23
Penyimpangan pada Demokrasi Terpimpin Pancasila diidentikkan dengan Nasakom Produk hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan dalam bentuk penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955 Presiden menyatakan perang dengan Malaysia Presiden menyatakan Indonesia keluar dari PBB Hak Budget tidak jalan

Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Penyimpangan pada Demokrasi Terpimpin

Pancasila diidentikkan dengan Nasakom

Produk hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan dalam bentuk penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan

MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup

Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955

Presiden menyatakan perang dengan Malaysia

Presiden menyatakan Indonesia keluar dari PBB

Hak Budget tidak jalan

Page 2: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Penyimpangan Konstitusional Pada Masa

Orde Lama

Kekuasaan Presiden dijalankan secara sewenang-wenang, hal ini terjadi karena kekuasaan MPR, DPR, dan DPA yang pada waktu itu belum dibentuk oleh presiden.

MPRS menetapkan Oresiden menjadi Presiden seumur hidup, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan mengenai masa jabatan Presiden.

DPR berada dibawah Presiden.

Pimpinan MA diberi status menteri, hal ini merupakan penyelewengan terhadap prinsip bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka.

Page 3: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

9 Faktor Penyebab Runtuhnya Orde Lama

G 30/SPKI Konflik di tubuh internal AD

Devaluasi, Tingginya inflasi dan Krisis

Moneter

Banyak rakyat dari berbagai golongan

mengutuk PKI

Munculnya front pancasila Angkatan ‘66

Demo oleh rakyat yang menuntut Trituta

Tindakan reshuffle di tubuh Kabinet Dwikora

Penurunan kewibawaan dan kepemimpinan

Presiden Soekarno

Sidang paripurna yang tidak kunjung

menemukan titik temu bagi permasalahan

yang ada

Page 4: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

G30S/PKI

• Peristiwa G30S/PKI bermula pada tanggal 1 Oktober.

• Dimulai dengan kasus penculikan 7 jendral yang terdiri dari anggota staff tentara oleh sekelompok pasukan yang bergerak dari Lapangan Udara menuju Jakarta daerah selatan.

• Tiga dari tujuh jenderal tersebut diantaranya telah dibunuh di rumah mereka masing-masing, yakni Ahmad Yani, M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan.

• Sementara itu ketiga target lainya yaitu Soeprapto, S.Parman dan Sutoyo ditangkap secara hidup-hidup. Abdul Harris Nasution yang menjadi target utama kelompok pasukan tersebut, berhasil kabur setelah berusaha untuk melompati dinding batas kedubes Irak, namun puterinya menjadi korban

• Jenazah korban peristiwa GSPKI ini di masukkan ke dalam sumur yang dinamakan Lubang Buaya

Monumen Palawan Revolusi

Page 5: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

B. Di Yogyakarta1) Kolonel Katamso D, Komandan Korem 072 Yogyakarta.2) Letnan Kolonel Sugiyono M., Kepala Staf Korem 072 Yogyakarta.

A. Di Jakarta1) Letjen Ahmad Yani, Men/Pangad.2) Mayjen S.Parman, Asisten I Men/Pangad.3) Mayjen R. Suprapto, Deputi II Men/Pangad.4) Mayjen Haryono, M.T, Deputi III Men/Pangad.5) Brigjen D.I. Panjaitan, Asisten IV Men/Pangad.6) Brigjen Sutoyo S, Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral TNI AD.7) Lettu Piere Andreas Tendean, Ajudan Menko Hankam/ Kepala Staf Angkatan Bersenjata.8) Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun, Pengawal rumah Wakil P.M. II Dr. J. Leimena.

Korban Keganasan PKI

Page 6: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1
Page 7: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

• Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922.

• Beliau mendapatkan pendidikan formal di HIS (sekolah setingkat SD), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs/setingkat Sekolah Menengah Pertama) dan AMS (Algemne Middelberge School/setingkat Sekolah Menengah Atas).

• Ahmad Yani mengawali karir militernya dengan mengikuti wajib militer oleh pemerintahan Belanda di Malang. Ketika pendudukan Jepang, Ahmad Yani gabung bersama PETA.

