8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 1/47
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi mendorong para
dosen untuk memberikan tugas berupa perancangan berbasis komputer/perancangan
menggunakan sofware. Pada tugas ini gedung pusat kegiatan mahasiswa dijadikan
pilihan untuk perancangan.
Perancangan ini memuat laporan perhitungan struktur untuk bangunan “GEDUNG
PERKULIAHAN DAN ADMINISTRASI STIKES ACHMAD YANI CIMAHI” yang akan didirikan
dikawasan kampus UNJANI, kota Cimahi.
1.2. Lingkup Pekerjaan
Gedung ini terdiri dari 3 lantai dengan Ruang lingkup pekrjaan adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan gording
2.
Perencanaan rangka atap
3.
Perencanaan tangga
4.
Perencanaan struktur utama
5. Perencanaan pondasi
1.3 Software yang Digunakan
Pada proses desain/perhitungan digunakan software sebagai alat bantu yaitu:
1. ETABS 9.7.0
2. AUTOCAD 2008
3. SAP 2000 v.14
4.
Micosoft office 2007
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 2/47
2
BAB II
KRITERIA DESAIN
2.1. Standar Acuan yang Digunakan
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1987.
SNI 03-2847-2002, Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung.
SNI 03-1729-2002, Tata cara perhitungan struktur baja untuk bangunan
gedung.
SNI 03-1726-2002, Standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung.
2.2. Data Teknis
Fungsi bangunan : Gedung Perkuliahan dan Administrasi
Jenis struktur : Beton bertulang
Sistem struktur : SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen
Menengah)
Jumlah lantai : 4 lantai
Tinggi lantai : 3,80 m
Lokasi : Cimahi (Wilayah gempa IV)
Jenis tanah : Sedang
Sistem penghubung lantai : Tangga
Struktur atap : Rangka baja
2.3. Layout Struktur
Berikut ini adalah layout struktur yang direncanakan:
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 3/47
3
Gambar 2.1. Gambar Layout Lantai 1
Gambar 2.2. Gambar Layout Lantai 2
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 4/47
4
Gambar 2.3. Gambar Layout Lantai 3
Gambar 2.4. Gambar Layout Lantai 4
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 5/47
5
2.4. Spesifikasi Material
Mutu beton : f c’ = 30 MPa
Mutu baja : fy = 400 MPaMutu rangka : BJ 37
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
Mutu sengkang : fyu = 240 MPa
Modulus elastisitas baja : Es = 200000 MPa
Modulus elastisitas beton : Ec = 4700 √fc’ Mpa
Berat jenis beton : γb = 2400 kg/ m3
Berat jenis baja : γc = 7850 kg/ m3
2.5. Sistem Konstruksi
Terdapat tiga sistem Konstruksi menurut SNI 03-1726-2002, yaitu:
a. SRPMB (Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa), dipakai pada struktur
bangunan yang berada di lokasi wilayah gempa 1 dan 2.
b. SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah), dipakai pada struktur
bangunan yang berada di lokasi wilayah gempa 3 dan 4.
c. SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus), dipakai pada struktur
bangunan yang berada di lokasi wilayah gempa 5 dan 6.
Karena lokasi struktur bangunan ini berada pada wilayah gempa 4, maka sistem
konstruksi yang digunakan adalah SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen
Menengah).
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 6/47
6
BAB III
PEMODELAN STRUKTUR
3.1. Preliminary Design
Kegiatan preliminary design dilakukan untuk mendapatkan dimensi penampang
balok, kolom, dan pelat.
