19 Pada saat ini kemampuan kelas kelompok tani masih banyak yang lanjut dan pemula
Agar kelas kelompok tani meningkat dari pemula ke lanjut, lanjut ke madya.
Klasa kelompok menjadi: 52,50 % pemula, 40,33 % lanjut, 6,74 % madya, 0,44 % utama
Lanjutan Tabel 10.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
134
No Keadaan Wilayah Pakis
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
20 Masih banyak tanaman kobis yang produksinya rendah karena terserang penyakit akar gada
Agar petani kobis trampil dan mampu mengatasi penyakit akar gada pada tanaman kobis
Meningkatkan produktifitas kobis dari 200 Kw/Ha menjadi 250 Kw/Ha
21 Masih banyak petani leternak domba belum menguasai teknik budidaya ternak domba
Agar petani ternak domba meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
Agar peternak domba meningkat pengetahuan dan ketrampilannya
22 Masih banyak petani dan kelompok tani yang belum mampu menggali potensi wilayah
Agar petani tahu dan mampu menggali potensi wilayah (pra)
Meningkatnya kemampuan teknis penyuluh tentang komoditas unggulan lokal
23 Masih banyak petani ternak yang belum mampu membuat konsentrat/ pengawetan HPT
Agar petani ternak mampu membuat konsentrat pakan ternak
Pemberian pakan tambahan baru untuk ternak kambing/ domba 40 %
24 Masih banyak petani jagung yang menjual jagungnya dengan sistem tebasan/ pipilan kering
Agar petani mampu mengolah hasil pertanian (emping jagung)
Meningkatkan nilai tambah dari produk jagung
25 Belum ada pengurus gapoktan yang mampu mengelola keuangan dengan baik
Agar terbentuk lembaga keuangan mikro di desa pelaksana puap dengan mantap
Setiap desa pelaksana puap terbentuk lkm
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Pakis dan Kab. Magelang 2010
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dalam kedua programa
penyuluhan tersebut menunjukan bahwa keduanya memiliki arah dan
tujuan yang sama. Semua tujuan dari programa penyuluhan kecamatan
Pakis sejumlah 25 tujuan tersebut didukung sepenuhnya dengan tujuan
programa penyuluhan Kabupaten Magelang.
Beberapa tujuan searah dengan perspektif yang berbeda misalnya
tujuan programa penyuluhan pakis adalah agar petani bisa mendapatkan
pupuk dengan harga yang murah (subsidi) dari pemerintah. Sedangkan di
Lanjutan Tabel. 10
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
135
tingkat kabupaten tujuannya adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia
dengan meningkatkan penggunaan pupuk organik yaitu memanfaatkan
limbah kambing/ domba menjadi pupuk yang bermutu baik.
Tabel 11. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Secang dan Kabupaten Magelang Tahun 2010
No Keadaan Wilayah Secang TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
A SUMBER DAYA ALAM 1. Air untuk pertanian
semakin sulit terutama pada musim kemarau
Meningkatkan efisiensi penggunaan air
Meningkatkan debet air dimusim kemarau
2. Kesuburan lahan berkurang
Meningkatkan kesuburan lahan
Kesuburan lahan sawah meningkat
B SDM / SOSIAL 1. Kelompok tani atau
gapoktan belum berfungsi secara baik: kelas pemula (27), Lanjut (35), Madya (3), Utama (0)
Meningkatkan kemampuan & fungsi kelompok kelas pemula (27), lanjut (30), Madya (40), Utama (0)
Klasa kelompok menjadi: 52,50 % pemula, 40,33 % lanjut, 6,74 % madya, 0,44 % Utama
2 Generasi muda enggan terjun di bidang pertanian
Meningkatkan kesadaran generasi muda untuk terjun dalam kegiatan pertanian
C TEKNIS 1 Tingkat Produktivitas baru
mencapai 61 kw / Ha/ GKP Meningkatkan produktivitas padi menjadi 65 Kw/ha/GKP
Produktivitas Padi meningkat menjadi 58,7 Kw/Ha
2 Produktivitas jagung baru 62 kw/Ha
Meningkatkan produktivitas jagung menjadi 65 kw/ha
Meningkatkan nilai tambah dari produk jagung
3 Produktivitas cabai baru 60 kw/ Ha
Meningkatkan produktivitas cabe menjadi 62 kw/ha
Meningkatkan produktifitas cabe dari 50 Kw/Ha menjadi 70 Kw/Ha
4. Populasi dan produktivitas durian masih rendah. Populasinya 1350 batang
Meningkatkan populasi & produktivitas durian
Agar petani memahami cara perawatan tanaman durian yang intensif
5. Pertumbuhan tanaman sengon relative terlambat
Meningkatkan intensifikasi tanaman sengon melalui bibit unggul, pemeliharaan, pengendalian HP
50 % dari yang sebelumnya 70% tanaman sengon terserang karat puru, ulat kantong dan cendawan akar
6 Lahan bawah tegakan belum optimal
Meningkatkan pemanfaatan lahan bawah tegalan dengan tanaman produktif
Meningkatkan lahan bawah tegakan dengan tanaman produktif
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
136
No Keadaan Wilayah Secang TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
7 Populasi dan produksi kelapa masih rendah. Populasi 2000 batang, Produktifitas
Meningkatkan produktivitas kelapa,populasi dan produktivitas
Agar tanaman kelapa var genjah entok menjadikan salah satu alternatif petani dalam meningkatkan pendapatannya
8 Populasi dan produksi ayam buras semakin menurun : kematian tinggi,Sistem reproduksi kurang populasi 57988 ekor
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi budidaya ayam buras sehingga populasi dan produktivitas meningkat
Meningkatkan PSK dalam penerapan teknologi budidaya ayam buras
9 Populasi dan produksi itik/ entok semakin menurun – system budidaya, Reproduksi/ penetasan (Pop 20458 ekor)
Meningkatkan populasi & produktifitas itik/entok menjadi 25.000 ekor
Peningktan ketrampilan penetasan itik/ entok 20 %
10 Populasi & poduksi domba/ kambing terbatas, system budidayanya, Reproduksi, pengendalian HP, populasi 6978 ekor
Meningkatkan populasi & produktifitas kambing menjadi 7000 ekor
Agar 25 % peternak melakukan melakukan perbaikan mutu genetik induk kambing
11 Populasi & produksi kelinci masih rendah 1438 ekor
Meningkatkan populasi & produktifitas kelinci menjadi 2000 ekor
Pengembangan populasi kelinci
12 Populasi & produksi daging sapi masih terbatas system budidayanya,populasi 673 ekor
Meningkatkan populasi & produktifitas sapi menjadi 850 ekor
Agar populasi sapi mencapai 45 % dari potensi yang ada
13 Populasi luas kolam untuk pemeliharaan ikan lele,mas,nila masih sangat kecil 6,8 ha
Meningkatkan populasi luas kolam menjadi 10 ha
Meningkatkan Frekwensi panen ikan 3 kali setahun
14 Petani belum mendapatkan informasi pertanian, teknologi & pemasaran secara maksimal
Meningkatkan akses petani terhadap informasi pertanian melalui media cetak
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Secang dan Kab. Magelang 2010 (Data terolah)
Sama halnya dengan programa penyuluhan Kecamatan Pakis,
programa penyuluhan Secang juga didukung dan sejalan dengan
programa penyuluhan kabupaten. Ada beberapa tujuan dari Programa
penyuluhan Kecamatan Secang yang tidak ada dukungannya dari
Lanjutan Tabel 11.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
137
kabupaten karena tujuan tersebut sifatnya hanya lokal kecamatan tersebut
saja sehingga tidak perlu didukung dengan programa penyuluhan
kabupaten.
Satu contoh adalah tujuan meningkatkan akses petani terhadap
informasi pertanian melalui media cetak tidak ada dalam programa
penyuluhan kabupaten. Hal ini karena di tingkat kabupaten pelayanan
informasi pertanian dilaksanakan oleh satu sub bidang khusus yang
menangani masalah itu, yaitu sub bidang informasi tidak pada penyuluh
sehingga tidak masuk dalam programa penyuluhan kabupaten Magelang.
Programa penyuluhan kecamatan Tempuran (Tabel 12.)
seluruhnya didukung dengan programa penyuluhan kabupaten. Beberapa
tujuan dalam programa penyuluhan Kecamatan Tempuran sejalan dengan
Programa Kabupaten tapi dengan perspektif yang berbeda. Satu contoh
tujuan meningkatkan harga jual ketela pohon pada programa penyuluhan
Tempuran didukung dengan penanganan pasca panen ketela secara
benar pada programa penyuluhan kabupaten.
Tabel 12. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Tempuran dan Kabupaten Magelang Tahun 2010
No Keadaan Wilayah Tempuran
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
A TANAMAN PANGAN 1 Produktivitas padi
masih rendah (5,38 ton / Ha GKP)
Meningkatkan produktivitas padi dari 5,8 ton/Ha menjadi 5,9 ton/Ha
Produktivitas Padi meningkat menjadi 58,7 Kw/Ha
2 JAGUNG Produktivitas rendah (3,38 ton / Ha )
Meningkatkan produksi Jagung dari 3,38 ton/Ha menjadi 4 ton/Ha
Meningkatkan produksi Jagung menjadi 57,3 Kw/Ha
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
138
No Keadaan Wilayah Tempuran
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
3 KETELA POHON Hasil ketela pohon rendah di waktu panen raya
Meningkatkan harga jual ketela pohon
Penanganan pasca panen ketela secara benar
4 CABE Harga cabe fliktuatif
Meningkatkan nilai jual yang optimal cabe
Meningkatkan produktifitas cabe dari 50 Kw/Ha menjadi 70 Kw/Ha
5 DURIAN Kualitas dan kuantitas buah durian rendah (baru 1,5 kw/pohon)
Meningkatkan produktivitas dan kualitas buah durian
Agar petani memahami cara perawatan tanaman durian yang intensif
B PETERNAKAN DAN PERIKANAN 1 KAMBING Produksi
daging masih rendah Meningkatkan produksi daging kambing dari 12 kg menjadi 20 kg
Meningkatkan kualitas ternak kambing domba
2 SAPI Produksi daging sapi rendah
Meningkatkan produksi daging sapi
Meningkatkan tingkat produktivitas/litersize sapi menjadi 4 ekor/ tahun
3 Pertumbuhan sapi lambat
Mempercepat pertumbhan sapi
Agar petani mampu meningkatkan berat badan sapi lebih cepat
4 AYAM BURAS tingkat kematian ayam tinggi
Meningkatkan produksi daging ayam
Meningkatkan PSK dalam penerapan teknologi budidaya ayam buras
5 ITIK Produksi telur itik rendah
Meningkatkan produksi telur itik
Agar 26 % peternak memelihara itik sesuai anjuran
6 KELINCI, tingkat kematian ternak kelinci tinggi
menekan angka kematian ternak kelinci
Menekan angka mortalitas kelinci
7 LELE, tingkat kematian lele tinggi
menekan angka kematian lele
Menurunkan/ menekan mortalitas benih /ikan dibawah 50 %
8 Optimalisasi pemanfaatan lahan berpengairan
meningkatkan pemanfaatan lahan berpengairan (INMINDI)
Meningkatkan produktivitas ikan pada budidaya Mina padi dari 150 kg/ha menjadi 250 kg/ha
C PERKEBUNAN 1 produksi cengkeh
rendah meningkatkan produksi cengkeh
meningkatkan produktivitas cengkeh
2 produksi kemukus rendah
meningkatkan produksi kemukus
Meningkatkan populasi dan produksi tan kemukus
3 Harga jual empon-empon rendah
Meningkatkan harga jual empon-empon dan kapulogo
Meningkatkan harga jual empon-empon
D KEHUTANAN 1 Belum dilaksanakan
konservasi lahan / hutan
Konservasi lahan / hutan Merehabilitasi hutan dan lahan dengan teknik konservasi
Lanjutan Tabel 12.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
139
No Keadaan Wilayah Tempuran
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
E KELEMBAGAAN 1 Peran dan tugas
poktan/ Gapoktan, assosiasi belum optimal
gapoktan / poktan dinamis Agar semua desa se Kabupaten Magelang tumbuh gapoktan
F EKONOMI 1 Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) di tiap desa belum semua terbentuk
Menurunkan tunggakan LKM
Setiap desa pelaksana PUAP terbentuk LKM
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Tempuran dan Kab. Magelang 2010
Untuk melihat kriteria keterkaitan programa penyuluhan kecamatan
dengan programa penyuluhan secara kumulatih untuk tahun 2010 bisa
kita lihat pada Tabel 13. Pada Tabel13. menunjukan bahwa hanya 3,23%
tujuan yang ada dalam programa penyuluhan kecamatan yang tidak
didukung dengan programa penyuluhan Kabupaten Magelang. Dengan
demikian 96,77% tujuan dalam programa penyuluhan kecamatan sejalan
dengan programa penyuluhan Kabupaten Magelang yang sebagian besar
yaitu 69,35% dalam perspektif yang sama. Dengan demikian pada Tahun
2010 cukup kuat keterkaitan programa penyuluhan Kabupaten Magelang
dengan programa penyuluhan kecamatan.
Lanjutan Tabel 12.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
140
Tabel 13. Kriteria keterkaitan programa penyuluhan Kab. Magelang dan Programa penyuluhan Kec. Pakis, Secang dan Tempuran Tahun 2010
NO KRITERIA KETERKAITAN
PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN JML RE
RATA % A* B* C*
1 Tujuan programa penyuluhan kecamatan yang sejalan dengan kabupaten
13 14 16 43 14,33 69,35
2
Tujuan programa penyuluhan kecamatan sejalan dengan kabupaten tapi dengan perspektif yang berbeda
12 2 3 17 5,67 27,42
3
Tujuan programa penyuluhan kecamatan tidak didukung dengan programa penyuluhan kabupaten
0 2 0 2 0,67 3,23
JUMLAH 25 18 19 62 20,67 100,00
* Keterangan : A : Programa Penyuluhan Kec. Pakis
B : Programa Penyuluhan Kec. Secang
C : Programa Penyuluhan Kec. Tempuran
6. Keterkaitan Programa Penyuluhan Kecamatan dan Kabupaten Tahun 2011
Pola hubungan antara programa penyuluhan Kabupaten Magelang
dan kecamatan pada Tahun 2011 tidak jauh berbeda dengan Tahun 2010.
Keterkaitan tujuan programa penyuluhan kecamatan dengan Kabupaten
Magelang sebagian besar sejalan dan searah, ada beberapa tujuan yang
sejalan tapi dengan perspektif yang berbeda tapi ada pula tujuan
programa penyuluhan kecamatan yang tidak didukung dengan tujuan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
141
programa penyuluhan kabupaten. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini
bisa dilihat pada Tabel14., Tabel 15. dan Tabel16. di bawah ini.
Tabel 14. Keterkaitan Dokumen Programa Penyuluhan Kecamatan Pakis dan Kabupaten Magelang Tahun 2011
No Keadaan Wilayah Pakis
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
1 Produksi padi baru mencapai 4,7 ton/Ha.
Agar produksi padi meningkat dari 4,7 ton/Ha menjadi 4,9 ton/Ha
Produktivitas Padi meningkat menjadi 58,7 Kw/Ha
2 Produksi jagung baru 4,7 ton/Ha.
Agar produksi jagung meningkat menjadi 4,7 ton/Ha
Meningkatkan produksi Jagung menjadi 57,3 Kw/Ha
3 Dalam pemeliharaan sapi potong petani masih menbutuhkan waktu yang cukup lama (>1,5 tahun) karena modal terbatas.
Mempercepat pemeliharaan sapi potong dan permodalan bagi peternak terpenuhi
Meningkatkan penguasaan modal petani
4 Lahan pekarangan belum dimanfaatkan secara maksimal.
Pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman umbi-umbian, sayuran dan buah-buahan.