• Prestasi Ahmad Yani di bidang militer cukup mengagumkan. Diawali dengan menahan Agresi Militer pertama dan kedua Belanda, dilanjutkan dengan mengalahkan pemberontak DI/TII, Operasi Trikora di Papua Barat dan Operasi Dwikora menghadapi konfrontasi dengan Malaysia. Ketika menjabat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat, Ahmad Yani menolak usul PKI yang menginginkan pembentukan Angkatan Kelima yaitu dipersenjatainya buruh dan tani. Sehingga Ahmad Yani menjadi target penculikan dan pembunuhan PKI dalam Gerakan 30 September.

• Wafat di Lubang Buaya Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 43 tahun.

Jendral A. Yani

Page 8: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Letnan Jenderal Anumerta Suprapto

• Lahir di Purwokerto pada tanggal 2 Juni 1920.

• Letnan Jenderal Suprapto menyelesaikan pendidikan formalnya di MULO dan AMS Yogyakarta.

• Suprapto sering berpindah tugas. Mulai di Semarang sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T&T) IV/ Diponegoro, ditarik ke Jakarta sebagai Staff Angkatan Darat dan kembali lagi ke Kementerian Pertahanan. Setelah pemberontakan Permesta (Perdjuangan Rakjat Semesta) padam, Suprapto bermarkas di Medan sebagai Deputi Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera.

• Suprapto merupakan salah satu Perwira Tinggi yang menolak D. N. Aidit ketika berpendapat membentuk Angkatan Kelima. Sehingga pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, Suprapto pun menjadi salah satu korban penculikan dan pembunuhan PKI.

• Wafat di Lubang buaya Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 45 tahun.

Page 9: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Letnan Jenderal Anumerta M. T. Haryono

• Letnan Jenderal M. T. Haryono lahir di Surabaya pada tanggal 20 Januari 1924.

• Ayahnya seorang asisten wedana di Gresik. Haryono mendapatkan pendidikan formal di ELS (setingkat Sekolah Dasar), HBS (setingkat Sekolah Menengah Umum) dan Ika Dai Gakko (Sekolah Kedokteran masa pendudukan Jepang) di Jakarta, namun berhenti di tengah jalan.

• Ketika di Jakarta, Haryono bersama pemuda lain berjuang mempertahankan kemerdekaan. Dilanjutkan gabung ke TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Pada peristiwa Gerakan 30 September, Letnan Jenderal M. T. Haryono menjadi salah satu korban kebiadaban PKI.

• Jenderal bintang tiga ini sangat cerdas. Haryono fasih beberapa bahasa asing yaitu Belanda, Inggris dan Jerman. Sehingga Haryono sering menjadi perwira penyambung lidah dalam setiap perundingan. Termasuk ketika KMB (Konferensi Meja Bundar), Haryono hadir sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia.

• Wafat di Lubang Buaya Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 41 tahun.

Page 10: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Letnan Jenderal Anumerta Siswondo Parman• Parman yang lahir pada tanggal 4

Agustus 1918 di Wonosobo mendapatkan pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Parman pun masuk ke Sekolah Tinggi Kedokteran, namun tidak sampai mendapatkan gelar dokter akibat Jepang telah menduduki wilayah Indonesia.

• Letnan Jenderal Siswondo Parman diculik dan dibunuh PKI karena menolak usul D. N. Aidit tentang angkatan lima, yaitu dipersenjatainya buruh dan tani atau disebut Angkatan Kelima. Terlebih lagi bahwa Parman merupakan tentara intelijen yang tahu tentang gerak-gerik PKI.

• Wafat di Lubang Buaya Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 47 tahun.

• Beliau dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta

Page 11: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Mayor Jenderal Anumerta D. I. Pandjaitan

• Mayor Jenderal D. I. Pandjaitan lahir di Balige, Sumatera Utara pada tanggal 19 Juni 1925.

• Ketika Jepang tiba di Indonesia, Pandjaitan mengikuti latihan Gyugun dan ditugaskan menjadi anggota Gyugun di Pekanbaru.

• Setelah kemerdekaan, Pandjaitan bersama pemuda lainnya membentuk TKR.