3.1.1. Preliminary Design Balok
Gambar 3.1. Gambar Pemodelan Balok
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 7/47
7
Tabel 3.1. Tebal Minimum Balok Non-Prategang atau Pelat Satu Arah Bila Lendutan Tidak
Dihitung
Sumber: SNI 03-2847-2002
Tebal balok yang digunakan berdasarkan tabel di atas adalah:
Tebal minimum balok dengan satu ujung menerus Tebal minimum balok dengan dua ujung menerus
Berdasarkan perhitungan di atas diambil tebal minimum yang terbesar, yaitu
389,189 mm. Namun ukuran tersebut dianggap terlalu kecil, maka tinggi
minimum balok yang akan digunakan diperbesar hingga 600 mm. Jika tinggi balok
sebesar 600 mm, menurut peraturan gempa untuk menentukan lebar balok
minimum berlaku b = ½ h. Maka lebar minimum balok adalah ½ (600 mm) = 300
mm.
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 8/47
8
Selanjutnya, ditentukan dimensi balok anak yaitu dengan tinggi 450 mm dan lebar
250 mm.
3.1.2. Preliminary Design Pelat
Untuk menentukan sistem pelat yang akan digunakan dalam perencanaan
ditentukan berdasarkan perbandingan antara panjang pelat dengan lebar pelat.
P/L = 3600/3600 mm = 1 P/L < 2 => digunakan sistem pelat dua arah.
Dengan menggunakan asumsi awal bahwa tebal pelat adalah 120 mm,
maka dilakukan analisis untuk mengetahui kekuatannya.
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 9/47
9
Panel 1
Menghitung alpha interior
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 10/47
10
Menghitung alpha interior &
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 11/47
11
Menghitung alpha eksterior
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 12/47
12
Panel 2
Menghitung alpha interior
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 13/47
13
Menghitung alpha interior
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 14/47
14
Menghitung alpha eksterior
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 15/47
15
Menghitung alpha eksterior
Dari hasil perhitungan kedua panel yang ditinjau, maka didapat :
Dari kedua nilai tersebut didapat rumusan untuk menghitung hmin pelat
berdasarkan nilai yaitu:
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 16/47
16
Ln (bentang bersih terpanjang)
Sn (bentang bersih terpendek)
Dengan , maka:
nilai tersebut merupakan nilai tebal minimum pelat. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa asumsi awal adalah sudah memenuhi (100 mm > 85,333
mm).
3.1.3. Preliminary Design Kolom
Untuk mendesain dimensi kolom, dipilih satu kolom yang diperkirakan akan
menerima beban yang paling besar, berikut dijelaskan pada gambar di bawah ini
yang dipilih sebagai tributary area untuk kolom.
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 17/47
17
Perhitungan Pu yang akan diterima oleh kolom
a.
Beban Mati (PDL)
Pelat
Balok x
Balok y
Kolom
Total PDL = 11701,44 kg
b.
Beban Hidup (PLL)
Total PLL =
c.
Beban Mati Tambahan (PSDL)
Keramik
Spesi
Pasir
Plafond
ME
Dinding
Total PSDL = 9866,8656 kg
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 18/47
18
Luas kolom perhitungan
Namun untuk dimensi kolom ditetapkan dan .
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 19/47
19
Gambar 3.2. Gambar Pemodelan Struktur
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 20/47
20
BAB IV
PEMBEBANAN
4.1. Beban Mati (Dead Load)
Berat mati atau berat sendiri struktur didapat dari perhitungan secara otomatis
oleh program berdasarkan nilai berat jenis material yang digunakan. Material yang
diinputkan kedalam program adalah material baja dengan berat jenis 7850 kg/m3 dan
material beton dengan berat jenis beton sebesar 2400 kg/m3.
4.2. Beban Mati Tambahan (Super Dead Load)
Beban mati tambahan adalah beban tambahan lain yang membebani struktur
secara tetap, antara lain finishing dan dinding. Dalam perencanaan ini, beban mati
tambahan yang diperhitungkan antara lain:
Beban keramik = 24 kg/m2
Beban spesi per cm = 21 kg/m2
Beban pasir = 16 kg/m2
Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2
Mekanikal elektrikal = 25 kg/m2
Beban dinding ½ bata = 250 kg/m2
4.3. Beban Hidup (Live Load)
Sesuai dengan peraturan pembebanan Indonesia, nilai beban hidup untuk gedung
yang difungsikan sebagai gedung perkuliahan dan administrasi adalah sebesar 250
kg/m2. Dan beban hidup pada atap diperhitungkan sebesar 100 kg/m
2 dan beban hidup
pada koridor diperhitungkan sebesar 300 kg/m2.