Meningkatkan lahan bawah tegakan dengan tanaman produktif
5 Produk yang dihasilkan masih banyak mengandung residu kimia.
Agar diperoleh produk organik dan lingkungan lestari.
petani memahami dan terampil membuat Pupuk dan pestisida organik
6 Petani belum terampil membuat pestisida organik / alami.
Agar petani terampil dalam membuat pestisida alami
petani memahami dan terampil membuat Pupuk dan pestisida organik
7 Petani belum terampil dalam pasca panen sayuran.
Agar petani terampil dalam pasca panen sayuran.
8 Produksi cabai baru mencapai 6,7 ton/Ha.
Agar produksi cabai meningkat dari 6,7 ton/Ha menjadi 7 ton/Ha.
Meningkatkan produktifitas cabe dari 50 Kw/Ha menjadi 70 Kw/Ha
9 25% petani kobis sudah dapat mengatasi akar gada tanaman kobis.
Agar 35% petani mampu mengatasi penyakit akar gada pada tanaman kobis.
Meningkatkan produktifitas kobis dari 200 Kw/Ha menjadi 250 Kw/Ha
10 Petani dalam menanam kentang masih menggunakan benih turunan.
Agar patani terampil dalam membuat benih kentang.
Penggunaan benih kentang bermutu/ unggul
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
142
No Keadaan Wilayah Pakis
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
11 Petani dalam budidaya ternak domba masih dengan sisitem tradisional.
Agar peternak domba terampil dalam berbudidaya
Agar peternak domba meningkat pengetahuan dan ketrampilannya
12 Petani dalam memenuhi pakan ternak masih seadanya.
Agar petani ternak mampu membuat kosentrat untuk pakan ternak.
peternak kambing domba memberikan pakan tambahan dan kandangan yang sesuai anjuran
13 Peternak ayam arab masih sedikit.
Pengembangan ternak unggas (ayam arab).
Menekan kematian ayam buras menjadi kurang dari 50 %
14 Mortalitas ternak unggas masih tinggi akibat virus.
Agar petani mampu mengatasi / menanggulangi penyakit ND, AI dan gumboro.
Menekan kematian ayam buras menjadi kurang dari 50 %
15 Petani belum memperhitungakan nilai tambah dalam usahatani.
Agar petani mampu mengolah hasil pertanian (difersivikasi pangan).
peningkatan nilai tambah produksi pertanian
16 Kondisi tanah semakin kurus, sumber mata air kurang dan banyak terjadi erosi / longsor.
Agar petani mampu mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah dengan penanaman tanaman keras dan terasering.
Pencegahan erosi dan menjaga kesuburan tanah dengan teknik konservasi
17 Produksi ketela pohon 23,1 ton/Ha.
Agar petani mampu meningkatkan produksi ketela pohon dari 23,1 ton/Ha mnenjadi 24 ton/Ha.
Penanganan pasca panen ketela secara benar
18 Dalam budidaya tembakau petani masih menerapkan sistem tumpangsari dan penjualannya tergantung pada tengkulak.
Agar petani tembakau mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas serta berorientrasi pasar.
Meningkatkan peran dan fungsi asosiasi petani tembako (APTI)
19 Petani belum semuanya membuat RDKK.
Agar petani mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga layak sesuai HET.
Penyusunan RDKK Pupuk
20 Masih banyak tanaman yang terserang HPT karena HPT sudah resisten.
Agar petani mampu mengendalikan hama penyakit secara terpadu
Pengendalian OPT Tikus secara Kelompok dan berkesinambungan
Lanjutan Tabel. 14
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
143
No Keadaan Wilayah Pakis
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
21 Masih terjadi over produksi dan juga defisit produksi sehingga terjadi fluktuasi harga.
Agar produksi pertanian tidak mengalami fluktuasi harga.
pelatihan pengolahan hasil pertanian
22 Kelas kelompok tani pemula 38, lanjut 60, madya 2.
Agar kelas kelompok tani meningkat dari pemula ke lanjut, lanjut ke madya.
Kelas kelompok menjadi: 52,50 % pemula, 40,33 % lanjut, 6,74 % madya, 0,44 % Utama
23 Gapoktan dan LKM belum terampil dalam pembukuan administrasi keuangan.
Agar kemampuan kapasitas gapoktan meningkat.
peningkatan kemampuan pengurus gapoktan mengelola LKM baik konvensional maupun syariah
24 Belum semua kelompok bergabung dalam APTI.
Agar kemampuan kapasitas APTI meningkat
Meningkatkan peran dan fungsi asosiasi petani tembako (APTI)
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Pakis dan Kab. Magelang 2011
Pada Tahun 2011, seperti halnya dengan tahun lalu keterkaitan
dan kesamaan tujuan programa penyuluhan Kecamatan Pakis sebagian
besar sesuai dengan tujuan programa penyuluhan Kabupaten Magelang.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai tapi berbeda perspektifnya, salah
satunya tujuan dalam programa penyuluhan Pakis yaitu agar petani
mampu mengolah hasil pertanian (diversifikasi pangan) tapi dalam
programa penyuluhan Kabupaten Magelang tujuannya lebih umum yaitu
peningkatan nilai tambah produksi pertanian.
Tujuan lain dalam programa penyuluhan kecamatan bersifat lebih
umum. Salah satunya adalah agar kemampuan gapoktan meningkat
didukung dengan tujuan yang lebih spesifik dalam programa penyuluhan
Kabupaten Magelang yaitu peningkatan kemampuan pengurus gapoktan
Lanjutan Tabel. 14
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
144
mengelola LKM baik konvensional maupun syariah. Pola hubungan yang
tidak teratur, dimana sebagian besar hubungan keduanya setara, tapi ada
bagian lain yang pola hubungan programa penyuluhan Kabupaten
Magelang dan programa penyuluhan kec. Pakis dari khusus ke umum dan
dari umum ke khusus.
Tabel 15. Keterkaitan Dokumen Programa Penyuluhan Kecamatan Secang dan Kabupaten Magelang Tahun 2011
No Keadaan Wilayah Secang
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
A SUMBER DAYA ALAM 1. Air untuk pertanian
semakin sulit terutama pada musim kemarau
Meningkatkan efisiensi penggunaan air
Meningkatkan debet air dimusim kemarau
2. Kesuburan lahan berkurang
Meningkatkan kesuburan lahan
Meningkatkan kesuburan lahan melalui penggunaan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk kimia
B SDM/ SOSIAL 1 Kelompok tani atau
gapoktan belum berfungsi secara baikKelas pemula (31) Lanjut (44) Madya (21) Utama (0)
Meningkatkan kemampuan & fungsi kelompok kelas pemula (25) lanjut (32) Madya (49) Utama (1)
Kelas kelompok menjadi: 52,50 % pemula, 40,33 % lanjut, 6,74 % madya, 0,44 % Utama
2 Generasi muda enggan terjun di bidang pertanian
Meningkatkan kesadaran generasi muda untuk terjun dalam kegiatan pertanian
C TEKNIS
1 Tingkat Produktivitas baru mencapai 62,5 kw / Ha/ GKP
Meningkatkan produktivitas padi menjadi 65 Kw/ha/GKP
Produktivitas Padi meningkat menjadi 58,7 Kw/Ha
2 Produktivitas jagung baru 66 kw/Ha
Meningkatkan produktivitas jagung menjadi 70 kw/ha
Meningkatkan produksi Jagung menjadi 57,3 Kw/Ha
3 Produktivitas cabai baru 60 kw/ Ha
Meningkatkan produktivitas cabe menjadi 62 kw/ha
Meningkatkan produktifitas cabe dari 50 Kw/Ha menjadi 70 Kw/Ha
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
145
No Keadaan Wilayah Secang
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
4. Populasi dan produktivitas durian masih rendah. Populasinya 1350 batang
Meningkatkan populasi & produktivitas durian
Agar petani memahami cara perawatan tanaman durian yang intensif
5. Pertumbuhan tanaman sengon relative terlambat
Meningkatkan intensifikasi tanaman sengon melalui bibit unggul,pemeliharaan,pengendalian HP
Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan budidaya Sengon kurang
6 Lahan bawah tgkakan belum optimal
Meningkatkan pemanfaatan bawah tegakan dg tanaman produktif
Meningkatkan lahan bawah tegakan dengan tanaman produktif
7 Populasi dan produksi kelapa masih rendah. Populasi 2000 batang, Produktifitas
Meningkatkan produktivitas kelapa, populasi dan produktivitas
Agar tanaman kelapa var genjah entok menjadikan salah satu alternatif petani dalam meningkatkan pendapatannya
8 Populasi dan produksi ayam buras semakin menurun : kematian tinggi,Sistem reproduksi kurang populasi 57988 ekor
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi budidaya ayam buras
Menekan kematian ayam buras menjadi kurang dari 50 %
9 Populasi dan produksi itik/ entok semakin menurun – system budidaya, Reproduksi/ penetasan (Pop 20458 ekor)
Meningkatkan populasi & produktifitas itik/ entok menjadi 25.000 ekor
Agar 26 % peternak memelihara itik sesuai anjuran
10 Populasi & poduksi domba/ kambing terbatas, system budidayanya, Reproduksi, pengendalian Peny populasi 4.912 ekor
Meningkatkan populasi & produktifitas kambing menjadi 5.403 ekor
Petani dapat memproduksi bibit kambing/ domba bermutu secara mandiri
11 Populasi produksi daging sapi terbatas budidayanya,populasi 673 ekor
Meningkatkan populasi & produktifitas sapi menjadi 850 Ekor
Meningkatkan tingkat produktivitas/ litersize sapi menjadi 4 ekor/tahun
12 Populasi luas kolam untuk pemeliharaan ikan lele,mas,nila masih sangat kecil 6,8 ha
Meningkatkan populasi luas kolam menjadi 10 ha
30 % petani melakukan pemeliharaan ikan secara intensif
13 Petani belum mendapatkan informasi pertanian, teknologi & pemasaran secara maksimal
Meningkatkan akses petani terhadap informasi pertanian melalui media cetak
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Secang dan Kab. Magelang 2011
Lanjutan Tabel. 15
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
146
Programa penyuluhan Kecamatan Secang pada Tahun 2011
memiliki 18 tujuan yang ingin dicapai. Sebagian besar tujuan tersebut
sejalan dan memiliki perspektif yang sama dengan programa penyuluhan
Kabupaten Magelang. Ada beberapa tujuan yang memiliki perspektif yang
berbeda meskipun objeknya sama, diantaranya tujuan dalam programa
penyuluhan Kecamatan Secang untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan air yang mengarah pada pola tanam padi dan penggunaan
air yang optimal, sedangkan pada programa penyuluhan Kabupaten
Magelang adalah meningkatkan debet air di musim kemarau yang
mengarah pada pemeliharaan cadangan air untuk keperluan pertanian
melalui konservasi alam.
Tujuan lain dari programa penyuluhan Kecamatan Secang yang
bersifat lebih luas/umum tapi pada programa Kabupaten Magelang lebih
spesifik. Contohnya adalah tujuan meningkatkan kesuburan lahan dalam
programa penyuluhan Kecamatan Secang sedangkan dalam tujuan
programa penyuluhan Kabupaten Magelang meningkatkan kesuburan
lahan melalui penggunaan pupuk organik dan mengurangi penggunaan
pupuk kimia.
Seperti halnya dengan tahun 2010, BPPK kec. Secang
mencanangkan satu tujuan programanya adalah meningkatkan kesadaran
generasi muda untuk terjun dalam kegiatan pertanian. Dianggap suatu hal
yang penting mengingat pertanian sudah makin banyak ditinggalkan oleh
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
147
generasi muda. Mereka lebih suka bekerja di luar sektor itu meskipun
sekedar menjadi buruh. Posisi wilayah Kecamatan Secang yang dekat
dengan perkotaan menjadikan banyak pilihan pekerjaan yang ditawarkan
selain pertanian. Hal ini juga akibat dari makin kecilnya kontribusi sektor
pertanian bagi pendapatan keluarga. Hanya saja tujuan ini tidak didukung
oleh tujuan yang sama pada programa penyuluhan Kabupaten Magelang.
Tabel 16. Keterkaitan Dokumen Programa Penyuluhan Kecamatan Tempuran dan Kabupaten Magelang Tahun 2011
No Keadaan Wilayah Tempuran
Tujuan Programa Penyuluhan Kecamatan Kabupaten
I PERTANIAN A PADI
Produktifitas padi rendah (5,8 Ton/Ha GKP)
Meningkatkan produktifitas padi dari 5,8 mjd 6,2 ton/ha
Produktivitas Padi meningkat menjadi 58,7 Kw/Ha
B JAGUNG Produktifitas jagung
masih rendah (4,3 ton/ha)
Meningkatkan produksi jagung dari 4,3 mjd 4,7 ton/ha
Meningkatkan produksi Jagung menjadi 57,3 kw/ha
C KETELA POHON
Teknologi pengolahan hasil ketela pohon belum dikuasai
Meningkatkan harga jual ketela pohon
Penanganan pasca panen ketela secara benar
D CABE Harga cabe tidak stabil
dan terkena hama penyakit kuning (virus)
Meningkatkan nilai jual yang optimal
Meningkatkan produktifitas cabe dari 50 Kw/Ha menjadi 70 Kw/Ha
E PEPAYA Produktifitas buah
pepaya masih rendah Meningkatkan produksi buah pepaya dari 6 ton/ ha menjadi 8 ton/ha
F DURIAN
Produktifitas dan kualitas durian masih rendah (1,4 Kwt/pohon)
Meningkatkan produktifitas dari 1,4 kwt/pohon menjadi 1,6 kwt/pohon dan kualitas durian
Agar petani memahami cara perawatan tanaman durian yang intensif
G BIOFARMAKA Nilai jual biofarmaka
masih rendah Meningkatkan nilai jual biofarmaka (empon2, kemukus, cengkeh,kunci)
Meningkatkan harga jual empon-empon, kemukus dll
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
148
No Keadaan Wilayah Tempuran
Tujuan Programa Penyuluhan Kecamatan Kabupaten
II PETERNAKAN PERIKANAN A SAPI
Produksi daging masih rendah (75kg daging/ekor)
Meningkatkan produksi daging menjadi 80 kg daging/ekor
Meningkatkan pertambahan berat badan harian sapi menjadi 0,8 kg s.d 1 kg
B KAMBING / DOMBA
Produktifitas daging masih rendah (15 kg daging/ekor)
Meningkatkan produktivitas daging kambing menjadi 20 kg daging/ ekor
Meningkatkan kualitas ternak kambing domba
C KELINCI Produktifitas kelinci
masih rendah (1,5 kg daging/ekor) dan terjadi kematian
Meningkatkan produktifitas daging kelinci dari 1,5 menjadi 2,5 kg daging/ekor dan menekan angka kematian
Menekan angka mortalitas kelinci
D AYAM BURAS Produktifitas daging
ayam masih rendah (0,8 kg/ekor)
Meningkatkan produksi daging dari 0,8 menjadi 1,5 kg/ekor
Meningkatkan PSK dalam penerapan teknologi budidaya ayam buras
E ITIK Produksi telur itik masih
rendah (50%) Meningkatkan produksi telur menjadi 80 %
Pengembangan pembibitan itik
F LELE/ IKAN AIR TAWAR Produktifitas masih
rendah (200 kg/m2) Meningkatkan produktivitas menjadi 250 kg/m2
Meningkatkan produktivitas ikan pada budidaya Mina padi dari 150 kg/ha menjadi 250 kg/ha
III KEHUTANAN Belum dilaksanakan
konservasi lahan/ hutan Konservasi lahan (Hutan) Merehabilitasi hutan dan
lahan dengan teknik konservasi
IV KELEMBAGAAN Peran dan tugas poktan/
gapoktan belum optimal Gapoktan / Poktan Dinamis
Agar semua desa se Kabupaten Magelang tumbuh gapoktan
V EKONOMI LKM (Lembaga
Keuangan Mikro) di tiap desa belum semuanya terbentuk
Menumbuhkan kelembagaan ekonomi
Setiap desa pelaksana PUAP terbentuk LKM
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Tempuran dan Kab. Magelang 2011
Lanjutan Tabel. 16
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
149
Programa penyuluhan Kecamatan Tempuran pada Tahun 2011
memiliki 16 poin tujuan yang ingin dicapai, sebagian besar tujuan tersebut
sejalan dengan tujuan programa penyuluhan tingkat kabupaten. Ada
target pencapaian dalam tujuan programa penyuluhan kecamatan
Tempuran yang lebih lebih tinggi dari pada Kabupaten Magelang, yaitu
tujuan meningkatkan produktivitas padi dari 5,8 ton/ ha menjadi 6,2 ton/ha
pada programa penyuluhan Kecamatan Tempuran padahal dalam
programa penyuluhan Kabupaten Magelang saja mencanangkan kenaikan
produktivitas hanya 5,87 ton/ha. Hal ini karena produktivitas padi di
Tempuran telah melampaui target Kabupaten Magelang maka dengan
potensi yang ada masih dimungkinkan adanya kenaikan sedangkan
Kabupaten Magelang mendasarkan kenaikan berdasarkan rata-rata
kapasitas seluruh kecamatan yang ada.