• Karirnya di TKR terus naik, mulai dari komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi,Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera dan menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan yang terakhir adalah Asisten IV Menteri/Pangldad

• Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, beliau mencatat prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk PKI. Dari situ diketahui bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces). Senjata-senjata itu diperlukan PKI yang sedang giatnya mengadakan persiapan melancarkan pemberontakan.

• Wafat di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 40 tahun)

• Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Page 12: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Mayor Jenderal Anumerta Sutoyo Siswomiharjo

• Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen pada tanggal 28 Agustus 1922.

• Beliau menyelesaikan belajar formalnya sebelum Jepang menduduki Indonesia.

• Pada tahun 1945, Sutoyo gabung militer sebagai Polisi Tentara Keamanan Rakyat yang merupakan cikal bakal Polisi Militer. Awal karir Sutoyo di Polisi Militer yaitu sebagai ajudan Kolonel Gatot Soebroto, Komandan Polisi Militer. Karirnya terus naik hingga dipercaya menjadi inspektur kehakiman/jaksa militer utama.

• Dini hari tanggal 1 Oktober 1965, Sutoyo diculik oleh PKI dan dibawa ke markas mereka di Lubang Buaya. Di sana Sutoyo dibunuh dan tubuhnya dibuang ke sumur tak terpakai.

• Wafat di Lubang Buaya Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 43 tahun.

• Jasadnya ditemukan pada 4 Oktober dan dimakamkan pada hari berikutnya

Page 13: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Kapten CZI Anumerta Pierre Tendean

• Kapten Pierre Tendean merupakan ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution yang lahir pada tanggal 21 Februari 1939.

• Tendean mengawali karir militernya menjadi intelijen. Ditugaskan sebagai mata-mata ke Malaysia sehubungan dengan konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.

• Pada peristiwa G30S, Pierre yang disangka Jenderal A. H. Nasution ditangkap dan dibawa oleh PKI ke Lubang Buaya. Disana Pierre dibunuh dan dimasukan ke sumur tak terpakai bersama 6 Perwira Tinggi Angkatan Darat lainnya. Pierre pun dianugerahi Pahlawan Revolusi.

• Wafat 1 Oktober 1965 pada umur 26 tahun di lubang buaya

Page 14: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

• Kedudukan Presiden Ir. Soekarno dan TNI AD semakin kuat setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959.

• Era demokrasi terpimpin, Presiden memegang kekuasaan mutlak untuk membentuk front politik yang mampu menopang kekuasaannya.

• Di sinilah Bung Karno dan PKI membangun kerja sama yang saling menguntungkan.

• Sementara itu, TNI AD pun semakin ambil bagian dalam kancah politik setelah dijalankannya doktrin kekaryaan (cikal bakal dwifungsi ABRI). Jenderal A.H. Nasution membentuk badan-badan kerja sama tentara dan sipil untuk mengimbangi manuver politik Bung Karno. PKI telah menggunakan kedekatannya dengan Bung Karno untuk menyusun kekuatan. Konflik elite terjadi antara TNI AD, PKI, dan Bung Karno.

Konflik Internal di Tubuh AD

Sejak peristiwa G30SPKI, kondisi politik dan keamanan negara Indonesia menjadi sangat kacau. Hal ini diperburuk dengan adanya konflik yang sejak lama ada di dalam kubu internal AD

Page 15: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Devaluasi, Inflasi dan Krisis Moneter

• Dalam Lingkup perekonomian, Inflasi yang kala itu menembus hingga ke level 600% membuat keadaan semakin buruk.

• Upaya pemerintah untuk melaksanakan Teknik devaluasi Uang Rupiah serta dengan mencoba menaikkan harga dari bahan bakar (BBM) malah semakin memperparah dan menimbulkan huru-hara dan ketidak-stabilan Moneter yang membuat keresahan di dalam kehidupan masyarakat.