4.4. Beban Gempa (Earthquake Load)
Analisis pembebanan gempa yang digunakan adalah analisis dinamik yaitu
menggunakan analisis respons spektrum. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
beban gempa antara lain:
a.
Faktor keutamaan struktur (I)
Faktor keutamaan struktur digunakan untuk memperbesar beban gempa
rencana, agar sistem struktur mampu untuk memikul beban gempa dengan
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 21/47
21
periode ulang yang lebih panjang. Bangunan gedung perkuliahan dan administrasi
adalah bangunan dengan faktor keutamaan 1.
b. Faktor reduksi gempa (R)
Sistem struktur ini pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban
gravitasi secara lengkap, dimana beban lateral dipikul rangka pemikul momen
terutama melalui mekanisme lentur. Biasanya untuk Sistem Rangka Pemikul
Momen Menengah dari beton bertulang harga faktor daktilitas maksimum µm =
3,3 dan faktor reduksi gempa maksimum Rm = 5,5.
c.
Faktor respon gempa (C)
Besarnya faktor respon gempa didapat dari diagram spektrum respons
gempa. Pemilihan dan penggunaan diagram spektrum respons gempa didasarkan
pada zona gempa dan jenis tanah.
Faktor wilayah gempa dimaksudkan untuk memperhitungkan pengaruh dari
beban gempa pada suatu wilayah tertentu. Penentuan zona gempa menurut
lokasi pembangunan gedung tersebut yaitu di kawasan Cimahi dan berdasarkan
peta wilayah kegempaan, wilayah tersebut termasuk dalam zona 4 dengan jenis
tanah sedang.
Gambar 4.1. Peta Wilayah Gempa
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 22/47
22
Gambar 4.2. Kurva Respons Spektum
4.5. Aplikasi Pembebanan Pada Model
Berikut ini akan diberikan tampilan input akibat beban luar pada model struktur.
Gambar 0.3. Beban Mati Tambahan Lantai 1
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 23/47
23
Gambar 0.4. Beban Mati Tambahan Lantai 2
Gambar 0.5. Beban Mati Tambahan Lantai 3
Gambar 0.6. Beban Mati Tambahan Lantai 4
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 24/47
24
Gambar 0.7. Beban Hidup Lantai 1
Gambar 0.8. Beban Hidup Lantai 2
Gambar 0.9.Beban Hidup Lantai 3
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 25/47
25
Gambar 0.10. Beban Hidup Lantai 4
Gambar 0.11. Beban Dinding
Gambar 0.62. Beban Atap
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 26/47
26
4.6. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan dibuat berdasarkan beban-beban rencana yang akan
terjadi pada struktur gedung. Adapun kombinasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Untuk Struktur Atas
a.
Tinjauan gravitasi
q = 1,4 DL + 1,4 SDL
q = 1,4 DL + 1,4 SDL
q = 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL
b.
Tinjauan dinamis
q = 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,0 LL ± 1,0 Eq-X ± 0,3 Eq-Y
q = 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,0 LL ± 0,3 Eq-X ± 1,0 Eq-Y
q = 0,9 DL + 0,9 SDL ± 1,0 Eq-X ± 0,3 Eq-Y
q = 0,9 DL + 0,9 SDL ± 0,3 Eq-X ± 1,0 Eq-Y
dimana,
DL : Beban mati
SDL : Baban mati tambahan
LL : Beban hidup
Eq-X : Beban gempa arahX
Eq-Y : Beban gempa arahY
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 27/47
27
BAB V
ANALISIS STRUKTUR
5.1. Analisis Modal
Analisis modal dilakukan untuk mendapatkan nilai perioda getar alami struktur.
Perioda getar alami struktur (T) dapat ditentukan dengan bantuan program ETABS.