Meningkatkan harga jual ketela pohon di Tempuran didukung
dengan programa penyuluhan Kabupaten Magelang penanganan pasca
panen ketela secara benar. Dengan demikian tujuan untuk meningkatkan
harga jual ketela pohon diarahkan dengan melakukan penanganan pasca
panen ketela.
Tujuan programa penyuluhan Kecamatan Tempuran yang tidak
didukung dengan programa penyuluhan kabupaten Magelang yaitu
meningkatkan produksi buah pepaya dari 6 ton/ ha menjadi 8 ton/ ha.
Tidak adanya dukungan programa penyuluhan kabupaten karena
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
150
penyebaran budidaya pepaya terbatas hanya pada beberapa kecamatan
saja termasuk Kecamatan Tempuran sehingga cukup hanya sampai
tingkat kecamatan.
Tabel 17. Kriteria keterkaitan programa penyuluhan kab. Magelang dan programa penyuluhan kec. Pakis, secang dan tempuran tahun 2011
NO KRITERIA KETERKAITAN
PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN JML Re
rata % A* B* C*
1 Tujuan programa penyuluhan kecamatan sejalan dengan kabupaten
15 12 12 39 13,00 68,42
2 Tujuan programa penyuluhan kecamatan sejalan dengan kabupaten tapi dengan perspektif yang berbeda
8 3 3 14 4,67 24,56
3 Tujuan programa penyuluhan kecamatan tidak didukung dengan programa penyuluhan kabupaten
1 2 1 4 1,33 7,02
JUMLAH 24 17 16 57 19,00 100,00
* Keterangan : A : Programa Penyuluhan Kec. Pakis B : Programa Penyuluhan Kec. Secang C : Programa Penyuluhan Kec. Tempuran
Berdasarkan Tabel 17. pada Tahun 2011 ada 7,02 % tujuan yang
ada dalam programa penyuluhan kecamatan tidak didukung dengan
programa penyuluhan Kabupaten Magelang, lebih tinggi dari pada Tahun
2010 yang hanya mencapai 3,23% (Tabel 13.). Dengan demikian
programa penyuluhan kecamatan yang terkait dengan programa
penyuluhan Kabupaten Magelang mencapai 92,98 % dan masih tetap
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
151
didominasi oleh tujuan progrma penyuluhan kecamatan yang sejalan
dengan programa penyuluhan kabupaten.
7. Keterkaitan Programa Penyuluhan Kecamatan dan Kabupaten Tahun 2012
Hubungan yang erat antara programa penyuluhan kecamatan dan
programa penyuluhan Kabupaten Magelang pada tahun 2012 terlihat dari
kesamaan arah tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan penyuluhan,
meskipun dengan pernyataan yang sedikit berbeda. Untuk lebih jelasnya
mengenai hal ini bisa kita lihat pada Tabel.18, Tabel.19 dan Tabel.20
Tabel 18. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Pakis dan Kabupaten Magelang Tahun 2012
No Keadaan Wilayah Pakis
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
1 Pengurus Gapoktan belum terampil mengelola keuangan.
Agar 85% Gapoktan mampu mengelola keuangan PUAP dan pengadministrasian nya
Meningkatkan kemampuan pengurus gapoktan dalam administrasi keuangan
2 Minimnya aktivitas kegiatan pada kelompok.
Agar 80% kelompoktani punya aktivitas kegiatan
Meningkatkan aktifitas kelembagaan petani ditingkat desa dari 60 % menjadi 80%,
3 Rendahnya animo untuk berkelompok
Agar 40% petani mau berkelompok
Meningkatkan jumlah anggota poktan dari 1.488 menjadi 1.671 orang ( 27 – 30 % ) dapat aktif pertemuan rutin,
4 Sebagian Gapoktan belum mendapatkan kucuran dana PUAP
Agar 100% permodalan Gapoktan lebih kuat
Agar petani dapat mengakses modal dari luar.
5 Produksi padi baru mencapai 4,7 ton/Ha.
Agar 70% petani padi mampu meningkatkan produksi padi.
Meningkatkan produktivitas padi di kabupaten Magelang menjadi 6,16 ton/ ha
6 Produksi jagung baru 4,7 ton/Ha.
Agar 75% petani mampu meningkatkan produksi jagung.
Meningkatkan Poduktivitas jagung di kabupaten magelang menjadi 5,6 ton/ Ha
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
152
No Keadaan Wilayah Pakis
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
7 Produksi sayuran masih rendah termasuk kualiitas produksinya
Agar 60% petani mampu meningkatkan produksi sayuran (cabe , kobis, tomat) dengan mengurangi porsi pestisida kimia.
meningkatkan kemapuan Petani dapat mengendalikan hama penyakit sayuran secara efisien dan efektif dengan pestisida organik
8 Petani kurang terampil dalam penanganan OPT
Agar 55% petani dengan cepat mengatasi gangguan OPT
Pengendalian hama dan penyakit menjadi intensif menggunakan prinsip PHT dan dilaksanakan secara berkelompok dan aman dari OPT
9 Petani belum memahami pentingnya agensi hayati dalam usaha tani.
Agar 30% petani sayuran memanfaatkan agensi hayati untuk menunjang kegiatan usaha tani
Agar diperoleh produk organik dan lingkungan lestari dan ramah lingkungan
10 Petani belum memahami pentingnya pasca panen
Agar 80% petani sayuran melaksanakan pasca panen dan packing bagi produk hasil panen.
Agar petani terampil dalam pasca panen sayuran
11 Petani belum punya mitra untuk pemasaran hasil
Agar 40% petani dalam UT nya mempunyai pasangan kerja bidang pemasaran.
Agar ada kemitraan kelembagaan tani di tingkat desa karena 70 % belum ada kemitraan dengan pihak lain
12 Petani belum memahami produk tembakau ynag diharapkan oleh pabrikan.
Agar 75% petani tembakau mampu meningkatkan produksi dengan budidaya yang baik dan benar sesuai harapan pabrikan
Meningkatkan kwalitas tembakau dengan pengolahan lahan yang maksimal
13 Petani sering mengalami kesulitan dalam pemasaran.
Agar 60% petani tembakau menjalin kemitraan dalam hal pemasaran
Meningkatkan peran dan fungsi asosiasi petani tembakau (APTI) dalam kemitraan
14 Keengganan petani untuk menanam kayu-kayuan di lahan kurang produktif.
Agar 70% petani mampu memelihara kelestarian tanah dan air
Merehabilitasi hutan dan lahan dengan teknik konservasi
15 Harga bibit yang cukup mahal dan tidak tersedia pada saat dibutuhkan.
Agar 60% KK tani mau menanam tanaman kayu-kayuan
Peningkatan kemampuan petani dalam pengembangan bibit/ stek kayu-kayuan
16 Pertumbuhan bobot ternak ruminansia tidak sesuai harapan.
Agar 60% peternak ruminansia mampu meningkatkan bobot ternaknya secara cepat.
Agar petani mampu meningkatkan berat badan sapi lebih cepat
Lanjutan Tabel.18
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
153
No Keadaan Wilayah Pakis
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
17 Stok pakan pada musim kemarau kurang.
Agar 55% peternak ruminansia mampu menyediakan pakan bermutu sepanjang tahun
Agar petani ternak mampu membuat konsentrat untuk pakan ternak
18 Kesehatan ternak unggas pada saat pancaroba sangat rentan terhadap penyakit.
Agar 50% peternak ayam buras mampu mengatasi penyakit ND
Menekan kematian ayam buras dengan mengendalikan penyakit ND, flu burung dan Gumboro,
19 Keengganan untuk mengkonsumsi bahan pangan lokal.
Agar 25% KK tani mau mengonsumsi nasi jagung
Agar masyarakat mengkonsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan Aman
20 Rendahnya sentuhan teknologi pengolahan hasil terhadap hasil pertanian.
Agar 40% petani melakukan pengolahan hasil pada produk pertanian
Peningkatan kemampuan petani dalam pengolahan hasil pertanian
21 Pekarangan belum dimanfaatkan dan belum tertata
Agar 75% masyarakat tani mau memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber gizi keluarga.
Meningkatkan luas pemanfaatan lahan pekarangan, intensifikasi pembudidaya ikan kolam di pekarangan
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Pakis dan Kab. Magelang 2012
Programa penyuluhan Kecamatan Pakis pada Tahun 2012 selaras
dan sejalan dengan programa penyuluhan Kabupaten Magelang. Pada
Tabel 12 di atas kita bisa melihat bahwa ada 21 poin tujuan yang ingin
dicapai dalam programa penyuluhan Kecamatan Pakis didukung
sepenuhnya dengan programa penyuluhan tingkat kabupaten.
Seperti halnya dengan kondisi keterkaitan Programa penyuluhan
Kecamatan Pakis Tahun 2010 dan 2011, pada tahun 2012 ada beberapa
tujuan dalam programa penyuluhan Kecamatan Pakis yang didukung
dengan Programa Penyuluhan Kkabupaten Magelang dengan perspektif
yang berbeda. Satu contoh tujuan dalam programa penyuluhan
Lanjutan Tabel.18
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
154
kecamatan Pakis adalah Agar 60% petani tembakau menjalin kemitraan
dalam hal pemasaran sedangkan dalam programa penyuluhan Kabupaten
Magelang lebih spesifik dengan memperkuat lembaga petani yaitu
Meningkatkan peran dan fungsi asosiasi petani tembakau (APTI) dalam
kemitraan.
Contoh lain yang bisa kita lihat di sini mengenai tujuan dengan
perspektif yang berbeda adalah tujuan programa penyuluhan Kecamatan
Pakis yaitu : agar 100% permodalan Gapoktan lebih kuat, sedangkan
dalam programa penyuluhan kabupaten upaya agar petani dapat
mengakses modal dari luar. Dengan demikian maka lembaga modal
petani kuat dan sekaligus petani bisa mengakses modal dari luar.
Hubungan keterkaitan programa penyuluhan Kecamatan Secang
dengan programa penyuluhan Kabupaten Magelang berdasarkan pada
tujuan yang ingin dicapai pada Tahun 2012 bisa kita lihat pada Tabel 19.
Seperti halnya dengan tahun 2010 dan 2011, pada tahun 2012 pola
keterkaitannya hampir sama yaitu sejalan dengan perspektif yang sama,
sejalan dengan perspektif yang berbeda dan tujuan programa penyuluhan
kecamatan yang tidak didukung dengan programa penyuluhan kabupaten.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
155
Tabel.19. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Secang dan Kabupaten Magelang Tahun 2012
No Keadaan Wilayah Secang
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
A. SUMBER DAYA ALAM 1 Air untuk pertanian
semakin sulit terutama pada musim kemarau
Meningkatkan efisiensi penggunaan air
Meningkatkan peran dan fungsi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
2 Kesuburan lahan berkurang
Meningkatkan kesuburan lahan
Mengembalikan kesuburan tanah dengan meningkatkan penggunaan pupuk organik dan mengurangi pupuk kimia
B SDM / SOSIAL Kelompok tani atau
gapoktan belum berfungsi secara baik, kelas kelompok tani : Pemula : 31 kel. Lanjut : 44 Kel. Madya : 21 Kel Utama : 0
Meningkatkan kemampuan dan kapasitas kelompok tani kelas pemula (25) lanjut (32) , Madya (49), Utama ( 1 )
Peningkatan Kelas kelompok menjadi: 52,50 % pemula, 40,33 % lanjut, 6,74 % madya, 0,44 % Utama
2 Kelompok Usaha bersama (KUB) baru terbentuk 7 dan belum berjalan dengan baik
Meningkatkan kemampuan dan kapasitas kelompok usaha bersama (KUB) ada 20 KUB
Tumbuhnya KUB dari 20 % menjadi 30 %
3 Petani belum mendapatkan informasi pertanian, teknologi & pemasaran secara maksimal baru 40%
Meningkatkan akses petani terhadap Informasi pertanian melalui media cetak
Meningkatkan akses petani terhadap informasi pertanian melalui media cetak
C TEKNIS 1 60% petani belum
menerapkan sistim PTT padi sesuai anjuran, terutama penggunaan Benih unggul, pemupukan berimbang dan pasca panen, sehingga produksinya baru 60 kw/ha
Agar 45% petani mampu dan mau menerapkan sistim PTT yang benar sehingga produksi padi akan mencapai 6,3 kw/ha
Peningkatan penerapan Konsep SL – PTT Padi
2 Meningkatkan produktivitas jagung menjadi 61 kw/ha. Penggunaan mutu benih unggul dan pemupukan berimbang menjadi 70%
Meningkatkan Poduktivitas jagung di kabupaten magelang menjadi 5,6 ton/ Ha
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
156
No Keadaan Wilayah Secang
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
3 60 % petani belum menerapkan teknologi budidaya cabe secara baik sehinggaProduktivitas cabai baru 50 kw/ Ha . Hama penyakit, pemupukan berimbang belum dilaksanakan
Meningkatkan produktivitas cabe menjadi 50 kw/ha
Meningkatkan produktivitas cabe di Magelang menjadi rata-rata 7,65 ton /ha
4 Penggunaan benih yang bermutu masih kurang terutama untuk tanaman pangan baru 65%
Pengembangan benih Hortikulturan dan tanaman pangan
Meningkatkan jumlah petani dari 152 menjadi 258 melakukan kerjasama penangkaran dengan pihak ketiga, meningkatkan mutu benih sebagai cadangan kebutuhan benih
5 60 % petani belum memahami cara pengaturan air pada lahan secara hemat air
Konservasi lahan dan air/ WISM
Menyelamatkan dan melestarikan sumber mata air yang ada
6 Produksi tanaman kapulogo masih rendah ( 2,5 ton /Ha/Th ) baru 10% petani yang menerapkan pemupukan
Budidaya kapulogo secara intensif dan secara Agribisnis. Agar 15% petani menerapkan pemupukan
Meningkatkan produksi Kapulogo dari 6 ton menjadi 6,5 ton/thn/ha DI Grabag
7 80% tanaman cengkeh sudah di bongkar krn sudah tidak produktif
Pengembangan tanaman cengkeh
Mengurangi tingkat kematian tanaman cengkeh dengan melaksanakan peremajaan karena 70 % yang telah ada terserang penyakit BPKC
8 60 % petani tembakau belum melaksanakan secara intensif
Peningkatan kemampuan petani tembakau
Meningkatkan peran dan fungsi asosiasi petani tembakau (APTI)
9 Penebangan kelapa tidak diikuti dengan penanaman kembali, masi 40% pola petani memilih bibit asal dapat,baru 5% petani yang mau menerapkan pemupukan
60% peremajaan tanaman dan diikuti dengan penanamn kembali , agar 505 petani mennam bibit unggul, 10% diusahakan menerapkan pemupukan 2x/tahun
Meningkatkan produktifitas Kelapa dan populasi serta agar petani mau memelihara tanaman kelapa sesuai anjuran serta memberi pupuk menjadi 15 % di Salaman
10 Baru 20% petani mau menerapkan pemupukan jahe
Agar 30% petani mau menerapkan pemupukan jahe
Meningkatkan produksi jahe dari 17,5 ton/ha menjadi 20 ton/ha di kec. Kajoran, di Sawangan dari 8 ton/ha menjadi 15 ton/ha
Lanjutan Tabel 19.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
157
No Keadaan Wilayah Secang
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
11 Baru 50% petani mau mengendalikan hama ulat pada tanam Albasia, Petani belum mengetahui cara pengendalian penyakit puru
Agar 75% petani mau menerapkan pengendalian hama ulat pada tanaman albasia, Agar 50% petani mengetahui cara pengendalian penyakit puru
Agar petani mampu dan mau mengatasi hama penyakit pada tanaman sengon
12 Lahan bawah tegakakan belum dimanfaatkan secara optimal
Meningkatkan pemanfaatan bawah tegalan dg tanaman produktif
Meningkatkan pemanfaatan lahan bawah tegakan dengan tanaman produktif
13 Populasi & poduksi domba/kambing terbatas,system budidayanya, Reproduksi, pengendalian HP, populasi 6978 ekor
Meningkatkan populasi & produktifitas kambing menjadi 8000 ekor
Meningkatkan jumlah pemilik ternak kambing, dengan pemeliharaan intensif dan pemanfaatan limbahnya
14 Populasi dan produksi ayam buras semakin menurun : kematian tinggi,Sistem reproduksi kurang populasi 57988 ekor
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi budidaya ayam buras sehingga populasi dan produktivitas meningkat menjadi 60.500 ekor
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi budidaya ayam buras karena populasi semakin menurun
15 Populasi dan produksi itik semakin menurun – (Pop 20458 ekor), pakan tambahan belum optimal, seleksi bibit terbatas, penetasan secara alami, pemeliharaan tergantung musim.