Page 16: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1
Page 17: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Front Pancasila dan Aksi Angkatan ‘66

Angkatan 66 berjuang tidak dengan senapan, tapi dengan “keberanian, kecerdasan, kesadaran politik, motif yang murni”. Dengan semua itu Angkatan 66 “memberi arah baru pada sejarah nasional Indonesia”. Penamaan Angkatan 66 itu sendiri, diusulkan oleh Jenderal Abdul Harris Nasution kepada KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang baru saja dibubarkan oleh KOGAM (Komandan Ganyang Malaysia) 26 Februari 1966. Kendati sejarah tentang peranan Angkatan 66, telah menjadi bagian dari arsip yang berdebu sejalan berlalunya waktu, tetap saja harus dicatat bahwa generasi muda yang bergerak waktu itu adalah kelompok paling konseptual selain tokoh-tokoh kemerdekaan tahun 1945 sepanjang sejarah republik ini.

Page 18: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Tritura

Hari itu, para demonstran mendatangi DPR-GR dan mengajukan Tritura yang isinya:

1. pembubaran PKI,2. pembubaran kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI3. penurunan harga.

Pada tanggal 26 Oktober 1965 berbagai kesatuan aksi front pancasila seperti KAMI, KAPI, KAGI, KASI, dan lainnya mengadakan demonsrasi yang menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura)

Tritura disampaikan pada tanggal 10 Januari 1966.

Page 19: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

• Pada tanggal 23 Februari 1966 kembali terjadi demonstrasi.

• Pada tanggal 24 Februari 1966 gugur seorang mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim.

• Arif R.H. dijadikan Pahlawan Ampera.• Presiden Sukarno merombak kabinet

Dwikora menjadi kabinet Dwikora yang Disempurnakan.

• Oleh mahasiswa, susunan kabinet yang baru ditentang karena terdapat banyak pendukung G 30 S/PKI yang duduk dalam kabinet.

Karenanya, mahasiswa memberikannya nama sebagai kabinet Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh). Kondisi perpolitikan Indonesia semakin kacau saja. Para mahasiswa yang masih sangat membenci PKI terus menuntut akan pembersihan pemerintahan dari segala atribut PKI.

Tritura

Page 20: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Resuffle Kabinet Dwikora

• Pada tanggal 15 januari 1966 diadakan sidang paripurna Kabinet Dwikora di Istana Bogor.

• Pada tanggal 21 Februari 1966, Presiden Soekarno mengumumkan perubahan kabinet yang dinamakan kabinet dwikora II

• Perubahan itu tidak memuaskan hati rakyat, karena banyak tokoh yang diduga terlibat dalam G30S/PKI masih bercokol didalam kabinet baru yang terkenal dengan sebutan Kabinet Seratus Menteri.

Page 21: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Penurunan Kewibawaan dan Kepemimpinan Presiden Soekarno

Terjadi penurunan kewibawaan serta kekuasaan yang dipegang oleh Presiden Soekarno setelah sejumlah upaya dalam melaksanakan keadilan terhadap para tokoh PKI tidak berhasil secara tuntas walaupun telah dibentuk sebuah Mahkamah Militer Luar Biasa dikenal sebagai Mahmilub.

• Kesehatan Presiden Soekarno mujlai menurun sejak Agustus 1965, saat ginjal kirinya mengalami masalah.

• Dikeluarkan komunike medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) Rubiono Kertopati yang berisi :

1. Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Ir. Soekarno semakin memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun.

2. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Ir. Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada jam 07.00 Ir. Soekarno meninggal dunia.

3. Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Ir. Soekarno hingga saat meninggalnya.

Page 22: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Buntunya Sidang Paripurna

• Tidak ditemukannya titik temu atas berbagai masalah yang sedang hangat bergejolak di tengah masyarakat melalui Sidang Paripurna yang diselenggarakan oleh Kabinet sia-sia tidak berhasil menemukan solusinya.

• Maka, Presiden menempuh dikeluarkannya surat berupa perintah lebih dikenal dengan SUPERSEMAR dari Presiden Soekarno kepada Letjen. Soeharto guna langkah terbaik untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di dalam negeri pada masa Orde Lama sebagai jalan terakhir.

Page 23: Perpindahan Orde Lama ke Orde Baru Part 1

Surat Perintah Sebelas Maret

(SUPERSEMAR)

Merupakan penanda berakhirnya orde lama