Dalam hal ini perioda bangunan pada saat mode1 dominan untuk arah-x dan mode2
dominan untuk arah-y. Nilai perioda struktur yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
Tabel 0.1. Perioda Alami Struktur
Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel, nilai waktu
getar alami fundamental (T1) dari struktur gedung harus dibatasi, bergantung pada
koefisien untuk wilayah gempa tempat struktur gedung berada dan tinggi bangunan
yang kemudian dievaluasi menurut SNI 03-1726-2002 pasal 5.6 tentang pembatasan
waktu getar alami fundamental. Diperoleh nilai T1 adalah sebagai berikut:
Nilai T yang diperoleh untuk arah-x ternyata lebih besar dari batas waktu getar
alami (T1), maka untuk perhitungan mendapatkan nilai faktor respons gempa digunakan
nilai T1 sebesar 0,68 detik.
5.2. Evaluasi Beban Gempa
Evaluasi beban gempa menggunakan persamaan . Dimana nilai R
adalah sebesar 5,5. Berat struktur diperoleh dengan menghitung beban mati sebesar
100% dan beban hidup sebesar 30% sehingga berat struktur didapat sebesar
387777,481 kg.
Pasal 7.1.3 SNI 03-1726-2003 menyatakan bahwa nilai akhir respons dinamik
struktur bangunan gedung terhadap pembebanan gempa nominal dalam suatu arahtertentu, tidak boleh diambil kurang dari 80 % nilai respons ragam yang pertama. Oleh
karena itu, harus dilakukan pengecekan terhadap nilai gaya geser yang terjadi. Jika tidak
memenuhi, maka harus dikalikan dengan faktor koreksi sebesar
dimana V1 adalah
gaya geser dasar dengan analisis statik dan VRSP adalah gaya geser dasar dengan analisis
dinamik.
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 28/47
28
Tabel 0.2. Pengecekan Gaya Geser
Nilai gaya geser yang ditinjau pada sistem struktur tersebut belum memenuhi
persyaratan SNI, maka nilai gaya geser tersebut perlu dikalikan dengan faktor
koreksi. Perhitungan gaya geser setelah dikalikan faktor koreksi adalah sebagai
berikut:
Arah x = 310221,9848/226733,24 = 1,37
Arah y = 310221,9848/169705,83 = 1,83
Tabel 0.2. Pengecekan Gaya Geser Setelah dikalikan Faktor Koreksi
Nilai gaya geser tanpa dikalikan faktor koreksi sudah memenuhi persyaratan SNI.
5.3. Evaluasi Kinerja Struktur
5.3.1. Evaluasi Kinerja Batas Layan
Kinerja batas layan struktur bangunan gedung ditentukan oleh simpanganantar tingkat akibat pengaruh gempa nominal yang telah dikalikan dengan faktor
skala. Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan struktur bangunan
gedung, dalam segala hal simpangan antar tingkat yang dihitung dari simpangan
struktur bangunan gedung menurut pasal 8.1.1 tidak boleh melampaui 0,03/R kali
tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm, tergantung mana yang nilainya
lebih kecil.
Tabel 0.3. Simpangan Arah-X (Batas Layan)
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 29/47
29
Tabel 0.4. Simpangan Arah-Y (Batas Layan)
Simpangan antar tingkat untuk masing-masing sistem struktur lebih kecil
dari persyaratan simpangan maksimum untuk kinerja batas layan berdasarkan SNI
03-1726-2002.
5.3.2. Evaluasi Kinerja Batas Ultimit
Kinerja batas ultimit struktur bangunan gedung ditentukan oleh simpangan
dan simpangan antar tingkat maksimum struktur bangunan gedung akibat
pengaruh gempa rencana, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya
keruntuhan struktur bangunan gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa
manusia dan untuk mencegah benturan berbahaya antar gedung atau antar
bagian struktur bangunan gedung yang dipisah oleh sela pemisah (sela dilatasi).