Meningkatkan populasi & produktifitas itik/ entok menjadi 25.000 ekor
Agar peternak mau dan mampu untuk meningkatkan populasi dan produktivitas itik/ entok
16 Populasi produksi daging sapi terbatas budidayanya,populasi 73 ekor, kenaikan BB 0,6 kg/ekor/hari, pakan tambahan belum optimal, pengendalian penyakit terbatas
Meningkatkan populasi & produktifitas sapi menjadi 150 ekor , dengan kenaikan BB 0,8 kg/ekor/hari,
Meningkatkan pemahaman peternak sapi akan pentingnya pemeliharaan Sapi secara intensif untuk meningkatkan populasi dan produkltivitas
17 Produksi dan produktivitas ( lele, nila emas) masih rendah, padat penebaran baru mencapai 75 ekor/m²
Meningkatkan produksi dan produktivitas (lele, nila, emas), padat penebaran menjadi 100-150 ekor/ m²
Meningkatkan keterampilan petani dalam pemeliharaan ikan secara intensif
Lanjutan Tabel 19.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
158
No Keadaan Wilayah Secang
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
18 60% petani belum mampu melaksanakan penggemukan secara agribisnis
Pengembangan ternak kambing/ Domba
Agar peternak memelihara Domba dari sistem tradisional menjadi terampil sesuai teknis budidaya anjuran
19 55% peternak itik belum melaksanakan penangkaran itik
Pengembangan itik kalung dapat berjalan dengan baik dengan mutu yang baik
Agar 26 % peternak memelihara itik sesuai anjuran
20 65% kolam pekarangan belum dimanfaatkan secara baik
Pengembangan kolam pekarangan
Meningkatkan luas intensifikasi pembudidaya ikan kolam di pekarangan serta merehabilitasi sarana dan prasarana perikanan yang rusak
21 65% petani ikan belum melaksanakan pemeliharaan secara intensif
Intensifikasi budidaya perikanan
Meningkatkan luas intensifikasi pembudidaya ikan kolam di pekarangan serta merehabilitasi sarana dan prasarana perikanan yang rusak
D SOSIAL EKONOMI
1 Keuntungan dan hasil dari usaha pertanian dan peternakan belum bisa dijadikan untuk memenuhi kebutuhan rutin bulanan keluarga
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan menejemen usaha tani terpadu, pendidikan menejemen keuangan keluarga tani,
2 Belum adanya lembaga keuangan mikro (LKM) yang dikelola oleh dan untuk masyarakat tani untuk mendukung usaha pertaniannya
Adanya lembaga keuangan mikro yang bisa mendukung dalam meningkatkan usaha petani dengan mudah dan jasa yang rendah
Meningkatkan peranan LKM dalam mendukung kebutuhan modal usahatani di desa
3 Belum adanya lembaga Pemasaran / Mitra yang mendukung usaha pertanian
Adanya lembaga Pemasaran / Mitra yang mau berpihak pada petani dan mau membeli dengan dasar saling menguntungkan
Mendukung agar ada kemitraan kelembagaan tani di tingkat desa karena 70 % belum ada kemitraan dengan pihak lain
4 Pengurus Gapoktan belum aktif dalam melaksanakan pembelian dan penjualan padi/ beras
Penguatan LDPM (Lembaga distribusi pangan Masyarakat)
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Secang dan Kab. Magelang 2012
Lanjutan Tabel 19.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
159
Ada 30 tujuan dalam programa penyuluhan Kecamatan Secang
pada tahun 2012 yang ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan sebagian
besar selaras dan sejalan dengan programa penyuluhan tingkat
kabupaten. Sedangkan pada Tabel 13 di atas, kita lihat ada 2 tujuan
programa penyuluhan kecamatan yang tidak didukung dengan tujuan
programa penyuluhan kabupaten. Tujuan tersebut adalah :
1) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan menejemen usaha tani
terpadu, pendidikan menejemen keuangan keluarga tani,
2) Penguatan LDPM (Lembaga distribusi pangan Masyarakat)
Tidak adanya tujuan dalam programa penyuluhan kabupaten yang
menyangkut kedua hal di atas mengingat bahwa hal ini merupakan tujuan
spesifik dan hanya ada di Kecamatan Secang saja sehingga keduanya
cukup dilaksanakan oleh penyuluh di tingkat BPPK Kecamatan Secang.
Tujuan dalam programa penyuluhan kecamatan Secang yang
didukung dengan programa penyuluhan kabupaten Magelang dengan
perspektif yang berbeda. Satu contoh tujuan dalam programa penyuluhan
kecamatan Secang adalah Peningkatan kemampuan petani tembakau
sedangkan dalam programa penyuluhan kabupaten hal ini didukung
dengan meningkatkan peran dan fungsi Asosiasi Petani Tembakau
Indonesia (APTI) dalam kemitraan. Keduanya mempunyai orientasi
kegiatan yang berbeda tapi bisa saling mendukung.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
160
Tabel 20. Keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kecamatan Tempuran dan Kabupaten Magelang Tahun 2012
No Keadaan Wilayah Tempuran
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
A TANAMAN PANGAN 1 PADI
Produksi padi belum optimal (6,1 ton/Ha GKP)
Meningkatkan produktivitas padi dari 6,1 ton/Ha menjadi 6,5 ton / Ha
Meningkatkan produktivitas padi di Kabupaten Magelang menjadi 6,16 ton/ ha
2 JAGUNG Produksi rendah (4,5 ton / Ha )
Meningkatkan produksi Jagung dari 4,5 ton / Ha menjadi 5,5 ton / Ha
Meningkatkan Poduktivitas jagung di Kabupaten Magelang menjadi 5,6 ton/ Ha
3 KETELA POHON Hasil ketela pohon rendah di waktu panen raya
Meningkatkan harga jual ketela pohon Penanganan pasca panen
ketela secara benar
4 CABE Harga cabe fliktuatif
Meningkatkan produksi cabe
Petani mampu menekan dan mengedalikan hama penyakit tanaman cabe secara efektif
5 PEPAYA Produktifitas belum optimal (baru 9-10 Ton/Ha)
Meningkatkan produksi pepaya menjadi 10-12 Ton/Ha
Meningkatkan produksi buah pepaya dari 6 ton/ha menjadi 8 ton/ ha di Tempuran
6 DURIAN Kualitas dan kuantitas buah durian rendah (baru 1,5 kw/pohon)
Meningkatkan produktivitas dan kualitas buah durian (1,5-3 Kw/phn)
Agar petani memahami cara perawatan tanaman durian yang intensif
7 TAN. OBAT, empon-empon, kemukus Nilai jual rendah
Meningkatkan nilai jual empon-empon, kemukus (13 kel)
Meningkatkan nilai jual biofarmaka (empon-empon, kemukus, cengkeh, kunci)
B PETERIKAN 1 KAMBING
Produksi daging masih rendah (15 kg/ekor)
Meningkatkan produksi daging kambing dari 12 kg menjadi 20 kg
Dari 15 % peternak kambing domba yang melaksanakan budidaya secara intensif meningkat menjadi 20 %
2 SAPI Produksi daging sapi rendah (75 kg/ ekor)
Meningkatkan produksi daging sapi (75-90 kg/ekor)
Agar petani mau dan mampu Meningkatkan berat badan Sapi dengan pemeliharaan intensif
3 AYAM BURAS Produksi daging rendah 0,8 kg/ekor)
Meningkatkan produksi (1-1,5 kg/ekor), Mengurangi mortalitas
Meningkatkan pengetahuan sikap dan kemampuan (PSK) pelaku usaha dalam penerapan teknologi budidaya ayam buras
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
161
No Keadaan Wilayah Tempuran
TUJUAN PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN KABUPATEN
4 ITIK Produksi telur itik rendah (50%) 90 butir/tahun
Meningkatkan produksi telur itik (140 butir/ tahun) Agar peternak Itik dapat
memelihara sesuai anjuran dari 20 % menjadi 25 %
5 LELE Produktifitas rendah (200kg/m2)
Meningkatkan produksi menjadi 250 kg/m2
Menurunkan mortalitas kematian budidaya ikan lele dari > 60 % menjadi 30 %
C KEHUTANAN 1 Belum dilaksanakan
konservasi lahan / hutan
Konservasi lahan / hutan Merehabilitasi hutan dan lahan dengan teknik konservasi
D KELEMBAGAAN
1 Peran dan tugas
poktan/ Gapoktan, assosiasi belum optimal
Meningkatkan kapasitas kelembagaan
Meningkatkan aktifitas kelembagaan petani ditingkat desa sehingga poktan lebih dinamis
E EKONOMI 1 Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) di tiap desa belum aktif
Menumbuhkan kelembagaan ekonomi Setiap desa pelaksana
PUAP terbentuk LKM
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Tempuran dan Kab. Magelang 2012
Programa penyuluhan Kecamatan Tempuran pada tahun 2012
memiliki 15 tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhannya
dalam yang terbagi dalam 4 sektor yaitu tanaman pangan, peternakan dan
perikanan, kehutanan, kelembagaan dan ekonomi. Umumnya selaras
dengan programa penyuluhan tingkat kabupaten dengan perspektif yang
sama. Namun demikian ada beberapa tujuan yang berbeda dalam
perspektifnya. Misalnya tujuan untuk meningkatkan produksi cabe dalam
programa penyuluhan kecamatan Tempuran sedangkan dalam programa
penyuluhan kabupaten lebih spesifik diarahkan pada pengendalian hama
Lanjutan Tabel.20
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
162
penyakit cabe yang efektif. Karena persoalan utama yang selalu ditemui
petani cabe di Kabupaten Magelang adalah serangan hama penyakit.
Tujuan lainnya yang berbeda perspektif adalah dalam
meningkatkan produksi ikan lele menjadi 250 kg/ m2 dalam programa
penyuluhan Kecamatan Tempuran, sedangkan dalam programa
penyuluhan Kabupaten Magelang tujuannya adalah menurunkan
mortalitas kematian budidaya ikan lele dari > 60% menjadi 30%. Tujuan
yang lebih spesifik dalam peningkatan produksi lele hanya pada
penanganan tingkat mortalitasnya saja.
Tabel. 21. Kriteria keterkaitan programa penyuluhan Kab. Magelang dan programa penyuluhan Kec. Pakis, Secang dan Tempuran Tahun 2012
NO KRITERIA KETERKAITAN
Programa Penyuluhan Kecamatan JML RE
RATA % A* B* C*
1 Tujuan programa penyuluhan kecamatan sejalan dengan kabupaten
16 24 12 52 17,33 77,61
2 Tujuan programa penyuluhan kecamatan sejalan dengan kabupaten tapi dengan perspektif yang berbeda
5 4 3 12 4,00 17,91
3 Tujuan programa penyuluhan kecamatan tidak didukung dengan programa penyuluhan kabupaten
1 2 0 3 1,00 4,48
JUMLAH 22 30 15 67 22,33 100,00
* Keterangan : A : Programa Penyuluhan Kec. Pakis
B : Programa Penyuluhan Kec. Secang
C : Programa Penyuluhan Kec. Tempuran
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
163
Pada Tabel 21. menunjukan bahwa tidak jauh berbeda dengan 2
tahun sebelumnya yaitu Tahun 2010 dan 2011, keterkaitan programa
penyuluhan kecamatan cukup kuat dengan programa penyuluhan
Kabupaten Magelang. Hanya 4,48% programa penyuluhan kecamatan
yang tidak didukung dengan programa penyuluhan Kabupaten Magelang.
Sedangkan sebagian besar yaitu 95,52% progama penyuluhan
kecamatan keterkaitannya kuat dengan programa penyuluhan Kabupaten
Magelang.
Hasil studi keterkaitan dokumen programa penyuluhan pada
kecamatan Pakis, Tempuran dan Secang dan kita bandingkan dengan
dokumen programa penyuluhan Kabupaten Magelang selama 3 tahun
berturut-turut yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012 menunjukan bahwa
keterkaitan antara dokumen tersebut sangat kuat, hampir semua tujuan
yang ingin dicapai dalam penyuluhan di tingkat kecamatan sejalan dengan
tujuan pada programa penyuluhan di tingkat Kabupaten Magelang.
Kuatnya keterkaitan dokumen programa kecamatan dengan
Kabupaten Magelang karena mekanisme penyusunan programa
penyuluhan yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Magelang,
dimulai dari tingkat kecamatan dan setelah selesai pada tingkat
kecamatan selanjutnya data tersebut digunakan pula sebagai dasar dalam
penyusunan programa penyuluhan tingkat kabupaten
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
164
8. Keterkaitan Penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012
Alur proses penyusunan programa penyuluhan di tingkat
Kabupaten dan provinsi Jawa Tengah (Gambar 8.) menunjukan tidak ada
hubungan yang pasti antara keduanya dalam hal penyusunan programa
penyuluhan keduanya tidak saling terkait secara langsung. Untuk melihat
keterkaitan dokumen programa penyuluhan Kabupaten Magelang dengan
provinsi Jawa Tengah maka dibuat matriks keterkaitan tujuan pada
programa masing-masing. Hasil kajian kedua dokumen tersebut bisa diliha
pada Grafik 11.
Grafik 11. Keterkaitan programa penyuluhan Kab. Magelang dengan programa penyuluhan Prov. Jateng Tahun 2011 dan 2012
Sumber : Dokumen programa penyuluhan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang 2011 dan 2012
Hasil analisis keterkaitan programa penyuluhan Provinsi Jawa
Tengah dan Kabupaten Magelang menunjukan lemahnya keterkaitan
28%
72%
ProgramaKabupatenterkaitDenganProvinsiJateng
ProgramaKabupatenTidak TerkaitDenganProvinsiJateng
30%
70%
ProgramaKabupatenTerkaitDenganProvinsiJateng
ProgramaKabupatenTidak TerkaitDenganProvinsiJateng
2012 2011
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
165
antara keduanya karena hanya 28% dari programa penyuluhan kabupaten
Magelang yang terkait dan selaras dengan tujuan yang ada dalam
programa penyuluhan Provinsi Jateng pada tahun 2011. Hal ini tidak jauh
berbeda dengan tahun 2012, hanya mencapai 30% keterkaitan dokumen
programa penyuluhan Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten
Magelang. Sehingga rata-rata 29% programa penyuluhan Provinsi Jawa
Tengah yang terkait dengan programa penyuluhan Kabupaten Magelang.
Proses yang ada selama ini penyusunan programa penyuluhan
Provinsi Jawa Tengah pelaksanaannya tidak berdasarkan pada programa
penyuluhan tingkat kabupaten mengakibatkan lemahnya keterkaitan
antara keduanya. Untuk itu diperlukan adanya pengaturan jadwal
penyusunan programa penyuluhan yang berurutan dan saling terkait. Jika
penyusunan programa penyuluhan desa belum bisa dijalankan maka
mulai tingkat kecamatan jadwal penyusunan programa penyuluhan bisa
ditetapkan dan diatur dan selanjutnya dilaksanakan secara konsisten.
Dilanjutkan dengan penyusunan programa tingkat kabupaten yang
dilaksanakan secara serentak pada seluruh kabupaten dilanjutkan dengan
penyusunan programa penyuluhan tingkat Provinsi Jawa Tengah dan
Nasional dengan demikian sumber data yang digunakan selalu bersumber
dari tingkat di bawahnya.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
166
C. Penjabaran Programa Penyuluhan Oleh Penyuluh Lapangan di Kabupaten Magelang
Programa penyuluhan kecamatan yang telah disahkan merupakan
pedoman utama bagi penyuluh dalam melaksanakan tugasnya di
lapangan. Sesuai dengan UU SP3K (pasal 23) yaitu untuk memberikan
arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan
penyuluhan. Dalam menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan,
maka penyuluh harus berpedoman pada programa penyuluhan tersebut
(pasal 26/ UU SP3K no.16/2006) yang dilaksanakan secara partisipatif
menyesuaikan dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa orang
penyuluh kecamatan yang menjadi narasumber penelitian, maka bisa
digambarkan tahapan yang dilakukan penyuluh selama ini. Untuk lebih
jelasnya mengenai proses penjabaran penyuluh, bisa dilihat pada
Gambar9.
Gambar 9. Alur proses penjabaran programa penyuluhan oleh
penyuluh lapangan di Kabupaten Magelang
PROGRAMA PENYULUHAN
• Pedoman Kegiatan Penyuluhan selama satu tahun
Rencana Kerja Thn Penyuluh
• Jadwal kegiatan penyuluhan yang disusun berdasarkan programa penyuluhan
RENCANA HARIAN
• Agenda kegiatan penyuluhan dalam satu bulan yang berpedoman pada RKTP
PELAKSANAAN
• Realisasi dari rencana harian penyuluh
LAPORAN PELAKSANAAN
• laporan kegiatan bulanan
• bukti kunjungan kelompok
• bukti anjangsana
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
167
Pada Gambar 9. di atas menunjukan tahapan proses perencanaan
programa penyuluhan di tingkat kecamatan. Setelah programa
penyuluhan disahkan maka langkah berikutnya adalah menyusun
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP). Berbeda dengan programa
penyuluhan yang disusun dalam suatu tim/ kelompok, penyusunan RKTP
merupakan kewajiban masing-masing individu penyuluh dalam menyusun
rencana kerja dan kegiatan selama satu tahun di wilayah binaannya.
Selanjutnya untuk mempermudah dalam implementasi dan realisasi
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh di lapangan maka setiap penyuluh
menyusun rencana kerja harian. Rencana harian ini merupakan agenda
kegiatan penyuluh dalam satu bulan yang disusun tiap akhir bulan untuk
dilaksanakan pada bulan berikutnya.
Dalam penyusunan rencana harian, selain penyuluh harus
berpedoman pada target-target yang harus dicapai seperti yang tertuang
dalam dokumen RKTP, penyuluh pun harus menyesuaikan agenda
kegiatannya dengan kondisi dan perkembangan yang ada di wilayah
kerjanya. Dibutuhkan kepekaan penyuluh untuk bisa cepat merespon
tuntutan dan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha sebagai pihak
yang dilayani. Meskipun demikian idealnya hal tersebut tanpa harus
meninggalkan target dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai yang tertuang
dalam programa penyuluhan untuk wilayah kerjanya.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
168
Pelaksanaan dari rencana kerja harian tersebut merupakan bagian
terpenting dari proses perencanaan penyuluhan. Keberhasilan
pelaksanaan kegiatan akan sangat menentukan dalam pencapaian target
programa penyuluhan. Oleh karena itu setelah kegiatan dilaksanakan
penyuluh maka penyuluh akan diminta laporan pelaksanaan kegiatannya.
Ada tiga laporan yang wajib penyuluh sampaikan pada BPPKP, yaitu
laporan bulanan yang merupakan laporan realisasi pelaksanaan kegiatan
dari rencana kegiatan dalam satu bulan, bukti kunjungan kelompok yang
merupakan bukti telah melaksanakan pembinaan kelompok tani di wilayah
kerja penyuluh dan bukti kunjungan anjangsana yang merupakan bukti
telah melaksanakan kunjungan ke petani.
1. Penjabaran Programa Penyuluhan Menjadi RKTP
Penjabaran programa penyuluhan menjadi Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP), penyuluh mengaku tidak mengalami kendala yang
berarti. Menurut mereka programa penyuluhan tidak begitu banyak
berbeda dengan draft RKTP yang telah mereka usulkan dan menjadi data
utama untuk penyusunan programa penyuluhan.
Selain programa penyuluhan yang diminta arsipnya untuk
diserahkan ke BPPKP, RKTP merupakan dokumen berikutnya yang juga
menjadi kewajiban penyuluh di kecamatan untuk dilaporkan ke BPPKP
kab. Magelang. Dari hasil pengamatan penulis terhadap pengumpulan
laporan ini, tidak ada satu pun penyuluh yang tidak mentaati untuk
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
169
menyusun RKTP dan laporan-laporan lainnya dan selanjutnya
menyerahkan arsipnya di BPPKP Kab. Magelang.
Tercapainya pengumpulan RKTP dan laporan lainnya dari seluruh
penyuluh yang ada di Kabupaten Magelang tidak terlepas dari dampak
kebijakan pengelola dana operasional penyuluh yang merupakan instruksi
dari Badan Koordinasi Penyuluhan (BAKORLUH) Provinsi Jawa Tengah.
Kebijakan berupa penghentian pemberian Biaya Operasional Penyuluh
(BOP) bila penyuluh tidak menyerahkan laporan-laporan yang menjadi
kewajiban penyuluh dalam menjalankan tugasnya.
Hasil kajian yang dilakukan peneliti dari dokumen programa
penyuluhan dan dengan melihat hubungannya dengan dokumen RKTP
yang merupakan dokumen penjabaran perencanaan penyuluhan untuk
masing-masing wilayah binaannya diperoleh hasil seperti yang tertuang
pada Tabel.22.
Tabel.22. Keterkaitan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dengan programa penyuluhan Kecamatan Secang Tahun 2012
URAIAN PETUGAS PENYULUH LAPANGAN Jml Re rata %
A B C D E F G H RKTP didasarkan Pada Programa penyuluhan 10 9 6 3 7 7 8 4 54 6,75 57, 45
RKTP Didasarkan Pada Programa Penyuluhan tapi dengan lokasi Yang Tidak Sesuai
2 2 1 1 1 4 2 3 16 2 17, 02
RKTP Tidak Didasarkan Pada Programa Penyuluhan
6 5 2 3 2 0 1 5 24 3 25,53
Jumlah Tujuan Penyuluhan yang ingin
dicapai dalam RKTP 18 16 9 7 10 11 11 12 94 11,75 100,00
Sumber : Dokumen programa penyuluhan Kec. Secang dan RKTP Tahun 2012
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
170
Pada Tabel.22 menunjukan bahwa tidak semua rencana kegiatan
dalam Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) di Kecamatan Secang
didasarkan pada programa penyuluhan. Hanya sekitar 57,45% Rencana
Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) yang didasarkan pada programa
penyuluhan. Sedangkan ada sekitar 25,53% tujuan yang ingin dicapai
dalam penyuluhan yang tercantum dalam RKTP tidak didasarkan pada
programa penyuluhan. Sedangkan 17,02% tujuan dalam RKTP sesuai
dengan tujuan pada programa penyuluhan tapi lokasinya tidak sesuai. Hal
ini dimungkinkan tidak cermatnya dalam proses penyusunan programa
penyuluhan.
RKTP yang disusun penyuluh tidak berdasarkan pada programa
penyuluhan. Hal ini bisa disebabkan ada hal-hal yang khusus pada desa
wilayah binaan penyuluh yang merupakan potensi penting untuk
dikembangkan sehingga perlu ditangani dengan baik tapi hal tersebut
tidak menjadi agenda dalam programa penyuluhan kecamatan sehingga
penyuluh tetap mencantumkannya dalam RKTP. Atau hal ini bisa
disebabkan pula karena penyuluh tidak mendasarkan pada programa
penyuluhan dalam menyusun RKTP tersebut.
Tabel 23. merupakan hasil identifikasi hubungan antara programa
Penyuluhan dan penjabarannya oleh penyuluh-penyuluh di BPPK
Kecamatan Pakis pada Tahun 2012. Hampir sama dengan penyuluh di
Kecamatan Secang, 25,58% RKTP yang disusun penyuluh tidak
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
171
berdasarkan pada programa penyuluhan. Sedangkan RKTP yang
didasarkan pada programa penyuluhan mencapai 66,28% lebih tinggi dari
pada yang terjadi di BPPK Kecamatan Secang yang hanya mencapai
57,45%.
Tabel 23. Keterkaitan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dengan programa penyuluhan Kec. Pakis Thun 2012
URAIAN PETUGAS PENYULUH LAPANGAN JML RE RATA %
A B C D E F G H RKTP didasarkan Pada Programa penyuluhan 7 6 6 4 10 4 10 10 57 7,13 66,28
RKTP Didasarkan Pada Programa Penyuluhan tapi dengan lokasi Yang Tidak Sesuai
0 0 1 1 1 2 0 2 7 0,88 8,14
RKTP Tidak Didasarkan Pada Programa Penyuluhan
2 1 0 9 3 1 0 6 22 2,75 25,58
Jumlah Tujuan Penyuluhan yang ingin
dicapai dalam RKTP 9 7 7 14 14 7 10 18 86 10,75 100,00
Sumber : Dokumen programa penyuluhan Kec. Pakis dan RKTP Tahun 2012
Hasil perhitungan mengenai hubungan antara dokumen programa
penyuluhan tahun 2012 yang dijabarkan dalam RKTP dan yang tidak
dijabarkan bisa kita lihat pada Tabel 24. untuk Kecamatan Secang dan
Tabel 25. untuk Kecamatan Pakis.
Tabel 24. Penjabaran Dokumen Programa Penyuluhan Kec. Secang dalam RKTP Tahun 2012
URAIAN PETUGAS PENYULUH LAPANGAN
JML RE RATA %
A B C D E F G H Programa Penyuluhan Yang
Dijabarkan Dalam RKTP Penyuluh
12 11 7 4 8 11 10 7 70 8,75 50,72
Programa Penyuluhan Yang Tidak Dijabarkan Dalam RKTP
Penyuluh 9 10 8 17 4 4 6 10 68 8,50 49,28
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
172
Pada Tabel 24. menunjukan ada sekitar 49,28% tujuan yang ingin
dicapai melalui programa penyuluhan BPPK Kec Secang tidak dijabarkan
penyuluh dalam rencana kerjanya. Sedangkan pada Tabel 25.
menunjukan bahwa 53,62% tujuan dalam programa penyuluhan di
Kecamatan Pakis yang tidak dijabarkan dalam RKTP. Tingginya programa
penyuluhan yang tidak dijabarkan oleh penyuluh merupakan satu indikasi
adanya pengabaian dokumen programa penyuluhan menjadi pedoman
penyuluh dalam penyusunan RKTP.
Programa penyuluhan yang bersumber pada draft RKTP penyuluh
merupakan salah satu penyebab penyuluh dalam menyusun RKTP tidak
melihat kembali programa penyuluhan yang sudah ditetapkan. Hal ini
dikarenakan mereka beranggapan bahwa perubahan dalam draft RKTP
tidak begitu berpengaruh dalam perubahan programa penyuluhan
sehingga draft RKTP langsung dirubah menjadi RKTP.
Dari hasil wawancara dengan beberapa penyuluh mengenai
mekanisme penyusunan programa penyuluhan dan kaitannya dengan
RKTP penyuluh. Umumnya mereka sudah memahami bahwa penyusunan
RKTP harus berdasarkan pada programa penyuluhan yang sudah
ditetapkan. Hanya dalam implementasinya karena tidak ada pengawasan
dan pembinaan mengenai hal ini maka akhirnya mereka terbiasa
menyusun RKTP tidak mengacu pada Programa Penyuluhan. Pelaporan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
173
dokumen tersebut ke tingkat kabupaten hanya sekedar untuk memenuhi
kewajiban adminsitrasi. Dokumen tersebut tidak dijadikan sarana dalam
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan tugas penyuluh di lapangan.
Tidak berjalannya fungsi monev dalam sistem penyelenggaraan
penyuluhan menjadikan sistem tersebut tidak berjalan dengan baik.
Tabel 25. Penjabaran dokumen programa penyuluhan Kec. Pakis dalam RKTP Tahun 2012
URAIAN PETUGAS PENYULUH LAPANGAN JML RE RATA %
A B C D E F G H Programa Penyuluhan Yang
Dijabarkan Dalam RKTP Penyuluh
7 6 7 5 11 6 10 12 64 8,00 46,38
Programa Penyuluhan Yang Tidak Dijabarkan Dalam RKTP
Penyuluh 12 13 8 11 7 11 7 5 74 9,25 53,62
Perubahan dan dinamika yang terjadi dalam forum pertemuan
penyusunan programa penyuluhan tersebut akan membawa dampak dan
berpengaruh pula terhadap rencana kegiatan penyuluhan yang ada di
wilayah kerjanya. Dampak dari tidak seriusnya dalam mengikuti itu
sehingga hal itu tidak begitu diperhatikan. Seperti yang disampaikan oleh
penyuluh bahwa pada prakteknya RKTP hanya dibuat berdasarkan draft
RKTP mereka sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan.
2. Penjabaran RKTP menjadi Rencana Harian Penyuluh
Setelah RKTP disusun dan menjadi pedoman opersional penyuluh
di lapangan, untuk memudahkan tugas itu maka penyuluh akan
menjabarkan kembali dalam rencana kegiatan yang lebih rinci yaitu
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
174
rencana kerja harian atau biasa mereka singkat menjadi rencana harian.
Rencana harian disusun penyuluh tiap akhir bulan untuk bisa
dilaksanakan pada bulan yang akan berjalan.
Untuk melihat sampai sejauh mana RKTP tersebut menjadi
landasan penyuluh dalam menjalankan tugas fungsinya di lapangan maka
peneliti melakukan kajian hubungan antara kedua dokumen tersebut.
Hasil yang diperoleh dari dokumen beberapa penyuluh yang berkaitan
dengan hal ini bisa kita lihat pada Tabel 26. untuk kajian di BPPK Kec.
Secang dan Tabel 27. untuk hal yang sama di BPPK Kec. Pakis.
Tabel 26. Penjabaran RKTP penyuluh dalam rencana kegiatan harian penyuluh lapangan BPPK Kec. Secang Tahun 2012
RKTP RENCANA HARIAN
PENYULUH
JML RERATA %
Sum
arti
TIKA
Diah
Siti S
a'dah
Mundaryanto
Asti
RKTP ada
rencana harian ada 4 6 4 6 2 3 25 4,17 35,7
RKTP ada
rencana harian tidak ada
1 2 4 3 5 9 24 4,00 34,3
RKTP tidak ada
rencana harian ada 0 5 1 6 2 7 21 3,50 30,0
JUMLAH 70 11,67 100
Pada Tabel 26. menunjukan bahwa penyuluh lapangan BPPK Kec.
Secang hanya menjabarkan 35,7% dokumen RKTP yang mereka susun
dalam rencana kerja harian. Sedangkan 34,3% dari dokumen RKTP tidak
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
175
pernah mereka jabarkan dalam rencana harian. Bahkan rencana kegiatan
bulanan yang mereka susun banyak yang tidak berdasarkan RKTP yaitu
sekitar 30%. Hal ini sebagai satu indikasi bahwa dokumen RKTP tidak
dijadikan acuan penyuluh dalam menyusun rencana kerja hariannya. Ada
satu orang penyuluh yang menyusun rencana kegiatan hariannya
berdasarkan pada RKTP meskipun demikian masih ada tujuan yang ingin
dicapai dalam RKTP yang tidak dijabarkan. Bahkan ada penyuluh yang
sebagian besar rencana kerja hariannya tidak berdasarkan RKTP yang
dia buat sendiri sehingga bekerja tanpa ada target dan perencanaan yang
baik.