Sesuai Pasal 4.4.3 SNI 03-1726-2002, simpangan dan simpangan antar tingkat
harus dihitung dari simpangan struktur bangunan gedung akibat pembebanan
gempa nominal, dikalikan dengan suatu faktor pengali dengan ketentuan untuk
struktur bangunan gedung beraturan adalah dan untuk segala hal
simpangan antar tingkat yang dihitung tidak boleh melampaui 0,02 kali tinggi
tingkat yang bersangkutan.
Tabel 0.5. Simpangan Arah-X (Batas Ultimate)
Tabel 0.6. Simpangan Arah-Y (Batas Ultimate)
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 30/47
30
Kedua sistem struktur memenuhi syarat kinerja batas ultimit karena nilai
simpangan ultimit yang terjadi berada dibawah nilai batas yang ditentukan SNI 03-
1726-2002.
5.4. Perencanaan Struktur Atap
5.4.1. Model Struktur Atap
Gambar 5.1. Denah Atap
Dari denah rangka atap di atas terdapat beberapa tipe atap yang digunakan.
Dalam proses pendesainan, diambil tipe atap yang dominan dan terbesar, yaitu
tipe rangka atap 1. Dan berikut gambar rangka yang digunakan:
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 31/47
31
Gambar 5.2. Rangka Atap Tipe 1
5.4.2. Perencanaan Struktur Rangka Atap
Proses pendesainan menggunakan software SAP 2000 v.14.
Perencanaan Pembebanan Gording
Data struktur
Jarak kuda-kuda : 3,6 meter
Kemiringan : 26°
Lebar bentang : 18 meter
Mutu bahan : BJ 37
Penutup atap : Beton
Jarak antar gording
α = 26°
x = 0,9
tan α = y : x y = 0,439 m
Gording menggunakan profil kanal C.125.50.20.3,2
Berikut data profil untuk gording: q = 6,76 kg/m
A = 8,607 cm2
Zx = 37,4 cm3
Zy = 8,19 cm3
Perhitungan Dimensi Pembebanan Gording
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 32/47
32
Beban Kerja
Akibat Beban Mati
Berat sendiri = 6,76 kg/mBerat penutup mata =
Total beban mati = 56,76 kg/m
Akibat Beban Hidup = 100 kg
Akibat Beban Hujan
Koefisien tekanan akibat air hujan =
=
= 19,2 kg/m
Beban akibat hujan
Akibat Beban Angin
Beban tekanan angin diperhitungakn 40 kg/m2.
Resume Beban Kerja:
Beban Ultimate
Fy = cos α
Fx = sin α
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 33/47
33
Sumbu X
Sumbu Y
Resume beban ultimate:
Dipasang 1 trekstang, maka:
Persyaratan Konstruksi
OK!
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 34/47
34
Perhitungan Struktur Kuda-kuda
Beban mati
Beban hidup
Beban hujan
Beban angin
Beban angin
Selanjutnya beban-beban struktur kuda-kuda di atas dimasukkan kedalam perhitungan
dan pemodelan beban kombinasi menggunakan software SAP 200 v.14. Berikut adalah
kombinasi yang digunakkan:
1,4 DL
1,2 DL + 05 LL
1,2 DL + 0,5 RL
1,2 DL + 1,6 LL + 0,8 WL1
1,2 DL + 1,6 RL + 0,8 WL1
1,2 DL + 1,6 LL + 0,8 WL2
1,2 DL + 1,6 RL + 0,8 WL2
1,2 DL + 1,3 WL1 + 0,5 LL
1,2 DL + 1,3 WL1 + 0,5 RL
1,2 DL + 1,3 WL2 + 0,5 LL
1,2 DL + 1,3 WL2 + 0,5 RL
Gambar 5.3. Pemodelan Rangka
Dari kombinasi di atas didapat kombinasi terbesar, dengan kombinasi tersebut didapatkan
gaya reaksi pada perletakan yaitu
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 35/47
35
Pada sumbu X sebesar 3579,85 kg dan pada sumbu Y sebesar 5644 kg.