Tabel 27. Penjabaran RKTP penyuluh dalam rencana kegiatan harian penyuluh lapangan BPPK Kec. Pakis Tahun 2012
RKTP RENCANA HARIAN
PA
RJO
TRI W
NA
WIR
MA
RS
UD
I
SU
PR
AP
TI
UM
I KH
JML RERATA %
RKTP ada
rencana harian ada 9 4 7 9 9 5 43 7,2 42,6
RKTP ada
rencana harian
tidak ada 0 1 0 3 4 2 10 1,7 9,9
RKTP tidak ada
rencana harian ada 2 13 10 9 5 9 48 8,0 47,5
JUMLAH 101 100,0
Kondisi yang hampir sama terjadi juga di BPPK Kec. Pakis (Tabel
27.). Tahun 2012 rencana kegiatan harian yang biasa mereka susun
sebulan sekali sebagian besar yaitu 47,5% disusun tanpa mendasarkan
pada data RKTP. Hal ini bisa terjadi karena dinamika masyarakat petani
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
176
binaan dari penyuluh tersebut berubah begitu cepat sehingga apa yang
sudah direncanakan dalam RKTP penyuluh banyak yang tidak sesuai
dalam implementasi menjadi rencana kegiatan penyuluh. Meskipun
demikian tidak lebih dari 10% RKTP yang tidak dijabarkan dalam rencana
harian lebih rendah dari pada yang terjadi di Kecamatan Secang yang
mencapai 30%.
Selain akibat dari dinamika petani dan lingkungannya pada saat
penyusunan RKTP berbeda dengan kondisi yang ada ketika
implementasinya, perubahan lokasi kegiatan sektor pertanian dari instansi
lain yang terkait dengan penyuluhan berpengaruh pula terhadap
perubahan agenda kegiatan penyuluh di lapangan. Penyuluh juga
mengeluhkan ketika ada tugas lain yang mendadak dan harus segera
dilaksanakan sehingga merubah agenda kegiatan yang sudah disusun.
Untuk melihat secara utuh penjabaran programa penyuluhan yang
merupakan panduan dasar penyuluh dalam pelaksanaan tugasnya di
lapangan, maka perlu diamati alur yang ada dimulai dari programa
penyuluhan dan dilanjutkan dengan penjabaran penyuluh dalam RKTP
setelah itu penjabaran setiap bulannya dalam rencana kerja penyuluh.
Hasilnya bisa kita lihat pada Tabel 28. untuk alur penjabaran programa
penyuluhan BPPK Kecamatan Secang sedangkan pada Tabel 29.
Merupakan hasil analisis dokumen perencanaan programa penyuluhan di
BPPK Kecamatan Pakis.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
177
Tabel 28. Programa Penyuluhan, Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dan rencana harian penyuluh BPPK Kec. Secang Tahun 2012
JENIS DOKUMEN PERENCANAAN PENYULUHAN PENYULUH
JML RE RATA % PROG
RAMA RKTP RENCANA HARIAN
Sumarti
TIKA
Diah
Siti Sa'dah
Yanto
Asti
ada ada ada 4 4 4 4 2 3 21 3,50 24,4
ada ada tidak ada 1 2 4 3 5 9 24 4,00 27,9
ada tidak ada ada 0 2 1 1 0 1 5 0,83 5,8
ada tidak ada tidak ada 10 6 3 4 5 8 36 6,00 41,9
JUMLAH 86 14,33 100,0
Pada Tabel 28. diketahui bahwa pada Tahun 2012 penjabaran
programa penyuluhan di BPPK Kecamatan Secang yang dilaksanakan
oleh penyuluh mulai dari programa penyuluhan, RKTP dan rencana harian
hanya 24,4%. Sedangkan ada pula tujuan programa penyuluhan yang
tidak dijabarkan penyuluh dalam RKTP tapi langsung diimplementasikan
dalam rencana harian sebesar 5,8%. Sedangkan yang paling besar yaitu
41,9% adalah programa penyuluhan yang sudah disusun dan ditetapkan
sebagai pedoman pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan tidak
pernah dijabarkan menjadi bagian dari rencana harian penyuluh dalam
bertugas di lapangan. Seolah-olah tujuan tersebut dilupakan oleh
penyuluh. Sehingga berdasrkan analisis dari alur penjabaran programa
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
178
penyuluhan yang demikian sangat sulit bisa katakan bahwa pencapaian
target dalam programa penyuluhan bisa tercapai dengan baik.
Tabel 29. Programa Penyuluhan, Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dan rencana harian penyuluh BPPK Kec. Pakis Tahun 2012
DOKUMEN PERENCANAAN PENYULUHAN PENYULUH LAPANGAN
JML RERATA % PROGRAMA
PENYULUHAN
RKTP Rncana Harian PA
RJO
TRI W
NAW
IR
MAR
SUD
I
SUPR
APT
I
UM
I KH
ada ada ada 7 4 6 3 9 5 34 5,67 31,8
ada ada tidak ada 0 1 0 1 1 1 4 0,67 3,7
ada tidak ada ada 2 11 7 7 3 6 36 6,00 33,6
ada tidak ada
tidak ada 8 3 6 5 5 6 33 5,50 30,8
JUMLAH 17 19 19 16 18 18 107 100,0
Tabel 29. merupakan hasil analisis dokumen perencanaan
penyuluhan di BPPK Kecamatan Pakis. Dokumen penyuluhan dari 6
orang penyuluh lapangan di Kecamatan Pakis menunjukan hasil programa
penyuluhan yang dijabarkan menjadi RKTP dan rencana harian penyuluh
mencapai 31,8% lebih tinggi dari yang ada di BPPK Kecamatan Secang
yang hanya mencapai 24,4%. Sedangkan programa penyuluhan yang
tidak dijabarkan dalam RKTP tapi langsung dijabarkan dalam rencana
harian bahkan paling tinggi yaitu 33,6%. Dari analisis dokumen tersebut
masih ada programa penyuluhan yang tidak dijabarkan oleh penyuluh baik
dalam RKTP maupun dalam rencana harian mencapai nialai 30,8%.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
179
Dengan demikian seperti halnya dengan BPPK kecamatan Secang,
pencapaian tujuan programa penyuluhan di Kecamatan Pakis
kemungkinan besar tidak bisa mencapai maksimal.
Beberapa tujuan dalam programa penyuluhan yang tidak
dijabarkan oleh hampir semua penyuluh dalam rencana hariannya adalah:
a) Meningkatkan kemampuan dan kapasitas kelompok tani
b) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan menejemen usaha tani
terpadu, pendidikan menejemen keuangan keluarga tani,
c) Adanya lembaga Pemasaran / Mitra yang mau berpihak pada petani
dan mau membeli dengan dasar saling menguntungkan
d) Meningkatkan akses petani terhadap Informasi pertanian melalui
media cetak
Keempat tujuan di atas yang merupakan satu cara dalam
pemberdayaan petani, pada kenyataanya tidak pernah dijabarkan
penyuluh dalam kegiatan penyuluhan. Persoalan petani dalam posisi
tawar dalam transaksi perdagangan merupakan dampak dari lemahnya
organisasi petani, lemahnya jaringan pemasaran dan lemahnya akses
informasi. Ketiga unsur tersebut perlu ditopang oleh kemampuan
manajemen petani, maka disitulah posisi strategis penyuluh untuk
menyelesaikan persoalan tersebut.
Mengamati dari alur penjabaran programa penyuluhan BPPK
Kecamatan Secang dan Pakis pada Tahun 2012, dengan nilai
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
180
penyimpangan programa penyuluhan lebih dari 30% bahkan di
Kecamatan Secang yang tidak dijabarkan dalam rencana harian mencapai
lebih dari 60%. Hal ini merupakan satu indikasi programa penyuluhan
tidak menjadia acuan utama penyuluh dalam menjalankan tugasnya di
lapangan dengan demikian tingkat keberhasilan pencapain target
penyuluhan sesuai dengan yang diinginkan dalam programa penyuluhan
akan rendah.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Realisasi Programa Penyuluhan
Realisasi programa penyuluhan merupakan bagian penting dalam
sistem penyelenggaraan penyuluhan. Suatu perencanaan yang baik akan
menjadi suatu hal yang sia-sia jika perencanaan tersebut tidak bisa
direalisasikan. Begitu pula, suatu tujuan yang ingin dicapai dengan suatu
kegiatan tidak akan berjalan secara optimal tanpa adanya sistem
perencanaan yang baik.
Dengan adanya sistem perencanaan dalam penyelenggaraan
penyuluhan maka hasil yang dicapai dalam setiap kegiatan penyuluhan
bisa diukur dan dievaluasi tingkat pencapaian keberhasilannya, evaluasi
juga bisa dilakukan dalam penentuan masalah dan rencana kegiatan serta
proses pelaksanaan kegiatan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi peneliti dengan
beberapa sumber informasi dalam penelitian ini diperoleh beberapa poin
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
181
yang menjadi faktor pendukung dan penghambat terealisasinya programa
penyuluhan. Faktor pendukung merupakan segala aspek yang
menjadikan terealisasinya pelaksanaan kegiatan dalam programa
penyuluhan untuk mencapai tujuan sedangkan faktor penghambat adalah
segala aspek yang menyebabkan tidak terlaksananya kegiatan sehingga
tidak tercapainya tujuan dalam programa penyuluhan.
1. Faktor Pendukung
a. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Magelang dalam Penyuluhan
Programa penyuluhan yang merupakan bagian dalam
penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten Magelang didukung dengan
ditetapkannya Peraturan Bupati no. 36 tahun 2011 tentang pedoman
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Dalam
peraturan bupati ini diatur mengenai pedoman teknis penyelnggaraan
penyuluhan termasuk diantaranya penyusunan programa penyuluhan,
metode penyuluhan dan sistem penganggarannya.
Dengan adanya Peraturan Bupati Magelang ini maka maka
pelaksanaan penyuluhan menjadi semakin mantap. Penyuluhan
merupakan bagian penting dalam program kerja pemerintah kabupaten
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
182
Magelang seperti halnya dengan program kerja pada sektor pertanian dan
peternakan perikanan.
b. Lembaga Penyuluhan Pemerintah
Lembaga penyuluhan berpengaruh terhadap dukungan kinerja
penyuluh, penyuluh yang dikoordinasikan dalam satu lembaga mandiri
yang tidak terkotak-kotak cenderung lebih baik kinerjanya bila
dibandingkan dengan penyuluh yang berada dibawah dinas teknis bidang
pertanian seperti di bawah dinas pertanian dan dinas perikanan
(Istiningsih, 2008). Hasil penelitian dari Jamil, M.H (2012) memperlihatkan
bahwa ada pengaruh nyata dari pengembangan BPP terhadap program
aksi BPP (Programa Penyuluhan, RDK dan RDKK). BPP dengan rencana
strategi yang baik akan makin baik pula pelayanannya pada petani.
Kabupaten Magelang telah memiliki lembaga penyuluhan mandiri
tingkat kabupaten yaitu Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan (BPPKP). BPPKP merupakan lembaga penyuluhan pemerintah
daerah kabupaten yang mengkoordinasikan seluruh penyuluh di wilayah
ini baik yang bertugas pada sektor pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, peternakan, perikanan dan kehutanan.
Pada tingkat kecamatan dukungan penyuluhan melalu lembaga
Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BPPK) sejumlah 21 unit.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
183
Lembaga ini ditempatkan dan bertugas pada wilayah kecamatan masing-
masing yang ada di Kabupaten Magelang. Dengan demikian Kabupaten
sudah memiliki institusi lembaga penyuluhan mandiri yang lengkap pada
tingkat Kabupaten dan kecamatan. Lembaga penyuluhan ini juga
seluruhnya sudah dilengkapi dengan keberadaan gedung kantor yang
luasnya cukup untuk koordinasi dan pertemuan tingkat kecamatan serta
dilengkapi fasilitas pendukung kantor lainnya seperti meubeler dan alat
pengolah data.
Koordinasi penyuluh dalam satu lembaga penyuluhan akan
memudahkan dalam penyusunan program kerja atau programa
penyuluhan dibandingkan bila penyuluh berada pada lembaga yang
berbeda. Sehingga semua sektor dalam penyuluhan akan bersinergi
dengan baik dalam rencana kerja penyuluhannya. Programa penyuluhan
yang dihasilkan akan berorientasi pada pengembangan wilayah baik di
desa atau pun kecamatan dan tidak berdasarkan sektor-sektor.
Pelayanan pada petani menjadi lebih efisien karena hanya satu
lembaga yang melayani kebutuhan penyuluhan dengan demikian seorang
petugas penyuluhan di wilayah binaannya bisa membawa program dari
pertanian, kehutanan ataupun perikanan dan kelautan. Orientasi
penyuluhan adalah pelayanan terhadap kebutuhan petani (bottom up)
bukan sebagai pelaksana programa penyuluhan dinas pertanian (Top
down)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
184
c. Jumlah Petugas Penyuluhan
Sampai saat ini petugas penyuluhan yang ada dan dikoordinasikan
dalam lembaga penyuluhan BPPKP sejumlah 306 orang penyuluh
pemerintah yang terdiri dari 139 penyuluh PNS dan 167 orang Tenaga
Harian Lepas Penyuluh Bantu (THL-PB). Petugas penyuluhan tersebut
ditempatkan di tingkat kabupaten sejumlah 8 orang dan sebagian besar
sejumlah 306 orang penyuluh berada di tingkat kecamatan. Dengan
jumlah desa/ kelurahan sebanyak 372 desa, maka, 1 orang penyuluh rata-
rata harus membina 1,2 desa. Idealnya menurut kementerian pertanian
adalah satu desa didampingi oleh satu penyuluh. Dengan mangacu pada
standar itu maka Magelang merupakan kabupaten yang telah mencukupi
kebutuhan jumlah penyuluhnya. Hal ini didukung dari hasil penelitian
Jamil, M.H (2012) yang menemukan bahwa SDM berpengaruh nyata pada
program aksi BPP. Program aksi tersebut salah satunya adalah programa
penyuluhan.
Selain penyuluh pemerintah di Kabupaten Magelang terdapat
penyuluh swadaya. Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang
berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan
kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. Jadi
merupakan penyuluh yang direkrut dari tokoh petani di desa
bersangkutan. Sampai saat ini ada sejumlah 656 orang penyuluh swadaya
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
185
yang tersebar di desa-desa Kabupaten Magelang. Penyuluh swadaya
merupakan komponen utama dalam penyusunan programa penyuluhan
desa.
d. Fasilitas Pendukung Penyuluh
Untuk mendukung operasional di lapangan seluruh penyuluh PNS
sudah difasilitasi dengan kendaraan operasional roda dua (motor).
Kendaraan ini sebagian merupakan pengadaan daerah. Selain itu ada
juga beberapa kendaraan yang merupakan hibah dari pemerintah pusat
melalui Kementerian Pertanian dan Kehutanan. Seluruh kendaraan yang
ada sampai saat ini sejumlah 153 unit sepeda motor yang sebagian besar
digunakan oleh penyuluh dan beberapa unit digunakan oleh pejabat
struktural di lingkungan BPPKP. Adanya kendaraan operasional ini
merupakan dukungan bagi kelancaran tugas penyuluh dalam
melaksanakan program kerjanya di lapangan.
e. Jumlah Kelompok Tani
Sampai saat ini jumlah kelompok tani yang terdata di BPPKP
adalah sejumlah 1.966 kelompok yang tersebar dalam 372 desa/
kelurahan di Kabupaten Magelang, dengan demikian rata-rata 1 desa
memiliki 5,3 kelompok tani. Kelompok tani yang ada tersebut
dikoordinasikan dalam lembaga Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
186
Jumlah Gapoktan yang ada di Kabupaten Magelang 342 kelompok
tersebar pada 21 kecamatan. Dengan jumlah desa di Kabupaten
Magelang sebanyak 372 desa, maka artinya 91,9% desa di Kabupaten
Magelang sudah memiliki Gapoktan. Jika jumlah kelompok tani yang ada
dibagi secara merata kepada seluruh penyuluh (PNS dan THL) maka satu
orang penyuluh rata-rata membina 6,3 kelompok. Jangkauan pembinaan
ini akan lebih mudah dengan keberadaan Gapoktan yang sudah berjalan
pertemuan rutinnya, sehingga penyuluh bisa memanfaatkan pertemuan ini
untuk lebih mempercepat penyampaian informasi.
Dengan demikian seandainya penyuluh membina 6 kelompok tani
dan 1 Gapoktan sedangkan selama ini rata-rata pertemuan kelompok tani
di kabupaten Magelang berlangsung sekali dalam jangka waktu 35 hari
(selapanan). Maka penyuluh bisa mengikuti pertemuan kelompok 7 kali
dalam 1 bulan dan dengan waktu lapangan dalam 1 minggu sebanyak 4
kali dan dalam 1 bulan tersebut ada 4 minggu maka hanya 16 hari
lapangan dan pertemuan kelompok 7 hari maka masih ada 9 hari kosong
pertemuan lapangan yang bisa digunakan untuk anjangsana ke keluarga
tani, atau kegiatan lainnya sesuai dengan programa penyuluhan dan
RKTP yang ada. Dengan demikian maka jumlah lembaga tani binaan
penyuluh yang ada masih cukup proporsional dengan jumlah petugas
penyuluhan di Kabupaten Magelang.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
187
Keberadaan dua lembaga tani utama yang ada di kabupaten
Magelang tersebut akan sangat membantu tugas pembinaan penyuluh
kepada petani. Lembaga tani yang berjalan dan tumbuh karena kesadaran
dan aspirasi masyarakat akan memberikan banyak manfaat bagi
anggotanya. Ketiadaan kelompok tani dalam wilayah binaan penyuluh
akan membuat tugas penyuluhan menjadi jauh lebih sulit karena
pembinaan penyuluhan harus dilakukan orang perorang sehingga
jangakauan penyuluh akan makin sempit. Dengan adanya kelompok,
Penyuluh bisa menggunakan pertemuan kelompok sebagai sarana dalam
pembinaan dan penyampaian informasi. Penyuluh bisa menggunakan
jaringan koordinasi Gapoktan dan kelompok tani yang ada di bawahnya
sebagai sarana dalam penyebaran informasi penyuluhan.
f. Dukungan Anggaran
Dukungan pemerintah dalam penyuluhan salah satunya adalah
menyediakan anggaran sebesar Rp. 60.000.000,- untuk penyusunan
programa penyuluhan di tingkat kecamatan dan kabupaten. Meskipun hal
ini masih dirasakan kurang cukup karena belum mampu untuk membiayai
penyusunan programa penyuluhan tingkat desa tapi setidaknya perhatian
pemerintah daerah dari sisi dukungan anggaran kegiatan sudah terbukti
dan diwujudkan dengan itu.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
188
Selain itu untuk menunjang pelaksanaan kegiatan penyuluhan di
lapangan oleh penyuluh maka pemerintah pusat melalui kementerian
Pertanian, Kementerian Kehutanan serta Kemeterian Kelautan dan
Perikanan telah memberikan fasilitasi biaya operasional penyuluh (BOP)
di lapangan yang besarnya beragam. Besaranya anggaran yang diterima
oleh penyuluh tidak sama tergantung dari sumbernya dan kulifikasinya.
Lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 30 .
Tabel 30. Anggaran untuk Biaya Operasional Penyuluh (BOP) Kabupaten Magelang
No Status Penyuluh Anggaran/ bulan Sumber
1 Penyuluh Pertanian peternakan dan Perikanan
Rp. 320.000,- APBN/ Kementerian Pertanian
2 Penyuluh Kehutanan Rp. 250.000,- APBN/ Kementerian Kehutanan
3 Tenaga Harian Lepas- Penyuluh Bantu (THL-PB) APBN/ Kementerian Pertanian SLTA Rp. 100.000,-
Diploma 3 Rp. 200.000,- Sarjana (S1/ D4) Rp. 600.000,-
Sumber : Bagian Keuangan BPPKP Kab. Magelang
Biaya operasional penyuluh merupakan sarana penyuluh untuk
bisa menjalankan programa penyuluhan. Oleh karena itu BOP ini
merupakan hal penting bagi penyuluh dan menjadi pendukung bisa
terealisasinya pelaksanaan programa penyuluhan di wilayah binaan
penyuluh. Sebagaimana hasil penelitian dari Jamil, M.H (2012) bahwa
biaya berpengaruh nyata dalam meskipun tidak langsung dalam
perubahan perilaku petani.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
189
g. Infrastruktur Jalan Penghubung
Jalan merupakan infrastruktur yang penting dalam mendukung
mobilisasi penyuluh. Sebagai petugas lapangan, jalan penghubung antara
kantor dan wilayah binaannya merupakan sarana penting bagi petugas
penyuluhan. Makin baik jalan yang bisa dilewati maka akan makin cepat
dan mudah pula penyuluh menuju wilayah kerjanya sehingga pelaksanaan
tugas akan makin mudah dan waktu yang digunakan akan makin efisien.
Jangkauan penyuluh akan makin luas pula.
Tabel 31. Panjang jalan menurut keadaannya di Kabupaten Magelang Tahun 2011
No Jenis Permukaan Panjang Jalan (Km) Km %
1 Jalan beraspal 638,11 99,53 2 Jalan kerikil 1,5 0,23 3 Jalan tanah 1,5 0,23 JUMLAH 641,11 100 Kondisi Jalan Km % 1 Baik 435,29 67,90 2 Sedang 142,94 22,30 3 Rusak 41,18 6,42 4 rusak berat 21,7 3,38 JUMLAH 641,11 100,00
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2012
Berdasarkan data yang ada seperti yang kita bisa lihat pada Tabel
31. kondisi jalan di wilayah Kabupaten Magelang sampai saat ini termasuk
cukup baik, dimana hampir keseluruhan (99,53%) jalan wilayah ini sudah
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
190
diaspal. Sedangkan kondisi jalan yang ada, jalan yang kondisinya rusak
dan rusak berat hanya 9,8% atau 62,88 km saja. Dengan demikian jalan
yang kondisinya masih “baik“ dan “sedang” cukup banyak yaitu lebih dari
90%. Dalam hal ini kondisi jalan yang baik dan sedang merupakan kondisi
jalan yang masih bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dengan baik dan
tanpa hambatan. Oleh karena itu faktor jalan merupakan faktor yang
mendukung kelancaran tugas penyuluh di lapangan.
2. Fakor penghambat
Faktor-faktor yang merupakan hambatan dalam penyelenggaraan
kegiatan penyuluhan oleh penyuluh lapangan adalah sebagai berikut :
d. Perubahan Keadaan dan Kondisi Lingkungan
Proses penyusunan programa penyuluhan yang dimulai pada bulan
Oktober tahun berjalan dan dilaksanakan pada tahun depan, merupakan
suatu perjalanan yang cukup panjang. Kegiatan yang dimulai dengan
penggalian keadaan seperti potensi wilayah dan tingkat produktivitas dari
usahatani serta kendala-kendala yang ada dan dihadapi oleh petani pada
saat itu, bisa jadi berubah dalam masa pelaksanaannya. Akibat dari hal ini
adalah perencanaan yang sudah dirancang tidak akan efektif dalam
pelaksanaannya.
Revisi dokumen programa penyuluhan merupakan satu solusi
untuk tetap menjaga agar programa penyuluhan bisa menyesuaikan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, baik perubahan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
191
kondisi lingkungan, kebijakan pembangunan atau perkembangan
teknologi dan pasar.
Selama ini tidak pernah ada revisi programa penyuluhan di
Kabupaten Magelang meskipun hal itu sudah diatur dalam pedoman
penyusunan programa penyuluhan dari ketiga kementerian, yaitu
kementerian pertanian, Kehutanan serta kelautan dan perikanan. Dalam
pedoman penyusunan programa penyuluhan (Permentan no. 25 tahun
2009) Revisi programa penyuluhan dilakukan karena adanya perubahan-
perubahan keadaan yang mengakibatkan berubahnya tujuan, masalah
dan rencana kegiatan, yang disebabkan antara lain:
- kesalahan analisa data dan informasi yang digali melalui PRA;
- kesalahan dalam penyusunan rencana kegiatan penyuluhan yang
telah disusun oleh pelaku utama dan pelaku usaha di setiap tingkatan
dan kelompok;
- kesalahan dalam perumusan keadaan;
- kesalahan dalam penetapan tujuan;
- kesalahan dalam penetapan masalah;
- kesalahan dalam penetapan kegiatan; dan
- perubahan dalam dukungan pembiayaan.
Kecil sekali kemungkinannya bahwa keadaan yang mendasari
programa penyuluhan tidak berubah ketika masa pelaksanaan kegiatan
sehingga revisi merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
192
Perubahan kebijakan dalam program sektor pertanian sangat mungkin
terjadi mengingat data yang digunakan dalam identifikasi kegiatan sektor
pertanian masih menggunakan data draft yang belum ditetapkan menjadi
kebijakan mutlak.
Tidak dilakukannya revisi programa penyuluhan sama artinya
dengan menggagalkan pencapaian target-target penyuluhan sebelum
bisa dilaksanakan. Dengan melihat hasil analisis penjabaran programa
penyuluhan menjadi RKTP dan Rencana harian yang hasilnya banyak
terjadi penyimpangan dalam penjabaran programa penyuluhan. Kalau hal
ini terjadi sebagai respon atas perubahan keadaan yang terjadi maka
sudah selayaknya perubahan dimulai mulai dari dokumen programa
penyuluhannya.
e. Kapasitas Petugas Penyuluhan
Perubahan jaman yang begitu cepat dan makin terbukanya
informasi serta kebebasan masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya
menyebabkan makin kritisnya masyarakat terhadap kwalitas pelayanan
masyarakat, termasuk kualitas pelayanan penyuluhan. Hal ini seharusnya
bisa menjadi pendorong bagi peningkatan kapasitas dan kemampuan
penyuluh. Jamil, M.H. (2012) memperlihatkan dari hasil penelitiannya
bahwa SDM (penyuluh) berpengaruh nyata pada program aksi BPP
(Programa penyuluhan, RDK dan RDKK). Semakin meningkatnya
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
193
kemampuan SDM maka makin meningkat pula kemampuan dalam
merumuskan dan mengimplementasikan program aksi tersebut.
Menurut Fatah, L (2007) setelah penyuluh berada dalam
wewenang daerah (desentralisasi) permasalahan yang ditemukan adalah
rendahnya tingkat profesionalisme penyuluh pertanian, lemahnya
administrasi penyuluh dan kurangnya kemampuan manajerial penyuluh.
Akibatnya rendahnya tingkat penyelenggaraan penyuluhan kepada petani
sehingga tingkat produktivitas usahatani dan pendapatan petani tidak
berkembang.
Penyuluh yang baik dan diterima dalam masyarakat di wilayah
binaannya akan bisa menggerakan partisipasi petani untuk bersama-sama
melaksanakan dan mensukseskan setiap programa penyuluhan. Penyuluh
harus bisa memberikan kesadaran pada masyarakat tentang pentingnya
setiap program penyuluhan yang dibawanya bagi mereka.
Lemahnya tingkat partisipasi petani dalam mendukung setiap
program penyuluhan yang dibawa oleh penyuluh bisa jadi karena tingkat
kesadaran petani yang rendah akan manfaat program tersebut bagi
mereka. Oleh karena itu diperlukan pendekatan secara terus menerus
kepada masyarkat terutama tokoh masyarakat setempat untuk diberikan
kesadaran tentang pentingnya program penyuluhan yang mereka bawa.
Pendekatan bisa dilakukan secara personal atau komunal disesuaikan
dengan tingkat efektifitas pencapaian sasaran.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
194
Hal ini memerlukan keterampilan dan pengalaman penyuluh di
lapangan. Makin seringnya penyuluh berinteraksi dengan masyarakat,
maka akan makin terampil dalam melaksanakan tugasnya itu. Selain itu
pelatihan-pelatihan formal bagi penyuluh yang bisa meningkatkan
kemampuan dan keahliannya dalam penggunaan teknologi pertanian
mutakhir mutlak diperlukan. Penyuluh yang rendah kapasitasnya dalam
penguasaan teknologi pertanian bisa kehilangan kepercayaan dari petani
binaannya.
f. Perubahan Rencana Kegiatan dan Anggaran yang Terkait Dengan Penyelengaraan Penyuluhan
Seperti telah diuraikan di atas bahwa dalam penyusunan programa
penyuluhan penggunaan sumber data untuk identifikasi kegiatan
mengenai kebijakan pembangunan dan program kerja pemerintah yang
berkaitan dengan penyuluhan merupakan data yang masih dalam bentuk
draft, sehingga sering terjadi adanya perubahan. Biasanya perubahan
yang terjadi berupa perubahan lokasi kegiatan bahkan penghapusan
kegiatan tersebut. Padahal kebijakan dan program tersebut sudah menjadi
data dasar dalam merencanakan kegiatan penyuluhannya. Dengan
demikian jika kebijakan dan programnya berubah maka dukungan
kegiatan penyuluhannya pun tidak mungkin bisa dilaksanakan. Oleh
karena itu maka revisi terhadap dokumen programa penyuluhan penting
untuk dilakukan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
195
g. Konsistensi petani dengan rencana kegiatan penyuluhan yang sudah disepakati
Seringkali dalam pelaksanaan pembinaan petani, dalam
perjalanannya terkadang muncul keinginan-keinginan petani untuk
mencoba hal-hal baru seperti komoditi tanaman yang pada saat itu
harganya tinggi. Akibat dari hal ini maka agenda kegiatan penyuluh pun
akan berubah mengikuti apa yang diinginkan oleh petani. Perubahan
agenda kegiatan yang keluar dari alur programa penyuluhan yang sudah
ditetapkan akan berdampak pada kegagalan pencapaian target output.
Perlu pengkajian mendalam terhadap komoditi baru tersebut,
apakah pengembangannya akan menguntungkan atau merugikan.
Pengkajian terhadap aspek potensi wilayah, ekonomis penting untuk
dilakukan. Tanpa melihat berbagai aspek dalam pengembangan komoditi
pertanian tersebut, pengembangan komoditas baru tersebut pada
akhirnya bisa merugikan petani jika tidak sesuai dengan potensi
wilayahnya. Atau bisa terjadi harga jualnya menjadi turun akibat produksi
yang dihasilkan tidak seimbang dengan kemampuan pasar menyerap
produksi tersebut.
h. Monitoring, Evaluasi Programa Penyuluhan dan Pembinaan Penyuluh Lapangan
Monitoring realisasi programa penyuluhan selama ini kurang
mendapat perhatian yang serius dalam sistem pengawasan dan
pembinaan penyuluh lapangan yang selama ini ada. kalaupun ada
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
196
petugas yang melakukan supervisi ke lapangan pertanyaan mengenai
realisasi programa penyuluhan hanya sekedar laporan tanpa ada tindak
lajut dari hasil laporan tersebut, akibatnya tidak ada kebijakan dan
tindakan lebih lanjut untuk memperbaiki kondisi yang ada.
Monitoring realisasi programa penyuluhan harusnya merupakan
bagian dari sistem penyelenggaran penyuluhan yang dilakukan secara
rutin dalam periode tertentu. Kementerian pertanian menentukan
setidaknya setiap tiga bulan sekali (triwulan) dan selanjutnya dilakukan
evaluasi menjelang pelaksanaan penyusunan programa penyuluhan.
Oleh karena itu rencana monitoring dan evaluasi itu seharusnya
merupakan bagian dari agenda pembicaraan dalam penyusunan
programa penyuluhan. Penentuan indikator keberhasilan
penyelenggaraan penyuluhan rencana dan realisasi serta penyusunan
daftar pertanyaan berdasarkan indikator tersebut.