Perhitungan beban terhadap sumbu Y dimasukan kedalam perhitungan kolom.
Display Hasil Program SAP 2000 v.14
Gambar 5.4. Frame Section
Gambar 5.5. Detail Frame Section
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 36/47
36
Gambar 5.6. Bentuk Deformasi Rangka
Gambar 5.7. Diagram Momen
Gambar 5.8. Diagram Geser
Gambar 5.9. Diagram Gaya Aksial
Gambar 5.10. Beban Mati
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 37/47
37
Gambar 5.11. Beban Hidup
Gambar 5.12. Beban Hujan
Gambar 5.13. Beban Angin Tekan
Gambar 5.14. Beban Angin Isap
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 38/47
38
Gambar 5.15. Detail Reaksi Perletakan
5.5. Perencanaan Tangga
5.5.1. Model Tangga
Gambar 5.16. Model Tangga
Gambar 5.17. Model Pembebanan Beban Hidup Gambar 5.18. Model Pembebanan Beban Mati
Tambahan
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 39/47
39
Gambar 5.19. Reaksi Perletakan Tangga
5.5.2. Perencanaan Tulangan Tangga
Gambar 5.20. Luasan Tulangan Tangga
Tabel 5.7. Konfigurasi Tulangan Tangga
5.6. Perencanaan Struktur Utama
Perencanaan struktur utama meliputi perencanaan penulangan pada pelat,
balok, dan kolom berdasarkan gaya dalam yang terjadi pada elemen struktur.
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 40/47
40
5.6.1. Perencanaan Pelat
5.6.2. Perencanaan Tulangan Balok dan Kolom
Penulangan pada balok didasarkan pada gaya dalam maksimum elemenstruktur setiap lantainya. Gaya dalam tersebut digunakan untuk menghitung
jumlah tulangan yang diperlukan. Berikut akan diberikan rekapitulasi gaya dalam
maksimum di setiap lantai. Untuk perhitungan gaya-gaya dalam dan perhitungan
tulangan dari balok dan kolom dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 5.8. Gaya Dalam Balok
Tabel 5.9 Gaya Dalam Pada Kolom
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 41/47
41
BAB VI
DESAIN ELEMEN STRUKTUR
6.1.
Rekaputilasi Dimensi Atap
Berikut adalah rekapitulasi dimensi dan panjang las struktur rangka atap baja.
Perhitungan dengan menggunakan program SAP 2000, output selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran.
Gambar 6.1. Rekapitulasi Dimensi Rangka Atap
Tabel 6.2. Rekapitulasi Dimensi Rangka Atap
(halaman berikutnya)
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 42/47
42
1 2L30.30.3 1 40 51 2L30.30.3 1 40
2 2L30.30.3 1 40 52 2L40.40.4 1 40
3 2L30.30.3 1 40 53 2L30.30.3 1 40
4 2L30.30.3 1 40 54 2L30.30.3 1 40
5 2L30.30.3 1 40 55 2L30.30.3 1 40
6 2L30.30.3 1 40 56 2L30.30.3 1 40
7 2L30.30.3 1 40 57 2L30.30.3 1 40
8 2L30.30.3 1 40 58 2L30.30.3 1 40
9 2L30.30.3 1 40 59 2L30.30.3 1 40
10 2L30.30.3 1 40 60 2L30.30.3 1 40
11 2L30.30.3 1 40 61 2L30.30.3 1 40
12 2L30.30.3 1 40 62 2L30.30.3 1 40
13 2L30.30.3 1 40 63 2L30.30.3 1 40
14 2L30.30.3 1 40 64 2L30.30.3 1 40
15 2L30.30.3 1 40 65 2L30.30.3 1 40
16 2L30.30.3 1 40 66 2L30.30.3 1 40
17 2L30.30.3 1 40 67 2L30.30.3 1 40