Hasil dari monitoring dan evaluasi ini bisa menjadi ukuran
keberhasilan dan kinerja penyuluhan dan menjadi dasar dalam menyusun
programa penyuluhan tahun berikutnya sehingga programa penyuluhan
merupakan sistem perencanaan penyuluhan yang berjalan
berkesinambungan.
i. Dukungan Sistem Kerja Penyuluhan
Penyuluhan merupakan pekerjaan lapangan dimana penyuluh
harus menjalankan tugasnya menyesuaikan dengan pola kehidupan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
197
masyarakat berbeda halnya dengan pekerja administrasi yang waktu
kerjanya ditentukan dengan jam kerja. Penyuluh harus memahami betul
bagaimana kebiasaan masyarakat di desa binaanya, bagaimana pola
usahatani, siapa saja yang menjadi tokoh masyarkat, kapan waktunya
bisa bertemu dan berbincang dengan warga dan lain sebagainya. Dengan
demikian maka penyuluh akan lebih mudah untuk diterima di masyarakat
desa binaanya.
Pola hidup masyarakat di pedesaan yang berbeda-beda menuntut
adanya penyesuaian dalam pola kerja penyuluh. Penyuluh tidak bisa
melakukan pembinaan kelompok tani pada siang hari jika pola pertemuan
mereka dilakukan pada malam hari. Oleh karena itu penyuluh yang harus
menyesuaikan diri terhadap pola kegiatan tersebut.
Pada sisi lain, sistem kerja yang ada mengharuskan adanya jam
kerja yang dibatasi waktunya yaitu mulai pagi sampai siang. Hal ini
berakibat pada dilema antara masuk kantor pada jam kerja atau mengikuti
pertemuan kelompok tani binaanya yang kebetulan dilakukan pada malam
hari. Pada kondisi ini, penyuluh akan melakukan berbagai pilihan, masuk
kantor tapi absen dalam mengikuti pertemuan kelompok karena selama ini
tidak mengikuti pertemuan kelompok pun tidak pernah ada sanksi yang
diterima. Mengikuti pertemuan kelompok tapi masuk kantor siang atau
absen masuk atau mengikuti keduanya pertemuan kelompok dan masuk
kantor tepat waktu bahkan terkadang akhirnya tidak mengikuti keduanya.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
198
Pola sistem latihan dan kunjungan (LAKU) yang ditetapkan dalam
pola penyuluhan pertanian sering tidak dilaksanakan secara konsisten.
Sistem kerja LAKU yang ditetapkan dengan pola 4,1,1, dimana 4 hari
merupakan saatnya penyuluh bekerja di lapangan (kunjungan), 1 hari
pelatihan bagi penyuluh dan 1 hari administrasi. Dengan pola ini empat
hari dalam 1 minggunya mulai hari Senin sampai Kamis seharusnya
penyuluh berada di lapangan/ desa binaannya pada kenyataanya
berdasarkan pengamatan peneliti pada hari tersebut penyuluh masih
kumpul di kantor dan kalau pun ada yang tidak hadir ternyata bukan di
lapangan tapi ada kepentingan urusan pribadi.
Kegiatan dan tugas lain yang dibebankan pada penyuluh harus
menyesuaikan pula dengan pola sistem LAKU tersebut. Undangan rapat
dan koordinasi sebaiknya dilakukan pada hari Jum’at atau Sabtu, yaitu
hari di mana penyuluh tidak menjalankan tugasnya dilapangan. Petugas
supervisi dari kabupaten satu contoh, seharusnya tidak menggangu pola
kerja penyuluh dengan memanggil penyuluh untuk datang ke kantor tapi
sebaiknya datang ke wilayah kerjanya penyuluh tersebut sehingga di
samping tidak menggangu pola sistem kerja penyuluh juga bisa
mengetahui bagaimana kerja penyuluh di lapangan dalam realitas.
j. Koordinasi Internal Lembaga Penyuluhan
Sebagaiman yang kita ketahui bersama bahwa penyusunan
programa penyuluhan merupakan tugas dari lembaga penyuluhan mulai
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
199
dari tingkat pusat sampai desa sebagaimana yang diatur dan dalam UU
Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan nomor 16 tahun
2006 pasal 11, 12, dan 13. Oleh karena itu programa penyuluhan sudah
selayaknya menjadi pedoman utama bagi penyuluh dalam menjalankan
tugasnya di lapangan.
Terkait dengan pelaksanaan tugas penyuluh di lapangan segala
aspek pendukung dan yang memperlancar pelaksanaan tugas perlu
dibenahi dan diatur agar bisa tercipta sistem kerja yang baik. Programa
penyuluhan harus menjadi suatu sistem pengendali yang akan
menentukan arah dan tujuan yang ingin dicapai dari lembaga penyuluhan.
Oleh karena itu programa penyuluhan harus dibangunan mulai dari proses
penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi.
Proses penyusunan programa penyuluhan yang selama ini baru
dilaksanakan mulai tingkat kecamatan perlu segera ditingkatkan dan
diawali mulai dari tingkat desa dengan metode penyusunan yang tepat.
Penggalian keadaan wilayah, masalah yang ada dan solusi yang akurat
perlu digali dengan melibatkan partisipasi aktif dari pelaku utama dan
pelaku usaha. Dengan demikian maka data tersebut selain menjadi bahan
masukan bagi perencanaan pembangunan desa juga menjadi data yang
tepat dalam kegiatan penyusunan programa penyuluhan pada tingkat di
atasnya.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
200
Pemahaman tentang metode penyusunan programa penyuluhan
dan penjabarannya dalam RKTP yang selama ini ada, perlu lebih
ditingkatkan. Dari pengamatan matriks programa penyuluhan, sulit
membedakan antara keadaan dan masalah. Demikian pula dengan
perumusan tujuan harus tepat dan sesuai dengan orientasi penyuluhan.
Oleh karena itu perlu adanya pembinaan secara kontinyu pada pihak-
pihak yang terlibat dalam penyusunan programa penyuluhan.
Monitoring sistem perencanaan dan pelaksanaan programa
penyuluhan perlu lebih diperkuat kembali sehingga adanya Sistem
pengawasan Koordinasi antar berbagai strata lembaga penyuluhan dalam
perencanaan maupun pelaksanaan perlu dibenahi dan ditata kembali
sehingga lembaga penyuluhan bisa terintegrasi dengan baik untuk
mewujudkan sinergitas.
Untuk mewujudkan itu semua perlu adanya koordinasi yang solid
dari seluruh komponen organisasi lembaga penyuluhan. Sehingga seluruh
komponen organisasi bisa berjalan dalam suatu sistem organisasi yang
teratur untuk mewujudkan tercapainya visi misi organisai yang merupakan
aspirasi petani. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Jamil, M.H.
(2012) yang membuktikan bahwa ada pengaruh nyata pengelolaan BPP
pada program aksi (Programa penyuluhan, RDK dan RDKK) dalam
dimensi tata kelola dan kepemimpinan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini maka kesimpulan yang bisa diambil adalah :
1. Alur penyusunan programa penyuluhan mulai dari tingkat desa,
kecamatan, kabupaten dan provinsi belum terintegrasi dengan baik.
Penyusunan programa penyuluhan tingkat desa belum terlaksana dan
lemahnya keterkaitan programa penyuluhan tingkat Kabupaten
dengan Provinsi Jawa Tengah yang rata-rata hanya 29% programa
penyuluhan Kabupaten terkait dengan programa penyuluhan Provinsi
Jawa Tengah.
2. Penjabaran Programa penyuluhan menjadi Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP) dan rencana kerja harian penyuluh masih lemah.
Rata-rata hanya 28,1% tujuan yang ingin dicapai dalam programa
penyuluhan yang dijabarkan oleh penyuluh lapangan menjadi rencana
kerja harian.
3. Faktor pendukung realisasi programa penyuluhan adalah kebijakan
pemerintah Kabupaten Magelang, lembaga penyuluhan pemerintah,
jumlah petugas penyuluhan, fasilitas pendukung, jumlah kelompok
tani, dukungan anggaran operasional, infrastruktur jalan penghubung
sedangkan faktor penghambat terlaksananya programa penyuluhan di
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
202
lapangan disebabkan oleh faktor : Perubahan keadaan dan kondisi
lingkungan, kapasitas penyuluh lapangan, perubahan rencana
kegiatan dan anggaran, konsistensi petani dengan rencana kegiatan
penyuluhan, pelaksanaan monitoring evaluasi programa dan
pembinaan penyuluh, dukungan sistem kerja penyuluhan, koordinasi
internal lembaga penyuluhan.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saya menyarankan pada pihak yang
terkait sebagai berikut :
1. Perlu adanya dukungan anggaran untuk terealisasinya pelaksanaan
kegiatan penyusunan programa penyuluhan tingkat desa dengan
melibatkan dukungan pihak pemerintahan desa dalam anggaran atau
fasilitas dalam pelaksanaanya sehingga dokumen yang dihasilkan
bisa mendapat pengakuan dari pihak pemerintah desa sebagai bagian
dari dokumen resmi rencana pembangunan.
2. Perlu adanya peningkatan sistem pengawasan dan pembinaan yang
lebih baik terhadap penyuluh lapangan sehingga bisa lebih
meningkatkan komitmen, kualitas dokumen programa penyuluhan dan
penjabaran yang dihasilkan, pelaksanaan dan kapasitas penyuluh.
3. Peningkatan partisipasi aktif pelaku utama dan pelaku usaha dalam
programa penyuluhan mulai tahap proses perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pencapaian hasil. Oleh karena itu perlu adanya pedoman
yang mengatur mengenai hal ini.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
203
4. Dalam penyusunan programa penyuluhan, selain bisa dihasilkan
dokumen rencana kegiatan penyuluhan, penting untuk merumuskan
indikator keberhasilan programa penyuluhan yang mudah terukur,
instrumen monitoring dan evaluasi serta jadwal kegiatan monitoring.
5. Perlu adanya peninjauan terhadap aturan kerja yang menyangkut
penyuluh terutama penyuluh lapangan. Mengingat pola kerja penyuluh
yang harus lebih banyak di wilayah binaanya berbeda dengan pola
kerja tenaga administrasi yang tugasnya lebih banyak di kantor.
6. Tugas penyuluh lebih diarahkan pada penumbuhan dan pembinaan
lembaga petani dalam wilayah kerjanya sehingga lembaga petani bisa
meningkat kapasitas dan kemampuannya menjadi lebih mandiri dan
dapat memberikan manfaat bagi anggotanya khususnya dalam
kegiatan usahatani. Mengingat pentingnya posisi lembaga petani
dalam peningkatan kesejahteraan petani
7. Kegiatan penyusunan programa penyuluhan desa sebaiknya
diintegrasikan dengan kegiatan penyusunan rencanaan pembangunan
desa. Dengan demikian disamping akan terbangunnya sinergitas
pembangunan berbagai sektor di wilayah desa tersebut, kwalitas
perencanaan bisa lebih baik karena ditunjang dengan metode
perencanaan yang rasional dan biaya yang digunakan menjadi lebih
efisien.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adisasmita, R. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Amin, Tatang M. 2010. Pokok-pokok Teori Sistem. Rajawali Press, Jakarta.
Andi Sayumitra, 2009. Implementasi Perencanaan Partisipatif dalam mewujudkan pembangunan di desa Lapang Kecamatan Juhan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, skripsi tidak diterbitkan, Sumut: Ilmu Administrsi Negara, Universitas Sumatera Utara
Anonim . 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Pembangunan Agribisnis. Departemen Pertanian, Jakarta.
Burhanuddin, R. 2006, Pemberdayaan Petani Miskin di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, Jurnal Ekonomi . ISSN 0854-9842, Vol. 11 no. 2. (http://journal.tarumanegara.ac.id Diunduh : 20 Mei 2012, 10:24:52 )
Fatah, L. 2007. Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Pustaka Banua, Banjarbaru Kalsel.
Hafsah, M.J, 2006, Kedaulatan Pangan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Herawati, 2005. faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kontak tani dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian (Kasus WKUPP Nyalindung Kabupaten Sukabumi), Thesis tidak diterbitkan, Bogor : Sekolah Pasca Sarjana, IPB
Ife, J. Tesoriero, F. 2008. Community Development (Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, edisi ke-3. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Istiningsih .2008 . Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul, Sleman dan Bantul di Era Otonami Daerah (The Performance of Agriculture Extension Workers (AEWs) in Kulon Progo, Gunungkidul, Sleman and Bantul Regencies in Era of Regional Autonomy), Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
205
Jamil, M.H, 2012, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Dampaknya pada Perilaku Petani Padi di Provinsi Sulawesi Selatan, Disertasi tidak diterbitkan, Bogor : Sekolah Pasca Sarjana, IPB
Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta.
Marlina Aginta, 2011, Evaluasi Program Penyuluhan Yang Mendukung Usaha Tani Di Kecamatan Pancur Batu ( Studi Kasus: Wkpp Namorih Dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu), Thesis tidak diterbitkan Medan : Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Priyono. 2009. Penyusunan Programa Penyuluhan, (WWW.Ilmu peternakan.com diakses tanggal 26 Juli 2012)
Rustiadi, E. Saeful, S. Panuju, Dyah R. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crespent Press, Jakarta.
Salman, D. 2009. Perspektif dan Kecenderungan Perencanaan Pembangunan Nasional Dan Daerah Di Indonesia. Bahan Mata kuliah Teori dan Paradigma Pembangunan Makassar : Unhas Makassar (tidak dipublikasikan)
Saragih, B. 2002, Arahan Diskusi Draft Pedoman Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian di Bogor, Nopember 2002 (tidak dipublikasikan)
Sesbany, 2007, Penguatan Kelembagaan Petani Untuk Meningkatkan Posisi Tawar Petani, Medan : Universitas Sumatera Utara. Repository.usu.ac.id. diunduh: 16 Juli 2012
Shrode, W.A and Voich, D., jr. 1978. System Analysis for Business Managemement, 3rd. Ed. Prentince-Hall, New Delhi:
Slamet, M. 1985, Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pedesaan. Interaksi Tahun I No.1: 3-7
________ 2000, Memantapkan posisi dan meningkatkan peran penyuluhan pembangunan dalam pembangunan. Disampaikan dalam seminar pemberdayaan sumberdaya manusia menuju terwujudnya masyarakat madani di Bogor, 25-26 September 2000.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
206
Sugiyono. 2011. Analisa data penelitian Kualitatif, pemahaman metodologis ke arah penguasaan model aplikasi, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Supranto. 2004. Proposal Penelitian Dengan Contoh. Jakarta: UIP
Theodorson, G.A. 1969. Modern Dictionary of Sociology. In Dusoldorp. 1981. P.33
Van Den Ban, AW. Hawkins, HS. 2005. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Peraturan-Peraturan
Undang-undang Sistem Penyuluhan Pertanian perikanan dan kehutanan (SP3K) no. 16 tahun 2006
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.13/Men/2011 Tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Perikanan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 25/Permentan/OT.140/5/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.41/Menhut-II/2010 Tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Kehutanan
‘Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 273/Kpts/Ot.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani
Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian Badan Pengembangan Sdm Pertanian Departemen Pertanian 2008 Pedoman Teknis Supervisi, Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
207
(BPSDM) Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Bagi Penyuluh Pertanian. Jakarta: BPSDM Deptan.
(Deptan) Departemen Pertanian. 1988. Pedoman Pengelolaan Balai Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.
________________________. 2003. Pedoman Umum Penyuluhan Pertanian dalam Bentuk Peraturan Perundangan Tentang Jabatan Fungsional Penyuluhan Pertanian dan Angka Kreditnya. Jakarta: Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
208
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Responden Penelitian
2. Peraturan Bupati nomor 36 tahun 2011 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
3. Matriks Programa Penyuluhan Kabupaten Magelang yang Terkait
dengan Programa Penyuluhan Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan
Tujuan yang Ingin Dicapai Tahun 2011
4. Matriks Programa Penyuluhan Kabupaten Magelang yang Terkait
dengan Programa Penyuluhan Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan
Tujuan yang Ingin Dicapai Tahun 2012
5. Matriks Penjabaran Programa penyuluhan Kec. Pakis dan RKTP
Penyuluh Tahun 2012
6. Matriks Penjabaran Programa penyuluhan Kec. Secang dan RKTP
Penyuluh Tahun 2012
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)