18 2L30.30.3 1 40 68 2L30.30.3 1 40
19 2L30.30.3 1 40 69 2L30.30.3 1 40
20 2L30.30.3 1 40 70 2L30.30.3 1 40
21 2L30.30.3 1 40 71 2L30.30.3 1 40
22 2L30.30.3 1 40 72 2L30.30.3 1 40
23 2L30.30.3 1 40 73 2L30.30.3 1 40
24 2L30.30.3 1 40 74 2L30.30.3 1 40
25 2L30.30.3 1 40 75 2L30.30.3 1 40
26 2L30.30.3 1 40 76 2L30.30.3 1 40
27 2L30.30.3 1 40 77 2L30.30.3 1 40
28 2L30.30.3 1 40 78 2L30.30.3 1 40
29 2L30.30.3 1 40 79 2L30.30.3 1 40
30 2L30.30.3 1 40 80 2L30.30.3 1 40
31 2L30.30.3 1 40 81 2L30.30.3 1 40
32 2L30.30.3 1 40 82 2L30.30.3 1 40
33 2L40.40.4 1 40 83 2L30.30.3 1 40
34 2L30.30.3 1 40 84 2L30.30.3 1 40
35 2L30.30.3 1 40 85 2L30.30.3 1 40
36 2L30.30.3 1 40 86 2L30.30.3 1 40
37 2L30.30.3 1 40 87 2L30.30.3 1 40
38 2L30.30.3 1 40 88 2L30.30.3 1 40
39 2L30.30.3 1 40 89 2L30.30.3 1 40
40 2L30.30.3 1 40 90 2L30.30.3 1 40
41 2L30.30.3 1 40 91 2L30.30.3 1 40
42 2L30.30.3 1 40 92 2L30.30.3 1 40
43 2L30.30.3 1 40 93 2L30.30.3 1 40
44 2L30.30.3 1 40 94 2L30.30.3 1 40
45 2L30.30.3 1 40 95 2L30.30.3 1 40
46 2L30.30.3 1 40 96 2L30.30.3 1 40
47 2L30.30.3 1 40 97 2L30.30.3 1 40
48 2L30.30.3 1 40 98 2L30.30.3 1 40
49 2L30.30.3 1 40 99 2L30.30.3 1 40
50 2L30.30.3 1 40 100 2L30.30.3 1 40
101 2L30.30.3 1 40
Jumlah
Pelat
Kopel
(buah)
Panjang
Las
(t = 4 mm)
(mm)
Nama
Batang
Dimensi
Batang
(mm)
Jumlah
Pelat
Kopel
(buah)
Panjang
Las
(t = 4 mm)
(mm)
Nama
Batang
Dimensi
Batang
(mm)
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 43/47
43
6.2. Rekapitulasi Penulangan Tangga
Berikut adalah rekapitulasi penulangan tangga. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran.
Tabel 6.2. Rekapitulasi Penulangan Tangga
6.3. Rekapitulasi Penulangan Pelat
Berikut adalah rekapitulasi penulangan pada pelat lantai dan pelat dak. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 6.3. Rekapitulasi Penulangan Pelat
6.4. Rekapitulasi Penulangan Balok
Berikut adalah rekapitulasi penulangan balok. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran.
LANTAI 1
Gambar 6.2. Denah Pembalokan Lantai 1
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 44/47
44
Tabel 6.5 Rekapitulasi Penulangan Balok Utama Lantai 1
LANTAI 2
Gambar 6.3. Denah Pembalokan Lantai 2
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 45/47
45
Tabel 6.6. Rekapitulasi Penulangan Balok Utama Lantai 2
LANTAI 3
Gambar 6.4. Denah Pembalokan Lantai 3
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 46/47
46
Tabel 6.7. Rekapitulasi Penulangan Balok Utama Lantai 3
LANTAI 4
Gambar 6.5. Denah Pembalokan Lantai 4
8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2
http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 47/47
Tabel 6.8. Rekapitulasi Penulangan Balok Utama Lantai 4
6.5. Rekapitulasi Penulangan Kolom
Berikut adalah rekapitulasi penulangan kolom. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran.
Tabel 6.9. Rekapitulasi Penulangan Kolom